"Kau harus percaya untuk memahami, dan harus memahami untuk percaya."
️▪️▪️▪️Sudah sejak tadi pagi para pria penghuni asrama dibuat sibuk dengan berbagai persiapan yang harus dilakukan untuk menyambut hari peringatan bersejarah. Terlebih kabarnya acara kali ini akan dihadiri langsung oleh beberapa tamu istimewa yang menduduki jabatan di kursi legislatif daerah Daegu itu sendiri.
Jika kemarin Jungkook terlihat tidak senang dengan keputusan yang menjadikan terpilihnya ia sebagai ketua pelaksana, lain halnya dengan hari ini, karena sejak tadi pagi pria Jeon itu terlihat gesit dan bersemangat memeriksa segala persiapan yang diperlukan, membuat ke tiga sahabatnya dibuat lagi-lagi heran dengan pria itu.
"Hei, Jungkook. Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kenapa kau aneh sekali akhir-akhir ini," tanya Jimin memukul lengan Jungkook yang tengah menatap lapangan yang nantinya akan digunakan untuk upacara.
Pria Jeon itu menoleh dan menautkan alisnya.
"Aneh bagaimana?" tanyanya membuat Jimin memutar bola matanya malas.
"Jungkook, bagaimana hubunganmu dengan Tzuyu sekarang?" pertanyaan tiba-tiba Jimin membuat Jungkook menatapnya penuh selidik.
"Kenapa kau bertanya?"
Lagi, Jimin dibuat mendelikkan mata karena pertanyaan dari lelaki di sampingnya ini.
"Pertama, saat kau datang kemari, kau terlihat seperti pria putus asa yang tak punya semangat hidup, masih ingat bukan bagaimana kau meminta saran tentang pernikahan?" tanya Jimin membuat Jungkook tahu arah pembicaraan mereka sekarang.
"Dan sekarang? Kau terlihat seperti remaja yang tengah kasmaran,"
"Aku?"
"Ya, tentu saja kau. Mendadak bodoh, huh? Dari tadi kita sedang membicarakanmu," gerutu Jimin membuat Jungkook tertawa, baginya ekspresi menggelikan Jimin hanya terjadi untuk dua hal saja--pertama, jika lelaki itu menggerutu sebab perkataannya tak dimengerti orang lain, dan kedua tentu saat ia menjadi sosok ketakutan ketika amarah Mina meledak.
"Hubungan kalian sudah membaik?"
"Itu mengganggumu?"
"Tentu saja tidak, tapi aku sedikit terkejut mengingat kau dan Tzuyu menurutku kalian sama-sama, ya kau tau maksudku," kali ini Jungkook kembali melihat ke arah depan, masih dengan senyuman di bibirnya.
"Ya, aku tau. Aku dan Tzuyu sama-sama keras kepala, tapi Hyung seperti yang kau dan Namjoon Hyung katakan, bukankah harus ada yang mau mengalah dan memberi kesempatan terlebih dahulu pada hubungan?"
Kali ini Jimin yang tersenyum, menepuk pundak Jungkook seraya merasa bangga dengan hasil didikannya dalam cinta, Jungkook hanya menggelengkan kepalanya sambil mendesis.
"Ya, mengalah untuk memberi kesempatan, tapi bukan mengalah dalam artian lain, Jung," ucap Jimin lagi membuat Jungkook kembali menatapnya.
"Aku banyak belajar dari kalian, aku sudah katakan, bukan? Aku takkan menjadi seperti kalian yang takut dengan istri, aku tidak sama dengan kalian," bela Jungkook membuat Jimin menendang pria itu, namun Jungkook malah tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eadrainn [COMPLETED]
Fiksi Penggemar|SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS| Ada yang menghilang hanya agar tahu rasanya dicari, ada juga yang menghilang untuk terbiasa tak bersama lagi. Rasanya, semua rasa itu mudah. Namun, setelah dirasakan membuat ia tahu tentang pedihnya merasakan. Tak banya...