"Jika itu maumu, ajari aku untuk mengerti dirimu."
▪️▪️▪️Sudah hampir satu jam Jungkook merasakan pegal di tubuhnya, hanya duduk diam dan ikut tersenyum sekadar menanggapi perbincangan yang tidak ia minati justru menguras tenaganya secara lebih, terbukti dengan ia yang terus saja mengembus napas lelah karena merasa bosan berdiam dengan setelan jas formal mirip dengan yang tengah dikenakan sang ayah dan juga pria baya yang tak jauh usianya dari tuan Jeon.
Rasanya Jungkook ingin bertanya sekarang, apalagi yang mereka tunggu hingga sudah dua kali menolak ketika pelayan akan menghidangkan makanannya di meja, ini sudah hampir jam 8, dan tampaknya sebuah kesalahan besar karena pemuda Jeon tersebut menolak menyantap hidangan siang tadi, membuat ia kelaparan sekarang.
"Jung, kenapa dengan kau ini? Sejak tadi kau hanya diam saja dan tersenyum, tidak lebih," bisik nyonya Jeon setelah menyikut sang putra.
"Aku lapar, dan pegal,"
Jawaban itu jelas membuat sang ibu mendelik malas, putranya ini memang selalu saja begitu, membuatnya sedikit khawatir dengan sikap Jungkook yang terlampau jujur jika berada di hadapan seorang gadis.
"Ah, maaf ya, kita jadi menunda acara makan malamnya karena anak yang satu itu belum juga datang," ujar pria di hadapan tuan Jeon membuat kedua orangtua Jungkook menggeleng tak setuju dengan penuturannya.
"Mommy," suara rengekan dari salah satu arah membuat mereka menolehkan pandangan. Tawa yang sejak tadi tercipta kini terhenti mendengar saksama keluhan sang gadis mengenai sang ibu yang menyeretnya berjalan.
Sebuah tatapan tajam membuat gadis itu akhirnya memilih mengerucutkan bibir dan menurut patuh menuju meja makan.
"Maaf karena keributan tadi, gadis ini memang tidak bisa diajak baik-baik," protes sang ibu membuat gadinya hanya mencebikkan bibir.
"Tzuyu ayo beri salam,"
Gadis itu menarik napas dalam, kemudian menarik kedua ujung bibirnya dan menatap lembut orang-orang yang duduk di hadapannya. Itu mungkin senyum palsu, semua orang tau itu, tapi tetap saja senyumannya begitu manis.
"Selamat malam," sapa Tzuyu membuat wanita paruh baya di hadapannya membalas senyuman tak kalah manis.
"Tzuyu, kaukah itu? Benarkah ini Tzuyu?" tanyanya memastikan sambil memegang tangan Tzuyu lembut membuat Tzuyu dan kedua orangtuanya mengangguk.
"Cantik sekali," lanjutnya membuat Tzuyu tersenyum.
"Tzu, apa pernah ada orang yang mengatakan kau tidak cantik?" tanya tuan Jeon kini, Tzuyu hanya mengangguk membuat mereka membulatkan mata.
"Ah, pasti orang itu berbohong," lanjut tuan Jeon lagi mengundang para orang tua tertawa.
Tzuyu hanya menautkan alis, apa yang lucu menurutnya? Dan jangan lupakan satu orang lagi yang sejak tadi hanya tersenyum kecut sambil terus mengusap hidungnya.
Cantik.
Itulah yang ada dalam benak Jungkook sejak melihat kedatangan Tzuyu, tapi bukan itu yang membuatnya tersenyum, apalagi hingga berpikir keras seperti sekarang.
"Tzuyu, ini Jungkook, dan Jungkook ini Tzuyu, kalian masih saling mengingat?" ujar nyonya Chou membuat mereka saling memandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eadrainn [COMPLETED]
Fanfiction|SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS| Ada yang menghilang hanya agar tahu rasanya dicari, ada juga yang menghilang untuk terbiasa tak bersama lagi. Rasanya, semua rasa itu mudah. Namun, setelah dirasakan membuat ia tahu tentang pedihnya merasakan. Tak banya...