"Laki-laki memiliki jiwa pemimpin, dan sikap yang paling tidak disukai pemimpin adalah dipimpin orang lain."
️▪️▪️▪️Terjauh dari hiruk pikuk kota adalah sebuah keinginan, melepas penat bekerja sambil menikmati suasana sejuk dan pemandangan yang memanjakan mata. Menikmati udara dingin hingga perlahan matahari mulai menghangat, mengiringi setiap kegiatan sampai akhirnya kembali berpamitan dan menciptakan orat-oret indah di atas langit.
Tentu itu keinginan Jungkook, namun tidak bagi Tzuyu. Nyatanya gadis itu lebih suka gedung-gedung tinggi pencakar langit buatan manusia dibanding pohon-pohon pinus yang menjulang bak menyentuh langit biru di atas sana.
Mengingat hal itu membuat Jungkook teringat kejadian semalam, bahkan satu mimpi kecilnya tak sejalan dengan gadis yang kini telah ia jadikan teman hidup, membuat pria itu berpikir lebih jauh apalagi mengenai mimpi lain yang jauh lebih besar.
Rasanya memikirkan hal tersebut membuat Jungkook jadi merasa bingung sendiri.
"Jungkook!"
Lagi, teriakan itu yang menghiasi paginya sebelum berangkat dengan setelah yang ia dapat susah payah.
Tak bisakah Tzuyu bersikap layaknya istri yang akan melepas kepergian suami?
Jungkook menolehkan kepalanya ke arah dalam dimana Tzuyu tengah berlari kini.
"Ada apa?" tanya Jungkook lagi dengan raut wajah sedikit malas.
"Hari ini aku mau pergi," ujar Tzuyu membuat Jungkook menautkan kedua alisnya.
"Semalam, Mina Eonnie dan yang lainnya mengajakku pergi belanja bulanan," lagi-lagi perkataan Tzuyu membuat Jungkook terkejut.
Belanja bulanan? Tzuyu?
Tak hanya sampai sana, keterkejutan Jungkook justru lebih berat pada persepsinya yang salah. Ia bahkan mengira Tzuyu takkan sama sekali mau berbaur dengan para istri prajurit lainnya, tapi lihat? Seutas senyuman tercipta di wajah Jungkook membuat Tzuyu yang keheranan sekarang.
Gadis itu berkacak pinggang sambil menatap Jungkook penuh selidik.
"Rasanya belum lama ini seseorang mengatakan padaku mengenai hak dan kewajiban, tapi orang itu juga yang seakan lupa," sindir Tzuyu membuat Jungkook berpikir keras tentang apa yang dibicarakan gadis itu.
"Maksudmu?"
"Ck, mana?"
"Apa?"
"Tentu saja uang gajimu, Jungkook," gerutu Tzuyu sambil menyodorkan tangan pada pria itu.
"Oh itu--"
"Kalimat macam apa itu? Kau ini bagaimana, jika bukan Jeongyeon Eonnie yang mengatakan bahwa seusai gajian acara bulanan seperti semalam akan dilakukan aku takkan pernah tau jika kau sudah mendapatkan gaji,"
Jungkook terkekeh pelan, entah apa yang membuatnya sedikit merasa geli. Ternyata Tzuyu sama saja, ia teringat cerita kawan-kawannya jika mengenai uang bulanan para istri akan sangat sensitif.
"Ya baiklah," Jungkook kembali masuk ke dalam rumah diikuti Tzuyu yang memekik senang di belakangnya, dengan penuh antusias Tzuyu terus saja mengekor kemana Jungkook pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eadrainn [COMPLETED]
Fanfic|SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS| Ada yang menghilang hanya agar tahu rasanya dicari, ada juga yang menghilang untuk terbiasa tak bersama lagi. Rasanya, semua rasa itu mudah. Namun, setelah dirasakan membuat ia tahu tentang pedihnya merasakan. Tak banya...