02# Fail

2.6K 345 57
                                        

"Tapi kau lupa mengajarkan bagaimana caranya untuk tetap baik-baik saja setelah kehilangan."
▪️▪️▪️






Seraya memejamkan mata, Tzuyu menarik perlahan ponsel dari telinga. Rasanya, ia masih belum siap untuk menatap pria di hadapannya sekarang.

"Ekhm,"

Dehaman itu membuat Tzuyu mengalah sekarang. Ia tak bisa lagi mengulur waktunya, dengan penuh keraguan gadis itu menatap ke arah sang pria yang menatapnya sekarang.

"Jadi?"

"Maafkan aku," jawab Tzuyu dengan wajah merasa bersalah seakan sudah terbiasa dengan pertanyaan serupa.

Pria itu mendesah pasrah sambil menyandarkan tubuhnya di kursi membuat Tzuyu mengkerucutkan bibir menatapnya.

"Baiklah, seperti biasanya, bukan?"

"Maafkan aku," bujuk Tzuyu sambil beralih dari duduknya kini dan melingkarkan tangan di leher sang pria dari belakang, yang hanya diangguki saja.

"Jinyoung Oppa," panggil Tzuyu berusaha membujuk pria tersebut. Jinyoung menarik lembut kedua tangan Tzuyu dan mencium telapak tangan sang gadis.

"Tidak apa,"

"Jangan berbohong, kau pasti marah, 'kan?" tanya Tzuyu sambil memiringkan tubuh, pria itu hanya tersenyum.

"Sejujurnya iya, tapi mau bagaimana lagi?"

"Oppa," rengek Tzuyu manja kembali mengeratkan tangannya.

"Tidak masalah, lagipula Ibumu membetuhkanmu sekarang,"

Tzuyu mendengus mengingat ocehan sang ibu tadi di telepon dan gadis itu tak lagi bisa memberi alasan untuk lebih lama bertahan.

"Pulanglah, siapa tau benar-benar penting," ujar Jinyoung lagi membuat Tzuyu menggigit bibir bagian dalamnya. Merasa berdosa bukankah hal lumrah? Ia bahkan menilai alasan sang ibu menelepon bukan hal penting baginya terlebih jika itu dibandingkan dengan Jinyoung, kekasihnya.

Tapi mau jujur pun, rasanya Tzuyu tak mau. Bagaimana jika prianya berpikiran bahwa ia lebih dipaksa mementingkan permintaan sang ibu dibanding dirinya?

"Tzuyu," panggil Jinyoung lagi lembut membuat Tzuyu tersadar dari lamunannya. Gadis itu mengangguk, ia melepaskan tangan walau enggan, meraih tas kecil miliknya dan menatap Jinyoung yang masih berusaha memberi senyuman.

"Maafkan aku, aku janji ini takkan terulang," dan diakhiri dengan kecupan hangat Tzuyu di pipi Jinyoung.

Gadis itu berlari-lari kecil dari sana, meninggalkan Jinyoung yang masih saja diam menatap cahaya lilin di tengah meja. Tzuyu memegang pegangan pintu kaca dengan ragu dan kembali melihat ke belakang, ia kembali berlari dan sekali lagi memeluk sang pria, membuatnya terlonjak.

"Maafkan aku," lirih Tzuyu berhasil membuat Jinyoung tersenyum hangat sekarang.

"Aku tau kau tak pernah menginginkan ini, jangan merasa bersalah, kita bisa atur waktu lagi nanti," setidaknya hal itu membuat hati Tzuyu lebih tenang. Tzuyu melepaskan pelukan dan tersenyum hangat.

Eadrainn [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang