Bibir yeri sedari tadi tak berhenti mendumel, bagaimana tidak hari ini ia terlambat bangun, karena itu dia tidak sarapan dan harus berlari mencari angkutan umum, lalu berlari lagi menuju kelasnya.
Wajahnya pasti sudah lusuh bagai gelandangan, yeri kesal pada dirinya mengapa semalam ia tergoda untuk movie marathon padahal besoknya bukan hari libur.
Setelah sampai di kelasnya yeri langsung mendudukan diri di bangkunya, mengambil udara sebanyak-banyaknya, keringat membasahi wajahnya.
"kamu habis olahraga yer? Lusuh sekali" kata joy sambil menahan tawa.
Yeri memutarkan matanya.
"hampir terlambat" katanya masih mengatur nafas.
"kenapa lagi sampai bisa terlambat?" tanya wendy.
"semalam aku habis movie marathon" jawab yeri.
"nekat kamu, kan tahu hari ini jam pertama pelajaran pak dean bisa habis kamu" kata wendy
"itu juga yang buat aku lari-lari kalau pelajaran guru yang lain sih masih agak santai" ucap yeri.
"tapi kok pak dean tidak ada?" lanjut yeri.
"nah itu, ternyata hari ini semua guru sedang ada rapat jadi sampai jam istirahat pertama kita bebas" kata joy.
Yeri menggeram pelan menahan kesalnya lagi-lagi.
"kenapa kalian tidak bilang?" tanya yeri setengah kesal.
"aku kan sudah bilang barusan" kata joy dengan wajah polosnya.
"kenapa tidak memberi tahu lewat pesan, tahu begitu aku tidak usah lari" kata yeri greget.
"kamu kan tidak bertanya, lagi pula baru di umumkan tadi" kata wendy.
"sudah lah" -yeri.
Jam istirahat berbunyi, namun nyatanya sebelum bel berbunyi kantin sudah di penuhi siswa-siswi.
Siang ini yeri tidak ikut ke kantin bersama kedua temannya, dia memutuskan untuk ke taman, mendengarkan musik sambil menikmati pemandangan sepertinya bukan ide buruk.
Walau belum makan sedari pagi yeri tidak merasa lapar, entah lah nafsu makannya berkurang.
Yeri memasang headset nya mendengarkan lagu sambil sesekali ikut bernyanyi.
Pandangannya lurus ke depan.
"ah kenapa aku selalu melihat eunha" gumam yeri.
Ya, eunha duduk di sana bersama guanlin, gadis itu sedang menyenderkan kepalanya di bahu guanlin.
"ck" decak yeri.
Entah lah, yeri tidak suka dengan eunha gadis itu berpacaran dengan guanlin tapi terus bersama jungkook.
Saat akan mengalihkan pandangannya yeri melihat jungkook berdiri di bawah pohon, matanya memandang ke arah eunha dan guanlin.
"aish drama apa lagi" kesal yeri.
Yeri lalu bangkit berjalan menghampiri jungkook.
"hai jungkook" sapa yeri.
Jungkook menatap yeri sebentar lalu mendelikan matanya, tak menjawab sapaan gadis itu.
"sedang mengintip eunha bermesraan hm?" kata yeri sambil menahan senyumnya.
Jungkook masih tak menjawab.
"aku punya rencana, bagaimana kalau kamu dan aku pura-pura berpacaran kita lihat reaksi eunha bagaimana" kata yeri.
"tidak" setelah mengatakan itu jungkook pergi meninggalkan yeri.
"jungkook tunggu" yeri mencoba menjajarkan langkahnya dengan jungkook.
"siapa tahu eunha juga menyukai mu kook" -yeri.
"bukan kah kamu tahu sendiri eunha tak menyukai ku? Kau mendengar pembicaraan kami di taman kemarin" kata jungkook sarkas.
"eh? Bagaimana kamu tahu?" tanya yeri.
"sudah lah tidak penting" -jungkook.
Langkah yeri berhenti tidak lagi menyamakan langkahnya dengan pemuda itu, lagi pula jungkook akan ke kelasnya, tidak mungkin ia juga mengikuti sampai sana.
"aku tidak akan menyerah walau nantinya sudah pasti aku yang tersakiti"
Chapt 4 guyss gimana????
Masih ada kah yang baca sampai sejauh ini???
Jika ada aku mengucapkan banyak terimakasih karna sudah menyempatkan waktu membaca cerita ku.
Aku harap kalian menyukainya dan selalu menunggu kelanjutannya.
Dan jangan lupa vomment nya guyss bantu aku wkwk...kimsquads #kwc2
#kimsquadswritingchallenge2
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE [SELESAI]
FanfictionBagi seorang kim yerim pembalasan cinta dari jungkook saja sudah lebih dari cukup untuk membuatnya bahagia. Tapi bagi jeon jungkook hal yang membuatnya bahagia adalah melihat jung eunha tersenyum. "kamu bukan sekedar angan, kamu juga bukan sekedar h...