Enam Belas-godaan jungkook

991 131 28
                                    

Tinggal kurang beberapa hari lagi tepat dua minggu mau tidak mau yeri harus menyelesaikan permainan ini, entah lah ini bukan permainan menurutnya ini semacam pengwujudan mimpinya dalam waktu sangat singkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tinggal kurang beberapa hari lagi tepat dua minggu mau tidak mau yeri harus menyelesaikan permainan ini, entah lah ini bukan permainan menurutnya ini semacam pengwujudan mimpinya dalam waktu sangat singkat.

Ataukah memang permainan? Mempermainkan hidup dan hatinya secara tidak sadar.

Yeri menenteng belanjaannya, siang ini cuaca sangat panas matahari bersinar sangat terik, sebelah tangannya terangkat menghalau sinar mengenai wajahnya.

Ia baru saja selesai membeli cemilan di mini market depan komplek.

"ck, ini alasan aku lebih suka musim hujan." yeri terus menggerutu sepanjang jalan, kakinya ia hentak-hentakan menyalurkan rasa kesal.

Gadis kim itu memang lebih menyukai musim hujan, bukan karna ia suka berlari-lari atau bermain di tengah hujan, ia suka dingin. Ya, setidaknya dari pada musim panas yang membuat nya berkeringat, membuat wajahnya kusam dan rambut lepek.

Ia juga suka petrichor, hal lain yang ia suka selain udara dingin, aroma tanah setelah di guyur hujan.

Yeri membuka pintu gerbang dengan cepat, ingin segera sampai di rumah kepalanya sudah pusing karena panas. Iris coklat yeri membulat melihat jungkook sudah duduk nyaman di kursi teras rumahnya.

"jungkook," kata yeri setelah ia sampai di depan pria itu.

"dari mana?" jungkook melirik kantung belanja di tangan kanan yeri.

"dari mini market."

"kenapa tidak masuk? Di dalam ada mama."

"aku mengirim pesan padamu."

"ah, ponselnya aku tinggal di kamar." Yeri membuka pintu rumahnya.

"ayo masuk."

Jungkook berdiri mengikuti langkah yeri masuk ke dalam.

"ma ada jungkook." yeri berteriak.

Tak lama mama nya datang menghampiri mereka. Jungkook berdiri lalu menyalami tangan mama yeri.

"duduk kook," kata mama yeri.

"iya terimakasih tante."

"tante tinggal ya, lagi buat kue nanti kamu jangan cepat-cepat pulangnya ya, nanti tante titip kue buat kamu bawa pulang."

"tidak udah repot-repot tante."

"engga, kebetulan tadi tante iseng bikin kue."

"yeri ambilkan minum." mama yeri kembali ke dapur.

"mau minum apa?" tanya yeri.

"apa saja."

"air keran?"

"ck, yang benar saja."

"makanya aku tanya kamu mau minum apa?"

"susu."

HOPE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang