Bag 23

585 13 5
                                    

Gue pun cuma bisa menanti dengan sabarnya, menantikan kapan Dirga memberhentikan sepeda motornya supaya gue bisa kabur saat itu juga. Tapi sudah 20 menit sejak gue diculik dari sekolahan Dirga tak kunjung memberhentikan motornya sama sekali sampai-sampai gue punya niatan buat loncat dari atas motor tapi gue urungkan karena gue udah takut duluan sebelum melakukannya.

Jadinya gue cuma bisa diam dan sabar menunggu. Dan pada akhirnya kesabaran gue pun berujung manis, Dirga akhirnya memberhentikan sepeda motornya di sebuah rumah yang sangat besar dan mewah. 

Saking besarnya itu rumah sampai-sampai membuat gue ga bisa berkata-kata lagi saking kagumnya melihat rumah sebesar itu.

"Turun" pinta Dirga 

Gue pun langsung turun dari motor Dirga, dan cuma berdiam diri ditempat tanpa melakukan apa pun dan yang bisa gue lakukan hanyalah menunggu Dirga menghampiri gue setelah memasukan motornya ke garasi rumah.

"Ayo masuk" ucap Dirga sambil berjalan di depan gue.

Gue pun mengikuti Dirga dari belakang dan memasuki rumah besar itu.

Dan saat gue sudah berada didalam rumah gue pun dibuat terkejut lagi dengan apa yang gue lihat di dalamnya. Bahkan saking mewahnya rumah itu sampai-sampai membuat gue jadi tidak bisa berkata-kata lagi dan cuma bisa bengong di tempat sambil melihat-lihat sekeliling rumah itu.

Dan saat gue tengah asik melihat-lihat  dan mengagumi seisi ruangan tiba-tiba gue melihat pintu yang ada di samping dekat kolam renang bergeser dan terbuka lebar, dan gue melihat seorang laki-laki yang cuma mengenakan celana renang dengan badan yang basah semua sedang berdiri didepan pintu.

"Yuhuuu, ada tamu ternyata." ucap cowok itu dengan girangnya dan berlari menghampiri gue dan Dirga dengan badan yang masih basah sehingga membuat lantai yang dia lewati menjadi basah dengan air.

Saat melihat laki-laki itu berlari ke arah gue dan Dirga membuat gue jadi takut dan bersembunyi di belakang Dirga.

"Berhenti disitu." ucap Dirga yang sukses membuat kakaknya berhenti melangkah.

"malu-maluin aja, seperti bocah SD. Habis main air langsung lari-lari dirumah. Coba lihat rumahnya jadi basah dan kotorkan cepat pakai baju dan keringkan badan sana."

Arsa cuma bisa mengerutkan keningnya saat mendengarkan ucapan adiknya itu.

"tunggu apa lagi? Cepat pergi" usir Dirga.

Mau tak, mau Arsa pun menuruti permintaan adiknya itu dengan muka cemberut dan bete karena sudah dikatain bocah dan juga dinasehati oleh adiknya yang 7 tahun lebih muda darinya.

"Dirga itu tadi siapa?" tanya gue penasaran sama cowok yang baru saja pergi gara-gara diusir Dirga.

"Dia kakak gue" jawab Dirga

"Ooh." 

ternyata cowok itu kakaknya Dirga pantas saja sifat mereka berdua sangat mirip. Sekarang gue tau dari mana sifat aneh Dirga itu berasal. Dengan sekali lihat pun gue sudah tau bahwa Dirga mendapat didikkan dari kakaknya itu.

"Ko bongong disitu? Ayo sini duduk" ucap Dirga yang sudah duduk di sofa yang ada di ruang tamu mereka.

Gue pun menghampiri dan duduk disamping Dirga dengan diam dan bingung harus ngapain lagi.

Dan Dirga pun juga ikutan diam saja tanpa berkata-kata lagi setelah kami duduk diruang tamu ini. Dirga cuma sibuk bongkar-bongkar isi tasnya dan entah apa yang sedang dia cari sampai harus mengeluarkan semua isi tasnya dan meletakkannya di atas meja.

"ketemu" ucap Dirga saat menemukan benda yang dia cari.

Dan gue melihat Dirga sedang memegang sebuah gelang yang sangat indah sampai membuat mata gue ga bisa berpaling dari gelang itu.

My Crazy Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang