Bag 30

250 9 1
                                    

Maaf tadi di unpublish..😁😁✌✌
Ceritanya belum selesai di edit eh malah nggak sengaja ke klik publis..😄😄
Jadinya aku buru-buru batalin publisnya supaya nggak kebaca sama kalian..😎😎

Ya sudah ini langsung baca saja yah.. Kalau ada kata yang masih sulit dipahami silahkan komen saja.

Setelah ngobrol panjang dengan Arlin gue pun langsung balik ke kelas gue begitupun Arlin yang juga langsung balik ke kelasnya.

"udah ngobrol sama Arlin?" tanya Rani saat gue sudah duduk manis di tempat duduk gue.

"sudah," jawab gue

"gimana reaksi Arlin saat lu bilang itu semua ke dia?" tanya Rani.

"Arlin marah banget sama gue karena baru cerita masalah itu sekarang, dan dia juga bilang mau hajar orang yang ada dibalik ini semua," jelas gue.

"iih, Arlin keren banget sih. Beruntung banget lu tau nggak dapat teman yang care seperti itu," ucap Rani.

"Kalau gue boleh tau lu teman sama Arlin itu sejak dari kapan sih?" tanya Rani penasaran

"sejak gue umur 10 tahun kalau gue nggak salah ingat" ucap gue sambil berpikir

"berarti sudah 6 tahun dong kalian berteman dekat" ucap Rani

Gue pun cuma bisa mengangguk mengiyakan ucapan Rani

"gimana ceritanya lu bisa ketemu dan sedekat itu sama Arlin" ucap Rani penasaran

"Lu mau tau ceritanya?" tanya gue

"iya mau," jawab Rani sambil mengangguk dengan semangatnya

Gue pun mulai menceritakan awal mulanya gue bertemu dan berteman dengan Arlin tepat pada saat itu gue masih berumur 10 tahun.

❇️❇️❇️❇️❇️

Flashback Citra.
Waktu itu gue sedang asik jalan-jalan bersama bokap dan nyokap gue di taman kota saat hari libur.

Kami menikmati liburan kami di taman itu dengan bokap masih sibuk dengan laptopnya sedangkan gue dan nyokap malah pergi meninggalkannya buat beli es krim yang dijual di seberang taman.

Saat gue dan nyokap berjalan menuju penjual es cream yang ada diserang taman tiba-tiba gue dan nyokap mendengar isak tangis seseorang dari kejauhan.

Nyokap gue yang penasaran dengan isak tangis itu pun mencoba mencari-cari dari mana asal suara itu berasal dan nyokap gue menemukan seorang anak laki-laki sedang menangis dibalik pohon besar yang ada di taman itu.

Nyokap gue pun menghampiri anak laki-laki itu yang dari tadi tidak berhenti menangis sambil memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya.

"Anak ganteng kenapa nangis disini?" tanya nyokap gue sambil jongkok disamping anak laki-laki itu

Anak laki-laki yang menangis itu pun langsung kaget dan menengok ke arah nyokap gue dengan mata merah akibat menangis serta air mata yang tak hentinya membasahi pipinya.

"pengen pulang," ucap anak laki-laki itu sambil terisak-isak.

"dasar cengeng," ucap gue saat melihat anak laki-laki di hadapan gue ini begitu lemah dan nyeselin baget gara-gara dia gue jadi nggak jadi beli Es krim.

Mendengar ucapan gue barusan itu sukses membuat anak laki-laki itu tambah menangis lebih keras dari sebelumnya.

"Citra kamu nggak boleh gitu," omel nyokap gue dengan muka yang sudah kesel banget sama gue karena sudah buat anak orang jadi menangis sangat keras.

My Crazy Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang