Struktur Organisasi Kelas

2.1K 83 0
                                    

Saat gue sedang asik dengan pikiran-pikiran aneh yang ada di otak gue, gue malah melupakan bahwa gue masih berdiri didepan Dirga sambil senyum-senyum sendiri akibat pikiran aneh yang gue pikirkan.

"Isi kepala lu itu apa sih?" ucap Dirga sambil memukul pelan jidat gue menggunakan jari telunjuknya

"Ya, otak lah" ucap gue ketus sambil menangkis tangan Dirga yang berada di jidat gue

"gue nggak yakin lu punya otak" ucap Dirga sambil melipat kedua tangannya dan memandang gue dengan tatapan meragukan.

Gue nggak memperdulikan ocehan dan tatapan Dirga ke gue, karena menurut gue itu tidak penting untuk dijawab. Kalau gue ladenin itu anak sampai jam pulang sekolah pun nggak akan kelar.

Gue langsung saja kembali ketempat duduk gue yang berada di barisan kedua dari tempat duduk Dirga berada.

Gue langsung saja kembali ketempat duduk gue yang berada di barisan kedua dari tempat duduk Dirga berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Contoh lokasi duduk

Tak berselang lama teman-teman sekelas kami mulai berdatangan dan membuat seisi kelas jadi berisik dan tidak sesepi dan sehoror waktu gue sendirian tadi.

"Pagi Citra" ucap teman sebangku gue Rani yang baru datang dan duduk disamping gue.

"Pagi Rani." ucap gue sambil tersenyum simpul

Gue masih ingat betul saat pertama kali ketemu dengan Rani. Saat itu Rani kesulitan memilih tempat duduknya, Dan dia cuma bengong di depan pintu sambil melihat-lihat ke arah siswi-siswi yang sedang ribut memilih posisi tempat duduk mereka masing-masing. 

Sedangkan gue santai banget karena sudah menemukan tempat duduk yang paling strategis buat gue.

Padahal bangku disamping gue kosong tapi nggak ada satu pun siswi yang mau duduk disana. 

Mereka malah rebutan bangku yang berada paling belakang. Menurut mereka bangku yang paling belakang itu adalah bangku yang strategis buat tidur saat jam pelajaran atau bersuka ria dengan Smartphone masing-masing.

Rani yang dari tadi bengong di depan pintu tiba-tiba muncul di samping gue pada saat gue sedang asik melihat siswi-siswi rebutan bangku yang ada di paling belakang.

Dan dia bertanya apakah bangku yang ada di samping gue itu ada yang menempatinya atau tidak?

Ya, gue jawab saja "gak ada," emang bangku satu itu nganggur dari tadi, dan menunggu orang yang tepat untuk duduk disana.

Walaupun kami baru mengenal satu sama lain, tapi kami merasa sudah mengenal lama dan cepat banget dekatnya.

Mungkin itu karena Rani bukan tipe anak yang pendiam, dia bahkan nggak bisa berhenti ngomong waktu dia sudah duduk disamping gue. 

Gue pun mudah banget terbuka sama orang yang baru gue kenal itu. Gue bahkan enggak merasa canggung sedikit pun bicara sama Rani karena dia tipe anak yang asik untuk diajak bicara.

※※※

Hening, itu adalah hal pertama yang gue rasakan saat wali kelas kami, yaitu kelas X Mipa 1 memasuki ruangan kelas. 

Suara berisik yang tadinya menggema di seisi ruangan kini tidak ada lagi. Yang terdengar hanyalah suara wali kelas kami yaitu Pak Anto. 

Ya, hanyar suara Pak Anto lah yang gue dengar. Beliau menjelaskan bermacam-macam hal, dan beliau juga memilih beberapa nama dari kami untuk mengisi struktur organisasi kelas.

Dan dari beberapa nama yang terpilih gue malah masuk didalamnya. Gue malah terpilih jadi sekretaris kelas. Kalau saja yang memilih itu teman-teman sekelas gue, maka gue akan langsung menolaknya. Tapi yang memilih ini adalah wali kelasnya langsung gimana gue nolaknya?

Yang lain juga tidak bisa berbuat apa-apa saat namanya masuk dalam struktur organisasi kelas.

"Beberapa nama yang bapak sebutkan tadi bapak harapkan bisa menjalankan tugasnya masing-masing. Dan buat ketua kelas bapak minta untuk mengumpulkan biodata teman-temannya, dan nanti antar keruangan bapak" ucap Pak Anto

"Ya, Pak" ucap ketua kelas yang tak lain adalah Dimas

Pak Anto pun langsung keluar dari kelas dan membuat seisi kelas yang sunyi seperti kuburan menjadi ribut lagi seperti di pasar.

"Mohon perhatiannya teman-teman. Kalian dengar sendiri kan apa yang dikatakan Pak Anto tadi? Harap kalian segera mengisi biodata kalian masing-masing terus serahkan pada gue kalau sudah selesai" ucap Dimas dengan penuh kharisma

Gue berpikir pak Anto tidak salah menunjuk Dimas sebagai ketua kelas. 

Dimas memang mempunya sisi kepemimpinan dan kharisma yang terpancar di wajahnya dan membuat seisi kelas yang ribut tadi jadi hening seketika saat mendengarkan Dimas berbicara.

"Jangankan biodata, hati gue pun bakal gue serahkan ke lu mas" ucap salah seorang siswi kelas gue

"Eya, Code keras tuh, code keras" sambung salah seorang siswa kelas gue dan membuat seisi kelas yang hening tadi jadi ribut kembali.

Sampai sini dulu yah.👐👐👐
Maaf jika ceritanya terlalu pendek. Dan sampai jumpa minggu depan.👋👋
.
.
.
.
.
⬇⬇⬇

My Crazy Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang