Bag 15

1.2K 52 1
                                    

"Citra..." Teriak seseorang saat gue sedang berjalan memasuki pintu gerbang sekolah

Gue pun menengok ke arah dimana berasalnya suara yang memanggil-manggil nama gue itu, dan gue melihat sesosok laki-laki memakai seragam sekolah yang sama dengan gue, dan wajah orang itu pun sangat familiar buat gue, dia setengah berlari sambil tersenyum ke arah gue.

"Lama tak bertemu! Padahal kita satu sekolah tapi jarang ketemu." Ucap laki-laki itu menghampiri gue sambil nyengir

"Ooh" Ucap gue singkat dan malas meladeni orang yang lagi berada disamping gue, yang tak lain adalah teman gue sendiri.

"Gitu amat jawabnya. Lu lagi PMS yah?" ucapnya

"Menurut lu!" Ucap gue setengah berjalan memasuki gerbang sekolah dan meninggalkan teman gue yang diam mematung di depan pintu gerbang

"Iih, lu kok ninggalin gue? nggak kengen apa sama gue? Kita itu nggak ketemu lama tau." ucapnya

"Woy Arlin Erlangga kita itu nggak ketemu secara langsung cuma 1 bulan tapi ucapan lu itu seolah-seolah kita nggak bertemu selama bertahun-tahun. Lagian kita itu juga satu sekolah hanya saja berbeda kelas doang ngapain juga gue kangen? Orang gue selalu ngeliat lu setiap hari senin saat upacara bendera, dan berada di barisan anak-anak yang sering terlambat jadi buat apa kangenin lu coba?" ucap gue panjang lebar

"Tapi gue kan nggak pernah lihat lu!" Ucap Arlin dengan muka yang sedih.

"Lu lebay tau" ucap gue kesal dengan teman semasa kecil gue itu

"Lu kok gitu sih! Gue tuh benar-benar kangen tau" ucap Arlin sambil merangkul bahu gue menggunakan lengannya.

Reflek dengan tingkah Arlin yang mendadak merangkul gue itu. Gue pun langsung saja menginjak kakinya dan mendorongnya dengan kencang agar menjauh dari gue dan itu berhasil membuatnya menjauh bahkan sampai jatuh terduduk di halaman sekolah dengan kedua tangannya dijadikannya sebagai penyangga agar dia tidak jatuh terlentang.

"Citra kok lu teg... AAAAAAAAAAAAAAAAAA" jeritan Arlin yang tiba-tiba itu membuat semua orang jadi memperhatikannya

"Woy tangan gue woy" ucap Arlin setengah kesakitan karena si tukang injak telapak tangannya tak kunjung mengalihkan kakinya dari tangan Arlin.

Dan gue pun cuma bisa bengong melihat Arlin yang sedang kesakitan karena tangannya diinjak oleh Dirga yang cuma natap Arlin dengan tatapan sinis tanpa menjauhkan kakinya dari telapak tangan Arlin saat dia meringis kesakitan.

"Woy lu tuli yah? Tangan gue lu injak bego" kata-kata kasar keluar begitu saja dari mulutnya karena merasa kesakitan

Tapi bukannya menjauhkan kakinya dari tangan Arlin, Dirga malah semakin menginjak tangan Arlin dengan kuat dan itu malah membuat Arlin semakin berteriak nggak karuan sampai-sampai membuat semua siswa dan siswi yang tadinya bergegas masuk ke kelas masing-masing malah berhenti dan memperhatikan mereka sambil sesekali berbisik-bisik.

"Jangan menghalangi jalan gue" ucap Dirga dengan sinisnya sambil perlahan menjauh dan pergi begitu saja tanpa meminta maaf sama sekali

Gue cuma bisa diam membisu dan tak banyak berkata-kata saat Dirga perlahan pergi menjauh, dan gue pun melihat ke arah Arlin lagi untuk melihat keadaan Arlin, dan gue melihat tangan Arlin sampai memerah dan sedikit berdarah. Gue pun yang tadinya pengen marah sama Arlin menjadi kasihan padanya dan membawa dia ke ruang UKS agar lukanya bisa dibersihkan dan diobati.

"Makanya jadi orang itu jangan iseng sama gue kualatkan lu" ucap gue sambil mengobati luka Arlin dengan kasarnya.

"Aaaaaaaa... Lu bisa lembut dikit nggak sih?" Ucap Arlin kesakitan

My Crazy Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang