Bag 24

400 11 3
                                    

Entah mimpi apa gue semalam sampai pagi-pagi buta sudah disamperin oleh dua anak yang sembari tadi ga bisa akur dan ribut melulu sampai buat gue jadi geram lihatnya.

"sampai kapan kalian akan saling bertatapan seperti itu." ucap gue jenuh melihat Arlin dan Dirga yang ga henti-hentinya saling memandang satu sama lain dengan tatapan penuh ancaman satu sama lain.

[...............]

Arlin dan Dirga tidak menggubris ucapan gue atau pun memperhatikan gue sedikit pun. Mereka berdua masih sibuk dengan perang mata satu sama lain yang mana itu membuat gue tambah kesal dengan mereka berdua.

"Kalian berdua pagi-pagi buta kerumah gue mau ngapain?" tanya gue

"Jemput lu" jawab mereka barengan

"Emang gue minta di jemput?"

"Enggak" jawab Arlin dan Dirga barengan untuk kesekian kalinya

"Ya, kalau gue ga minta dijemput kenapa juga kalian kemari!"

"Pengen aja" jawab mereka barengan lagi. Yang mana itu malah buat gue tambah kesal sama jawaban mereka yang berbarengan itu.

Karena terlalu kesal sama tingkah mereka berdua gue pun akhirnya memutuskan mengusir mereka berdua dari rumah gue.

"Pergi dari rumah gue. Gue ga mau berangkat masa kalian berdua atau salah satu dari kalian." usir gue kepada Dirga dan Arlin sambil mendorong mereka berdua keluar dari rumah gue.

Setelah mengusir Dirga dan Arlin dari rumah gue. Gue pun langsung saja pergi ke kamar buat menyiapkan beberapa peralatan sekolah.

Setelah selesai menyiapkan perlengkapan sekolah gue pun langsung pamit ke nyokap dan bokap yang masih berada di ruang makan.

"Pa, ma Citra pamit ke sekolah dulu" ucap gue sambil mencium tangan kanan kedua orang tua gue secara bergantian.

Setelah acara pamitannya selesai gue pun bergegas keluar rumah buat berangkat sekolah barang abang ojek online pastinya. 

Siapa lagi yang mengantar gue ke sekolah kalau bukan si abang ojek langganan gue.

Gue pun bergegas keluar rumah menghampiri abang ojek langganan gue yang katanya sudah didepan rumah nungguin gue.

❇️❇️❇️❇️

Saat gue sudah keluar dari rumah, gue malah mendapati Dirga dan Arlin pada duduk di motor mereka masing-masing.

"Kenapa mereka masih disini! Gue pikir mereka sudah pergi saat gue usir tadi. Di tambah lagi di mana tu abang ojek yang bilang tadi sudah didepan rumah. Tapi ga kelihatan batang hidungnya." batin gue

Saat gue tengah mencari-cari ojek yang gue pesan tiba-tiba saja gue dapat chat dari si abang ojek yang bilang dia mendadak pergi karena takut karena dia dihadang oleh dua preman yang membawa balok kayu besar di tangannya tepat di depan rumah gue. 

Seketika itu juga gue berpikir yang dimaksud oleh si abang ojek itu ialah Dirga dan Arlin yang dari tadi ga berhenti menatap gue sambil bengong di tempat mereka masing-masing.

Gue pun memutuskan untuk menghampiri mereka berdua.

"Kalian kan yang sudah takuti tukang ojek gue?"

Mereka berdua pun jadi saling memandang satu sama lain saat mendengar perkataan gue terus mengedikkan bahu mereka barengan.

"Mau kalian berdua itu apa? Gue jadi ga bisa berangkat sekolahkan gara-gara ulah kalian berdua"

"Kan ada gue. Lu bisa berangkat barang gue." ucap Arlin yang langsung dapat tatapan tidak suka dari Dirga saat mendengar ucapannya.

"Gak! Gue ga mau berangkat bareng lu."

My Crazy Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang