Kelas X Mipa 1 adalah kelas yang semua murid di dalam kelas itu adalah murid pilihan.
Kenapa gue bilang murid pilihan? Karena siswi dan siswa yang masuk di dalam kelas itu adalah siswa dan siswi yang berprestasi atau paling tidak menempati peringkat 1 sampai 3 dari masing-masing sekolahan.
Dan kebetulan gue yang biasanya menduduki peringkat yang naik turun di SMPN 21 Harapan yaitu peringkat 1 dan 2 disekolah gue itu lah yang membuat gue bisa masuk kekelas pilihan ini.
※※※
"Gue datangnya paling awal lagi! Padahal hari ini gue sudah sengaja perginya lebih siangan sedikit dari kemarin, tapi gue masih saja datang yang paling awal." gerutu gue saat melihat kelas gue masih kosong
"Ya sudah lah masuk saja, paling sebentar lagi mereka bakal datang" ucap gue sambil memasuki kelas dan duduk di tempat duduk gue
Krek.. krek..
"Bunyi apa itu?" ucap gue takut saat mendengar suara aneh di belakang gue
Gue mencoba menengok ke arah belakang tapi tidak ada satu orang pun di belakang gue.
Krek..
Kali ini suaranya lebih nyaring dari tadi. Gue pun jadi penasaran dari mana asal suara tersebut.
Gue langsung saja berdiri dari tempat duduk gue dan berjalan mencari asal bunyi yang tidak enak di dengar dan menakutkan itu.
gue terus berjalan sampai ke tempat duduk Dirga dan Bimo. Dan gue mendapati Dirga sedang tertidur di atas bangku mereka.
"Ternyata dia yang membuat suara berisik itu." ucap gue heran melihat Dirga pules banget tidur dengan menutup kedua matanya menggunakan lengan kanannya.
Gue pun membiarkan Dirga tidur di tempat duduknya, lalu gue langsung kembali lagi ketempat duduk gue setelah tau dari mana asal bunyi yang menakutkan itu.
Plak..
"Aw, siapa yang nabok gue pakai kertas?" ucap gue sambil melihat kertas yang mengenai kepala gue jatuh ke lantai disamping gue
"Satu orang yang ada selain gue di kelas ini hanya Dirga" gumam gue sambil memungut dan memegang kertas yang ada di lantai lalu berbalik ke arah belakang untuk memastikan apakah benar dugaan gue bahwa dia yang ngelemparin kertas-kertas itu ke arah gue.
Dan dugaan gue benar banget Dirga sudah tidak tidur lagi. Dirga bahkan duduk dibangkunya dan memandang gue sambil tersenyum.
"Ini anak kenapa senyum dan mandang gue seperti itu? Gue jadi merinding lihatnya." ucap gue sedikit jijik! saat melihat Dirga tersenyum pada gue, dan gue langsung saja memalingkan badan gue kedepan lagi.
Plak. Plak. Plak. Plak. Plak.
Saking nggak dipedulikan Dirga malah ngelemparin gue terus-terusan menggunakan kertas.
Habislah sudah kesabaran gue yang dari tadi gue tahan-tahan. Gue langsung memungut semua kertas-kertas yang Dirga lemparin ke badan gue tadi, lalu kertas-kertas itu gue lemparin balik ke Dirga tanpa henti dan jeda.
Bahkan saking kesalnya gue malah ga sengaja ngelemparin tas gue juga kearah Dirga.
"Tas gue" ucap gue yang baru sadar telah ngelemparin tas gue kearah Dirga.
Dirga cuma bisa melongo tak percaya sambil memandang tas yang sukses mendarat di mukanya itu sekarang berada di hadapannya.
"Kembalikan tas gue" ucap gue ketus
Dirga bukannya mengembalikan tas gue dia malah memasukan tas gue itu ke dalam laci meja nya.
"Kembalikan nggak tas gue" ucap gue kesal dengan tingkah Dirga

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Boy Friend
Genç KurguApa kalian pernah punya teman sekelas yang nyebelin, aneh, + jahil yang nggak ketolongan? Kalau gue punya satu disini dan namanya adalah Dirga. Dan yang paling anehnya lagi Dirga yang gue lihat dan orang lain lihat itu berbeda. Hah, yang benar saja...