"Gue tau lo akhir-akhir ini deket sama Siyeon."Seoyeon menaruh tasnya dikursi samping yang kosong, tanpa basa-basi langsung menuju ke inti saat datang.
Setelah mengantar Siyeon, Jeno meminta waktu sebentar dengan Seoyeon, membahas hal yang tidak ia mengerti saat dikantin tadi.
"Iya..." sahut Jeno, "heheh.." kemudian nyengir canggung karena Seoyeon menatap seakan bisa menerkam lelaki itu dan mencabik-cabik organnya dalam hitungan detik.
"Kok bisa?"
"Hah?" Jeno menaikkan kedua alisnya.
"Heh hoh, ya gue nanya kok lo bisa deket?" Wajah jutek Seoyeon membuat Jeno nervous, pasalnya dia tau cewek ini satu-satunya yang paling gak jutek ke Siyeon, entahlah, semacem ibu sama anak.
Ibunya galaaaaakk banget anaknya lembut. Gitu deh perumpamaan buat Seoyeon si ibu sama Siyeon si anak.
"Ya...gak tau?? Emang pendekatan harus dikasih tau alasannya?"
Seoyeon berpikir sebentar lalu berucap, "Oh, lo lagi pendekataaaan, jadi mau pacaran gitu?"
"M-mungkjn?"
BRAK !
Seoyeon mencondongkan badannya ke depan menatap tajam Jeno.
Jeno kaget.
Satu meja kaget.
Satu cafe ikut kaget.
"Yang serius. Kasih kepastian gak usah ngasih dia harapan taunya lo cuma main-main."
Kan, galak lagi.
"Iya, tapi kan gua gak tau dia suka sama gua apa enggak? Kalau gak suka ya tandanya gua harus mundur."
"Nggak bisa apa berjuang dulu?!" Air muka Seoyeon berubah, tidak terima pernyataan Jeno.
"Nih ya, cowok tuh bingung kalau ceweknya didepan keliatannya gak suka taunya dibelakang malah berharap, gua gak bisa paham dengan tingkah dia nantinya." Jeno menjelaskan, tetapi Seoyeon terlihat masih belum paham, maka dari itu ia melanjutkan.
"Kalau suka ya tunjukin, kalau enggak ya bilang, gua bisa mundur, buat apa berjuang pertahanin yang gak mau dipertahanin? yang gak mau diperjuangin? sesederhana itu gak perlu dibikin ribet."
Seoyeon terdiam sambil berpikir.
Yaudah dia ngalah dan hanya menganggukkan kepala, dia cewek soalnya bukan cowok walau kelakuan juga kadang kayak laki.
"Oke gak usah bahas ini dulu, bahas yang tadi dah gua penasaran." Jeno mengalihkan pembicaraan.
Seoyeon menatap lawan bicaranya, berlagak seperti detektif yang menganalisa apakah orang ini dapat dipercaya—gak selebay itu juga sih. Tapi inikan juga diomongin tanpa ada Siyeon, apalagi nyangkut sama masalah Siyeon ya gak enak lah.
"Lo pernah ngaca gak?"
Jeno mengangguk.
Seoyeon menghela nafas pasrah, "gue bukan maksud gimana-gimana, tapi seantero sekolah juga tau kalo lo termasuk kategori cowok paling cakep di sekolah, nyadar gak?"
"OH JELAS!" Jeno terlihat bersemangat sementara Seoyeon merasa menyesal berbicara soal itu.
"It's not a compliment ya anjir." Cewek itu merotasi bola matanya, tau gini mending Seoyeon gak ngomong aja mending.
"Tapi lo juga harusnya nyadar, gak cuma Siyeon yang suka sama lo."
"Iya gua tau."
Jawaban Jeno membuat Seoyeon memicingkan matanya, "Lo tau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
wattpad ft. jeno [FIN]
Fanfiction[𝐞𝐧𝐝] [shipper] siapa sangka seorang jeno mau baca wattpad demi tau siapa yang menulis tentang dirinya??? ©lucifears, 2019 highest rank# #2 -xiyeon [040120] #1 -00liner [080120] #2 -leejeno [200120] #1 -leejeno [250120] #1 -xiyeon [240320] #1 -00...