because this special chapter is about all day-nya seoyeon dan haechan, this chapter gonna be a long chapter, aku harap kalian gak bosen:(
vote dan commentnya boleh dibanyakin? i'll be so much more than just happy. thank you
--
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"naik." haechan turun dan membungkukan setengah badannya, "naik ke punggung gua."
--
"sesuai rencana, ini samyang punya si jeno bumbunya buang aja. mau gua pakein bumbu indomie soalnya." haechan membuka bungkus indomie yang tadi dia bawa sendiri dari rumah.
"yaudah. mana?"
"ambil lah, punya tangan."
seoyeon senyum penuh dendam. gadis itu melirik sinis lelaki disebelahnya sebelum mengambil samyang diplastik yang abis dibeli sama jaemin.
giliran haechan kalau minta tolong masih ditolongin sama seoyeon, soalnya suka didoain panjang lebar sama haechan, contohnya minggu lalu haechan minta tolong kumpulin tugas karena seoyeon sekalian mau ke ruangan guru.
pas seoyeon nolak, haechan langsung ngoceh ditambah doain yang nggak-nggak.
"duuuh, galak pisan. coba diminta tolong lo kan sekalian mau ke ruang guru. dapet pahala, dosanya terhapuskan, disayang sama tuhan karena bantu sesama, sia teh menyia-nyiakan kesempatan buat mendapat pahala ya coba galak gini beneran gak punya pacar sampe tua, coba hatinya dimalaikatin jangan diiblisin, orang mah ya-"
"bacot anjing." seoyeon kesel banget kalau haechan udah ngoceh, mana volume suaranya out of control. berisik banget kayak ngebor jalan tol. akhirnya seoyeon bantuin, iklas gak iklas sih.
"seoy."
"apa?"
"kalau siyeon tau gimana?" tanya haechan, cowok itu nyari topik yang berfaedah biar nggak mengundang gas dari mulut seoyeon.
"ya kan namanya rahasia, ujung-ujungnya juga ada yang tau kali." kilah haechan, cowok itu mengaduk samyang punya seoyeon yang udah jadi.
"ya gak tau. gimana nanti." lagi-lagi jawaban simpel yang keluar dari mulut seoyeon.
"kalau kita gimana?" kali ini haechan mengubah posisi badannya ke kiri menghadap seoyeon, lelaki itu menatap lekat sedangkan yang ditatap tidak merespon sama sekali.
"seoyeon. kalau kita gimana?"
"apanya?" tanya seoyeon balik, tanpa mengalihkan tatapannya dari mengaduk-aduk samyang milik jeno dipanci.