19

4.7K 874 235
                                    


vomment ya jangan lupa :(

———

Mood Jeno pagi ini adalah :

Adakah diantara kalian yang ingin mengucapkan selamat kepada pemuda Lee ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adakah diantara kalian yang ingin mengucapkan selamat kepada pemuda Lee ini?


Malam itu, diantara kerumunan penonton ulang tahun Nancy, Siyeon tidak melarikan diri seperti yang gadis itu lakukan sebelumnya. Ia masih mematung, bahkan ketika langkah kaki Jeno perlahan mendekatinya. Beberapa anak kelas lain yang nggak tahu menahu soal keduanya mulai berbisik dan sedikit mengeluarkan suara tidak percaya.

"Gimana?" Tanya Jeno, suaranya pelan ditengah bising yang mulai terdengar karena orang-orang di sekitar kembali bersorak.

"A-apanya gimana?"

Pemuda itu terkekeh, "malah nanya balik," ia menatap Siyeon dengan senyum membuat gadis itu tidak bisa berkutik, "gimana? perasaan gue mau lo bales apa nggak?" lanjutnya.

Siyeon mengangguk susah payah menyembunyikan senyumnya.

Kemudian Jeno menjulurkan tangannya dan menggenggam tangan Siyeon, semua orang disekitar mereka langsung sahut-sahutan menggoda keduanya.

"MOHON SABAR YA NONA-NONA, LEE JENO UDAH NGGAK AVAILABLE LAGI!!" Teriak Haechan dengan gaya seperti menenangkan orang yang habis berantem, "KALO MAU YANG AVAILABLE NIH ADA LEE HAECHAN, NGGAK KALAH GANTENG, NGGAK KALAH KEREN, NGGAK KALAH—LOH KOK BUBAR SIH?!"

Siyeon, Jeno, dan teman-teman lainnya tidak bisa menahan tawa ketika melihat cewek-cewek angkatan mereka pada bubar ketika Haechan mempromosikan dirinya. Malam itu, pesta ualng tahun Nancy sudah pasti berjalan lancar, dan rencana yang Jeno susun susah payah bersama gadis McDonnie tersebut juga berjalan saaaaaangat lancar.



TING!

Lee Jeno mengecek ponselnya sebelum pemuda itu memasukannya ke dalam saku seragam sekolah, ada pesan masuk dari Nancy.

Nancy M :
Jen, starbucks-nya jangan lupa yes.


——


Siyeon baru saja selesai menyisir rambut dan menguncirnya ketika tiba-tiba saja ia ingat kejadian semalam. Muka putihnya kembali memerah lagi karena malu.





Malam itu setelah uang tahun Nancy selesai, Jeno mengantarkannya kembali ke rumah dengan tangan yang masih menggenggam jemari Siyeon hingga mereka baru melepaskan tautan itu saat sampai di depan pintu rumah Siyeon.

"Kayaknya udah pada tidur, aku masuk duluan..."

"Tunggu," Siyeon berbalik dan menatap Jeno yang sedang mengusap tengkuknya.

"Kenapa?"

"Makasih ya buat hari ini, Yeon."

Siyeon tersenyum, "harusnya aku yang ngomong gitu."

wattpad ft. jeno [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang