20

5K 872 171
                                    


vote dulu sebelum mulai bacaa

——

——

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

——

Siyeon memalingkan pandangannya.

"Yeon..." kedua telapak tangan Jeno menempel pada kedua pipi merona gadis itu, menguyel-uyelnya seperti es krim mochi.

Jeno terkekeh, bagaimana bisa gadis semenggemaskan Siyeon nggak pernah dia lihat? Sekarang Jeno mempertanyakan apa saja yang ia lakukan di kelas selama hampir dua tahun lebih ini.

"Aku serius tau. Kamu jangan mikirin Sohee, dia cuma iri, aku udah pernah ngomong sama dia langsung soal dia pernah nyiram kamu di toilet—"

"Jeno tau soal itu?"

Mampus, Jeno membatin.

"Kayaknya aku nggak pernah cerita apapun—"

"Renjun!" Jeno memotong ucapan Siyeon lalu mengubah nada suaranya menjadi lebih meyakinkan supaya perempuan itu tidak mempertanyakan lagi, "katanya Renjun, dia ngeliat kamu waktu itu, nggak sengaja, tapi dia diem dulu."

Siyeon mengangguk-angguk membuat Jeno bernafas lega. Soal kejadian itu, Jeno tahu dari wattpad Siyeon, makannya lelaki itu harus mencegah kecerobohannya dalam berbicara karena ia merasa ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan bahwa Jeno tahu semunya, nanti deh Jeno bakal jujur, tapi kapan-kapan aja.

"Yah pokoknya, kamu jangan pernah ngerasa sendirian. Lagian aku juga yakin, Renjun, Jaemin, Haechan, bakal disisi yang sama kayak aku. Kamu juga punya Seoyeon, jangan lupa selalu ceritain ke dia kalau kamu ngerasa ada masalah atau unek-unek." Jeno menepuk pelan kepala Siyeon seperti menepuk anak anjing.

"Aku pernah denger dari Mama dulu, kalau ada sesuatu yang bikin kamu nggak enak hati, jangan di tahan lama atau dipendem terus, ibarat ember kalau kerannya dinyalain terus-terusan air-nya ditampung, suatu saat bakal tumpah semuanya atau embernya bisa jadi pecah belah? Kamu juga bisa gitu nanti, jadi jangan dipendem terus ya?"

Untuk pertama kalinya, anggukan Siyeon bukan sekedar mengiyakan ucapan Jeno, melainkan ada rasa percaya yang dia berikan. Ada seikat kalimat yang melekat pada dirinya sekarang bahwa Jeno—lelaki itu akan ada disisinya.

"Iya..." jawab Siyeon.

"Jadi jangan takut lagi sama tuh cewek, dia nggak akan berani ngapa-ngapain kok."

Jeno mengangkat jari kelingkingnya dengan Siyeon yang melingkarkan jari serupa. Kemudian lelaki itu kembali menepuk kepala Siyeon seperti menepuk anak anjing.

"Gemes banget sih punya siapaaaa???"

"PUNYA BAPAKNYA LAH MASA PUNYA BAPAK LO." Seru Jaemin dengan helm dikepalanya mengacaukan momen Jeno-Siyeon yang indah.

wattpad ft. jeno [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang