10

6.9K 1.4K 239
                                    

———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




———


Pagi ini dipastikan seorang Siyeon sedang kebingungan. Jam dinding kelas menandakan pukul sembilan waktu istirahat pagi tapi anak itu hanya meminta tolong Wang Yireon si anak IPA sebelah untuk membelikannya susu ultramilk.

Siyeon lagi galauin fisika.

Mau minta ajarin Seoyeon, anaknya malah gak masuk. Satu-satunya temen deket nggak masuk sekolah tuh rasanya dunia hampa, nggak tau mau sama siapa lagi.

Siyeon memang ranking tiga besar, tapi di fisika dia paspasan, apalagi gurunya ganti dari Bu Nikita jadi Pak Hamish yang super cepet, ngajarinnya ngerap kayak Changbin straykids bukan Changbin yang dibengkel sepeda Siyeon.

Udah gitu langsung dikasih soal dan nanti pertemuan berikutnya ulangan. Siyeon tuh nggak bisa.

Cewek itu memilih untuk menidurkan kepalanya dimeja sampai pandangannya menangkap susu ultramilk rasa stroberi yang baru mendarat di meja.

"Makasih ya Reon—eh?" Siyeon langsung menegakkan kepala dan badannya.

KEDIP SIYEON KEDIP!

Batin cewek itu dalem hati, tapi nggak sinkron sama apa yang terjadi sampai akhirnya dia ngedip karena orang itu menjentikkan jarinya.

Siyeon hanya tersenyum canggung, wah ini harus makasih banyak sama Yireon.


——



Lima belas menit sebelum istirahat, Jeno, Jaemin, Haechan, Renjun udah senantiasa duduk manis sambil nungguin pesanannya dari Bu Soimah yang jualannya paling laris, soalnya kalau keluar pas banget waktu istirahat, penuhnya kayak populasi orang utan, berisik, kayak sekarang kantin udah diserbu karena bel bunyi.

Pertanyaannya, kenapa empat serangkai itu bisa keluar duluan?

Hal itu dikarenakan dengan modal yang satu udah di UKS dari tadi, yaitu Haechan, kalau Renjun ada rapat panitia buat perpisahan, Jeno sama Jaemin izin ke toilet.




"Got a feeling that I'm going under, but I know that I'll make it out alive, if I quit calling you my lover, move on—"

"YOU WATCH ME!—"

"WOI, lo udah pada belajar?" Tanya Renjun. Memotong seruan Haechan dan nyanyian Jeno yang sedang menepuk-nepuk meja kantin sebagai alat musik dadakan.

Haechan menggelengkan kepalanya, "Santai lurs, masih ada sejam setengah pelajaran lagi, belajarnya detik-detik Pak Hamish masuk ajalah."

Jaemin juga sama pemikirannya kayak haechan, terus langsung noleh kesampingnya menyadari Jeno yang biasanya ikut mengangguk kini hanya diam.

"Wah! Lo belajar ya?!"

Jeno hanya cengengesan, "Ya, pengen aja."

"Gila tumben dah, Jen, lo kan di fisika juga kesayangannya Pak—"

"HAECHAN!"

Haechan yang lagi ngomong langsung kepotong karena suara teriakannya Yireon.

"Minta tolong dong, lo doang yang gue temuin, kasih ini ke Siyeon ya? Gue harus kabur!"

Sontak keempatnya langsung menoleh ke belakang Yireon, di ujung sana lagi ada adek kelasnya celingak-celinguk, nyariin Yireon.

"Oooh, pantes—CHENLE! YIREON DISINI!" Seru Jaemin sambil dadah-dadahin tangan supaya yang namanya Chenle itu dateng.

"Jaemin! Ah rese banget lo! Nitip ya Chan!" Yireon menatap Jaemin sebal dan langsung taruh susu ultramilk rasa stroberi dimeja lalu kabur.

"Kejar sana, kayaknya ke kelas belakang!" Seru Haechan ketika Chenle melewati meja mereka, anak itu mengangguk-ngangguk antusias.

"Buset, Si Yireon ditaksir Chenle berasa dikejar badut IT anjir, liat nggak sih tegang gitu muka dia!" Celetuk Renjun terus pandangannya berhenti di susu ultramilk.

"Chan, kasih gih buru." Kata Renjun.

"Ntar aja ah pas selesai istirahat." Tolak Haechan.

"Kasian bego!" Seru Jaemin, tapi anak itu juga tetep malas kalau disuruh ngasih.

"Sini deh gua aja, bentar ya." Jeno mengambil susu ultramilknya terus langsung jalan ke kelas membuat ketiga temennya bingung.







Jeno terkekeh kecil begitu sampai dikelas hanya ada perempuan yang kepalanya di tidurin ke atas meja, dibawahnya ada buku paket fisika ditambah buku tulis kebuka yang isinya 30% menghitung, 70% nya lagi gambar-gambar gak jelas.

Jeno menaruh susu ultramilk diatas meja.

"Makasih ya Reon—eh?"

Siyeon menatap Jeno canggung sampai akhirnya Jeno ketawa dan jentikin jarinya.

"Ngelamun aja mbaknya, nih dari Yireon, anaknya kabur dikejar Chenle."

Siyeon mengangguk, sambil buka plastik sedotan, cewek itu masih deg-degan karena Jeno enggak pergi melainkan mengambil tempat duduknya Seoyeon yang kosong dan duduk diatasnya.

"Lagi belajar buat nanti ya?"

Siyeon mengangguk.

"Bisa?"

Gadis itu memegang tengkuknya bingung, "Bisa sih kayaknya...."

"Beneran?" Jeno senyum miring sambil menatap Siyeon dari samping yang lagi menyeruput minumannya.

"Yah..lumayan.."

Jeno tertawa kecil, "Mau gua ajarin? ada yang perlu gua bantuin gak?"

"Eh—nggak usah gapapa, bisa kok."

Jeno terkekeh lagi, padahal diwattpad kemarin, cewek ini berharap Jeno bisa ngajarin dia, sedangkan Siyeon masih deg-degan, agak menyesal menolak tapi dia terlalu malu.

"Gua bisa kok, lo perlu belajar lagi yang mana? sini tunjukin." Jeno mengambil buku paket Siyeon.

"Yang materi ini bisa?"

Siyeon mengangguk, "Waktu sama Bu Nikita bisa, tapi materi kemarin aja yang baru-baru waktu sama Pak Hamish, gue susah ngerti...."

"Ngajarinnya terlalu cepet ya? bagian mana yang lo gak ngerti?"

"Yang ini....coba dari latihan soal kemarin aja, yang kemarin ngerjain soal gue cuma bener satu."

Jeno tertawa kecil, "Nggak usah sedih. Haechan sama Jaemin juga gak ada yang bener."

"Seriusan?" Siyeon ikut tertawa.

"Sini agak deketan, jadi yang ini tuh bukan dikaliin langsung yeon, tapi lo harus tau jumlah yang ini berapa........."

Siyeon berusaha mendengarkan dengan seksama, hanya saja sulit untuk memandang antara buku tulis dan seorang Lee Jeno.


———



sapa tuh kalo diajar sama doi nengoknya ke doi bukan ke buku?

aku pernah soalnya HEHEHEH

oiyaa, jangan lupa vote sama commentnya guys, kalo gak ada kan aku bingung ada yang suka gak sih sama cerita ini? atau cerita ini ngebosenin?

maap ya aku masih berusaha ㅠㅠ

makasih buat vote dan komen kalian yang membuatku tetep lanjutin cerita inii🐻♥️

wattpad ft. jeno [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang