21

4.3K 808 208
                                    


btw kangen sama komen-komen kalian, jadi kurang bersemangat karena makin kesini makin menurun vomment nya:(

apakah kalian sudah bosan? 🥺

sumpah deh chapter ini banyak yg diubah

———


"Oh! Jadi papa-nya Jeno dokter?"

Lelaki dengan eyesmile itu mengangguk sembari berjalan disamping ceweknya. Ciah, sekarang udah bisa disebut ceweknya.

"Lulus dari sini mau ngikutin jejak papa?"

Jeno menggeleng, "nggak ah, capek. kayaknya sih mau ambil bisnis aja tapi rencananya di universitas yang sama kayak papa, universitas X."

"Oh!" Mata Siyeon membulat, "ayah aku juga dari univ itu."

"Wah ini sih fix kita jodoh!" Jeno tersenyum sambil mengulang perkataannya beberapa waktu lalu.

Hari sabtu ini, jam enam pagi, Jeno dan Siyeon sedang berjalan setelah selesai belanja dari pasar yang nggak jauh dari komplek perumahan. Sebenarnya hari ini mau jalan bareng juga nanti siang, tapi ternyata nggak sengaja ketemu di jalan masuk ke arah pasar.

Siyeon emang setiap akhir minggu hari sabtu selalu belanja buat minggu besoknya, ayahnya kadang ikut tapi karena kemarin pulang agak malem, Siyeon memilih berangkat sendiri. Ella masih tidur jam segini.

Sedangkan Jeno, cowok itu dititah mama-nya. Meski awalnya nolak dan berakhir kesini dengan wajah cemberut, pas di arah masuk pasar langsung sumringah liat cewek familiar pakai setelan piyama hitam putih gambar monokurobo dan jaket kulit hitam lagi liat-liat ikan.

Langsung deh, sama pemuda itu tepuk bahunya, setelah Siyeon menoleh, Jeno berkata "wah ini sih fix kita jodoh."

Abis itu belanja bareng dan ngobrol-ngobrol. Jeno nanyain kenapa Siyeon pakai masker, cewek itu jawab lagi batuk karena minum dingin terus.

"Ayah aku manajer di tempat editor buku, ketemu sama bunda-ku dulu ya karena bunda penulis, sering ketemu karena cerita bunda di pegang sama ayah juga, jodoh deh disitu." Siyeon ketawa.

Jeno tersenyum hingga matanya terlihat seperti menghilang, "pantes ya nurun bakat ke anaknya."

"Ah, nggak juga kok—" Siyeon berhenti berjalan, "eh bakat apa?"

"eh? bakat...bakat ngedit? setauku kemarin yang tugas artikel itu kamu yang edit kan?" Kilah Jeno.

"Oh, nggak juga sih. Tapi aku lebih ngerasa bunda yang nurunin bakatnya."

Jeno melirik ketika keduanya mulai berjalan kembali. "Oh, ya?"

"Iya, aku suka nulis."

"Oohhh..." Jeno mengangguk, "nulis apa aja?"

"Kayak cerita, artikel, kayaknya nanti aku mau masuk sastra deh pas kuliah." Jawab Siyeon.

"Kalau suka nulis kenapa nggak dimasukin gitu ke majalah...atau....kayak...apa tuh, aplikasi nulis gitu lagi rame aku kurang tau."

Pret, kurang tau katanya.

"Oh...aplikasi itu.."

"Iya, apa tuh namanya? Webtoon?"

"Wattpad?"

"Naahh! Iya itu!" Seru Jeno.

"Oh.. bisa juga sih, tapi nggak dulu deh, aku nggak pede hehe—oh! aku balik duluan ya?"

wattpad ft. jeno [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang