Day 5

1.8K 163 27
                                    

Min Yoongi's Pov

"Rene, aku ke kantor dulu ya?"
"Kamu hari ini mau kemana?"
"Ada acara tidak?"

Bae Irene, masih tidur di ranjang besarnya. Dengan selimut yang menutup hampir seluruh tubuhnya serta wajahnya. Aku berdiri di ambang pintu dengan tas yang menyangkol di bahu serta jas non formal yang aku sampirkan di lengan. Dan hanya menatapnya dari kejauhan.

Ia tidak menjawab. Mungkin ia masih di alam mimpi.

Aku menutup pintu kamar tidurnya perlahan. Lalu segera bersiap pergi ke kantor dengan mobil yang sedang ku panaskan mesinnya.

Hari pertama ke kantor dengan status yang berbeda, bukan lagi lajang. Melainkan seorang suami yang sudah menikah. Hatiku terasa ringan, serta bahagia. Entahlah, seperti aku masuk ke dalam fase kehidupan yang baru.

Kantorku tidak begitu jauh. Cukup ditempuh selama 50 menit sudah sampai di Gedung yang menjulang tinggi di pusat kota Seoul.

Ini adalah kantor e-commerce terbesar di Korea dengan ratusan karyawan. Dengan aku yang sudah mendapat posisi lumayan tinggi dengan kepintaran serta prestasiku.

"Pak Yoongi! Hey, pengantin baru!" Jung Hoseok meledek dengan meninju bahuku dengan kepalan tangannya sambil tertawa. By the way, Ia adalah salah satu rekanku yang memiliki sikap humoris dan konyol.

"Bagaimana malam pertamamu?"
"Tidak honeymoon? Kok sudah masuk kantor?" Bisiknya saat kami berada di lift.

Aku hanya tersenyum lalu ia mengangguk dengan mulut yang menganga dan mata menyipit menggoda.

"Mwo?" Ujarku dengan melirik sekilas ke arahnya. Lalu ia berbisik kembali, "Well, istrimu cantik. Hahaha."

Aku melirik dengan memicingkan mata. Lalu ia hanya terkekeh.

Suasana kantor agak sedikit berisik ketika aku sampai disana. Ada yang meminta maaf karena tidak bisa hadir di acara pernikahanku, ada pula yang menggoda karena aku pengantin baru.

"Bagaimana kehidupan setelah menikah? Seru kan ada yang membangunkanmu tiap pagi?" Ucap Namjoon dari arah belakang sambil menepuk pundakku. Ia tersenyum cerah seolah menjiwai pada apa yang ia ucapkan, well memang ia sudah menikah 3 bulan lalu.

"Seruu." Jawabku bohong. Memang, beberapa hari setelah menikah itu. Aku belum pernah di bangunkan oleh Bae Irene. Tapi tidak menjadi masalah sama sekali. Toh, aku bisa bangun tidur sendiri dengan alarm jam wekerku.

Lalu setelah ribut sebentar, kami sudah mulai sibuk dengan aktivitas masing-masing, bekerja menjadi budak company.

***
Bae Irene's Pov

Pukul setengah sepuluh pagi. Aku terbangun dari tidur nyenyakku di ranjang besar ini. Dengan masih mengantuk, aku menyingkap selimut itu lalu kakiku meraba sandal rumah dan menemukannya di kolong tempat tidur.

Suasana rumah kosong. Benar saja, tentunya Min Yoongi sudah pergi bekerja.

Aku berjalan agak terhuyung dengan sesekali menguap dan mengacak rambutku yang berantakan ke arah dapur. Aku mengambil gelas di rak dan hendak mengambil air minum yang ada di kulkas. Seketika mataku menyipit melihat notes berwarna kuning yang menempel di pintu kulkas.

Tulisan Min Yoongi.

Rene. Ada roti bakar di meja makan kalau kau mau sarapan. Aku tadi membuatnya beberapa.

Text me pls, jika kau ingin pergi. Setidaknya aku tahu dimana keberadaanmu.

Min Yoongi

Aku tertawa geli bercampur meremeh membaca notes itu. Min Yoongi, lelaki yang masuk ke dalam hidupku. Lalu menjadi suamiku.

Aneh. Kesal. Ingin marah. Benci. Menjadi satu. Aku tidak menyukai Min Yoongi. Aku tahu ia salah satu penghuni perumahan komplek kami, tapi memikirkan dimasa depan ia akan menjadi suamiku tidak pernah sama sekali terbersit di benak dan jiwaku.

Ia lelaki yang biasa saja. Tidak terlalu tampan. Tidak tinggi semampai. Tidak memiliki tubuh yang sixpack. Intinya ia biasa saja, seperti lelaki Seoul kebanyakan.

Sedangkan standartku itu cukup tinggi, misalnya Rupawan, memiliki hidung mancung, tinggi menjulang, humoris, memiliki tubuh sixpack dan kokoh serta rahang yang tegas.

Lelaki impianku tidak ada di lelaki itu. Aku tidak terlalu mengenalnya. Hanya tahu nama serta dimana ia kuliah, tidak pernah mengobrol panjang lebar atau melakukan hal lainnya saat kami remaja dulu. Kami menjalani kehidupan masing-masing, dan itu sebenarnya sudah cukup. Tapi, nyatanya aku malah menjadi istrinya sekarang.

Tidak. Bukan istri sungguhan.

Ini hanya kemauan ibuku sebelum wafat. Ini hanya keinginan beliau bukan keinginanku.

Mungkin pernikahan ini tidak akan bertahan lama. Dan akan berujung di meja sidang.

Aku membuang notes berwarna kuning itu ke tempat sampah. Lalu menuang air untuk menghilangkan dahagaku. Setelahnya, aku duduk di kursi makan dan melihat di sana ada roti bakar yang di buat Min Yoongi.

Karena perutku langsung berbunyi ketika membuka penutup itu, mau tidak mau aku memakan rotinya. Toh, sayang kalau tidak dimakan. Benar tidak?

***
Yoongi's phone.

***Yoongi's phone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SHE IS MY WIFE [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang