Day 290

1.3K 126 16
                                    


"Jangan Rene, tolong jangan egois."
"Aku ga mau bela Yoongi, tapi disini kamu yang salah." Ucap Yuna salah satu teman dekat Irene. Yuna adalah teman dimana Irene dapat menceritakan keluh kesahnya, mereka sudah mengenal sejak Sd dan hampir keseluruhan kisah hidup Irene, Yuna sudah tahu. Begitu pula kisah Yoongi dan Irene. Yuna pun juga tahu, karena mereka satu komplek perumahan. Sederhananya, Yoongi mencintai Irene dan menikahinya. Sedang, Irene hanya menikah karena wasiat ibunya itu yang ingin menikahkan anaknya dengan anak dari sahabatnya.

"Yoongi itu sudah baik banget. Aku aja sampai iri sama kamu, dimana lagi menemukan pria semacam itu." Ucap Yuna ketika ia mengunjungi rumah Irene. Mereka tengah berbincang di ruang televisi sambil menonton serial netflix. Tapi, alih-alih menonton, film dalam televisi itu hanya backsound obrolan mereka.

Yuna belum menikah, namun ia sudah tahu sekali seluk beluk tentang pernikahan karena dirinya yang hobi sekali mengikuti akun instagram psikologi tentang pernikahan. Sedikit-sedikit ia paham.

Yuna memandang wajah sahabatnya itu. Wajah Irene sulit di artikan, seperti seolah berpikir keras.

"Tapi ya aku kesal sama Min Yoongi. Aku di abaikan. Seolah angin lalu. Ia bahkan tidak menyapaku."

"Mungkin Yoongi masih kesal karena kamu makan malam dengan Prof Kim."
"Lagian, kamu kenapa sih? Rene, sadar. Setampan apapun Prof Kim. Kamu sudah bersama dengan Yoongi."

"Prof Kim yang ajak aku duluan. Na, aku suka dengan Prof Kim sebelum menikah dengan Min Yoongi. Jadi wajar saja ada sisa-sisa kekaguman dan bahagia ketika di ajaknya. Kau paham?" Ucap Bae Irene tidak mau kalah. Sekali lagi, sisi Irene yang tidak mudah mengalah dan sulit meminta maaf muncul lagi.

"Kan kamu bisa menolaknya." Jawab Yuna dengan entengnya sambil melirik Bae Irene.

Bae Irene malah menautkan alis-alisnya, "Ah Molla."

"Hahaha, oke. Yang pasti sekarang kalian sudah baik-baik saja, oke?"
"Tolong tarik kembali ucapan ingin bercerai. Apa kau mau jadi janda?"

"Janda cantik."

"Sembarangan." Omel Yuna sambil melotot.
"Lebih baik, kau belajar. Belajar menerima dan mencintai Min Yoongi."

Irene hanya terdiam ketika Yuna menasihatinya ini dan itu.

"Mau cari apa lagi? Mau cari bagaimana lagi?"
"Tolong lupakan Prof Kim. Kita tidak tahu ia orang yang bagaimana. Mungkin ia juga mengajak kencan mahasiswi cantik lain? Who knows?"

"Kalau kamu ga mau sama Yoongi, Yoonginya buat aku aja." Oceh Yuna sambil terkekeh, Irene hanya cemberut lalu melempar bantal sofa yang berwarna abu-abu ke arah Yuna.

"Ah tapi Yoongi cintanya sama kamu. Aku ya, kalau jadi kamu, tiap malam ingin jadi sandarannya ketika lelah. Bertanya bagaimana di kantor. Terus saling cerita sambil memandang dengan kasih sayang. Sambil touching our body. Pastinya menyenangkan dan membahagiakan."

Ucapan Yuna itu berputar di kepala Bae Irene. Apakah ia pernah begitu? Tentu saja tidak. Yoongi tidur sendiri dan Irene juga tidur sendiri. Terpisah tembok keras dan tak pernah ada percakapan yang berarti.

"Kamu menikah gih, agar bisa melakukan itu."

Yuna lalu tertawa. "Masalahnya adalah menemukan yang mencintai kita apa adanya itu sulit. Makanya Rene jangan di sia-siakan yang sudah ada."

"Hey, by the way, Yoongi pulang jam berapa? Sudah hampir jam 9 malam aku seharusnya pulang. Aku disini hanya menjadi pengganggu kalian." Ucap Yuna sambil terkekeh.

"Sebentar lagi. Mungkin ia sedang di jalan."

"Yasudah aku pamit pulang. Sampaikan salamku untuk Min Yoongi."

SHE IS MY WIFE [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang