Day 268

1.3K 126 9
                                    

Pasca kejadian semalam, Min Yoongi berusaha memperbaiki sikapnya. Ia tidak lagi mencoba memberi jarak pada Irene. Ia kembali menjadi Min Yoongi yang selalu mengkhawatirkan Bae Irene. Ia kembali melihat gadis itu menjadi satu-satunya orang yang ia sayang, orang yang paling ia pedulikan setelah orang tuanya. Min Yoongi berusaha keras menjaga keutuhan rumah tangganya. Dan dari semua itu, ia harus memulai dari dirinya sendiri. Bagaimanapun, sikapnya kemarin yang acuh pada gadis itu sudah keterlaluan. 

Pagi itu Min Yoongi berada di dapur dan tengah membuat sarapan. Ia menggoreng telur dan lembaran daging tipis untuk di letakkan di atas roti. Diliriknya jam didinding dan arah pintu masuk bergantian. Min Yoongi tengah menanti kedatangan gadis itu dengan perasaan gelisah. Gelisah, takut gadis itu datang dan masih marah padanya, apalagi sampai membahas ingin berpisah lagi.

Aroma sedap daging yang di goreng di atas margarin itu memenuhi dapur, dengan gerakan mudah Min Yoongi meletakkan daging serta telur di atas roti dan langkah terakhir ia memberi mayonaise serta saus.

Min Yoongi menggeser kursi makan itu dan segera duduk lalu menyantap sarapannya. Ia sarapan seorang diri karena biasanya jam 6 pagi ini Bae Irene belum terbangun dari tidurnya.

Saat dua lembar roti itu sudah habis, Min Yoongi menaruh piring kotor itu lalu meminum kopi susu sebelum ia meninggalkan dapur. Diraihnya tas yang ia taruh di kursi lalu segera melangkah keluar.

Saat hendak menuju garasi, Min Yoongi berpapasan dengan Bae Irene. 

Untuk sesaat mereka hanya saling pandang. Min Yoongi menghentikkan langkahnya berhenti tepat di depan istrinya. Dipandangnya wajah cantik itu, wajah yang semalam meminta berpisah darinya. 

Cukup lama mereka saling diam, Min Yoongi masih memandang kedua mata gadis itu dengan kasih sayang, seolah ia tidak mau kehilangan wanita di depannya. Tanpa sadar, Min Yoongi menggerakan tangannya yang bebas itu menyentuh pipi Bae Irene. Disentuhnya pipi itu dengan gerakan lambat. Sambil tetap meneliti setiap inch wajah cantik itu. Terutama bibir yang merona merah yang sudah ia kecup semalam. Mengingatnya, membuat hati Min Yoongi berdesir. Ah, rasanya ingin sekali ia mengecup bibir merah itu sebelum berangkat bekerja.

"Rene..."

Suara Min Yoongi yang berat itu membuat hati Bae Irene berdebar. Ia hanya mematung ketika Yoongi melakukan hal itu. Ketika Min Yoongi menyentuh pipinya, terasa ada degub jantung yang tidak ia mengerti kenapa tadi ia merasa baik-baik saja tetapi ketika didepan Min Yoongi jantungnya berdegub lebih cepat.


"Aku sudah buatkan sarapan, ada sandwich daging di dapur."

Bae Irene mengangguk. Lantas ketika Yoongi sadar bahwa telah menyentuh pipi gadis itu, ia langsung menarik tangannya. "Maaf." Ucap Yoongi sambil menyadari bahwa mungkin perlakuannya itu akan membuat gadis itu marah.

"Aku berangkat dulu."

"Telfon aku kalau butuh apa-apa."

Lucunya, diantara mereka tidak ada yang membahas masalah semalam. Bae Irene menoleh dan melihat Min Yoongi melangkah ke arah garasi. Irene memperhatikan Min Yoongi dari arah belakang. Lelaki yang sudah kembali bersikap hangat dan tidak mengacuhkannya lagi itu terasa lebih baik, rasanya ada beban dihatinya yang sudah terangkat.

"Yoon."

"Ya?"

"Hati-hati."

***


SHE IS MY WIFE [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang