Our little Angel [ENDING CHAPT]

1.8K 120 31
                                    

Hallo, ini Min Yoongi.

Apa kabar?

Lama tidak berjumpa.

Ternyata, waktu terus berlalu hingga kita tidak sadar bahwa tahun telah berganti.

Rasanya waktu tidak pernah peduli bagaimana perasaan dan hati kita, entah kita akan siap atas keadaan atau tidak.

Tapi, dengan waktu. Semua bisa terjadi walau pada awalnya terasa mustahil. Keluarga yang dulunya di ambang kehancuran dan ingin menjalani kehidupannya masing-masing. Pelan-pelan melunak. Pelan-pelan saling terkait dan bahkan saling membutuhkan.

Saat ini, aku tak perlu risau lagi apakah Bae Irene mau tidur denganku atau tidak. Apakah Bae Irene mau memeluk suaminya atau tidak. Karena semuanya sudah ku dapatkan.

Aku mencintai Bae Irene. Dan ia mencintaiku. Buktinya, kami sudah di karunia anak laki-laki yang sangat menggemaskan!!

Untung saja, mata anakku mengikuti Bae Irene, kalau mirip denganku dari jauh ia bagai orang yang tengah tertidur karena begitu sipit.

Untung saja, mata anakku mengikuti Bae Irene, kalau mirip denganku dari jauh ia bagai orang yang tengah tertidur karena begitu sipit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucu kan?

Hey, sudah ku katakan kalau waktu berlalu dengan cepat. Baru saja rasanya ia di dalam perut Bae Irene. Tapi lihatlah, ia sudah sebesar ini.

Aku berdiri sambil menyandar di pintu. Memandang Bae Irene di atas ranjang sambil menina bobokan Min Ryu Jae. Terlihat tatapan wanita itu penuh kasih sayang. Matanya seolah memancarkan bagaimana ia berterima kasih pada semesta akan kehadiran anak laki-laki ini dan membuatku ikut melengkungkan senyuman.

Aku berjalan ke arahnya, lantas ia menoleh.
Gerakkannya menyuruhku untuk tidak berisik, takut saja kalau ada suara, min yoongi junior akan bangun.

"Ssst..." ucap Bae Irene sambil menyentuh telunjuknya di bibirnya. Aku tertawa tanpa suara dan mengangguk.

Aku menengok Ryu Jae dan melihat balita itu sudah tertidur pulas di ranjang tidurnya dengan gerakan pelan, aku menyentuh tangan Bae Irene.

"Apa?" Tanyanya tanpa suara.

"Sudah tidur. Ayo kita keluar."

Bae Irene mengusap pelan rambut Ryu lalu memberi kecupan manis di dahi.

Dengan langkah hati-hati, kami keluar dari kamar dan menuju ruang televisi.

Ia hendak duduk ke sofa namun aku tahan gerakannya hingga ia berdiri tepat di depanku. Rambut Bae Irene agak berantakan dengan di kuncir asal, dan wajahnya lelah mengurus Ryu yang tidak bisa diam.

Kau tahu? Ah, sungguh mencintai wanita ini.

Wajahnya masih sama. Bagiku ia wanita paling cantik yang selalu menetap di hatiku. Pipinya merona dengan semburat merah dan bibirnya mungil berwarna pink natural.

SHE IS MY WIFE [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang