Day 291

1.5K 141 27
                                    




Melangkah terlalu jauh belum bisa Min Yoongi lakukan, butuh waktu serta kesiapan hati dari istrinya itu. Ia mau tak ada paksaan diantara mereka. Min Yoongi mau semua mengalir natural, sebagaimana pasangan yang saling jatuh cinta. Karena rasanya mereka belum sampai pada tahap itu.

"Hey." Lirih Min Yoongi ketika ia melepas ciumannya itu, ditatapnya kembali wajah Bae Irene yang tepat berada di bawahnya. Min Yoongi mengulas senyum bahagia, senyum yang rasanya benar-benar menggabarkan bagaimana bahagianya malam ini.

Setelah puas Min Yoongi berpindah dan merebahkan tubuhnya tepat di sampingnya Bae Irene. Tubuh mereka dekat hingga Yoongi dapat dengan mudah memeluk tubuh Bae Irene.

"Oh atau kau bersama Park Yuna selama aku pergi ke London?" Tanya Yoongi membahas kembali percakapan mereka yang sempat terputus.

"Sepertinya itu lebih baik. Yuna akan aku paksa agar ia menginap disini selama kau pergi."

"Baiklah kalau begitu."

Bae Irene menyadari bahwa ini adalah pertama kalinya mereka seperti ini. Seperti Yuna tadi bilang bahwa mengobrol menjelang tidur itu adalah hal yang menyenangkan, mendebarkan serta akan merasakan bahwa disana ada seseorang yang peduli dengan kita, disana ada seseorang yang dapat bertukar cerita, disana ada tempat yang nyaman untuk bersandar.

Dan saat ini Bae Irene membiarkan Min Yoongi berada didekatnya, kepalanya beralas tangan Min Yoongi dan ia menyandar tubuhnya pada tubuh suaminya itu.

"Aku suka aroma parfume kamu."

"Iya?"

"Hmm."

"Yoon."

"Hmm?"

"Lama sekali ke Londonnya." Ucap Irene membayangkan nantinya ia akan ditinggalkan Min Yoongi selama tiga minggu itu. Padahal baru saja ia ingin terus dekat dengan lelaki ini, lalu Min Yoongi menggenggam tangannya atau sekedar membelai rambut panjangnya.

"Atau kamu mau ikut?"

"Mau."

"Hmm, tapi pakai biaya pribadi kalau kau ikut. Sedangkan aku dibayarkan kantor."

"Mahal?"

"Mahal."
"Tapi ayo, gapapa. Kalau kamu mau."

"Eh jangan."

"Ga, gapapa. Aku juga berpikir begitu tadinya. Tapi takut kamu ga mau aku ajak."
"Aku juga ga bisa membayangkan jauh dari kamu. Nanti aku gelisah tiap malam disana."

Min Yoongi mengusap lembut tangan Bae Irene itu, sambil terus berbincang mengenai persiapan ke London.

"Rene?"

"Iya?"

"Tiap malam, bisa ga kita seperti ini? Bukan karena ada Yuna aja?"

Pertanyaan Min Yoongi membuat pipi Bae Irene bersemu merah, rasanya pipinya menghangat karena kini ia membayangkan tiap malam akan seperti ini.

Min Yoongi berpindah, lalu menyangga tangannya sambil tidur menyamping, menunggu jawaban istrinya itu tentang pertanyaannya barusan.

"Karena kamu ajak aku ke London, maka jawabannya iya."

"Jinjja?"
"Rene."
"Pada akhirnya disamping aku bukan bantal lagi."
"Omg, i am so happy. Please, aku ga tau ya sebahagia ini."

"Sebahagia itu?"

"Iya."

"Rene."

"Apa?"

"Thank you so much."

"Untuk?"

"Untuk mau menikah denganku dan menjadi istriku."

***

SHE IS MY WIFE [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang