SHE IS MY WIFE [complete]

Day 6

Min Yoongi's Pov

Pagi sekali aku sudah bangun dari tidur. Sudah rapih memakai kemeja dengan kancing yang tidak ku kaitkan bagian paling atas, serta celana bahan hitam.

Pintu kamar Bae Irene masih terkunci rapat. Alih-alih membangunkannya, aku memilih untuk pergi keluar mencari soup pereda mabuk untuknya.

Istriku semalam mabuk, dan tentu saja pagi hari ia akan merasa pusing luar biasa. Jadi, aku ingin memberinya kudapan yang dapat meredakan sedikit rasa pusing serta perut yang mual.

Mencari soup Haejangguk tidak sulit. Namun, kenapa beberapa toko langgananku tutup saat ini? Jadi aku harus mencari ke jalan lain untuk dapat membelinya.

Setelah dua puluh menit keliling mencari toko soup yang buka. Pada akhirnya aku menemukan satu dan langsung membelinya.

Satu soup Haejangguk untuk istriku.

Ah, lucu sekali.

Aku masih tidak percaya bahwa aku pada akhirnya menikah, dengan Bae Irene. Si gadis yang paling mempesona di perumahan tempat tinggalku dan Irene dulu.

Saat sudah sampai dirumah, Aku menenteng soup Haejangguk itu. Lalu segera menuangnya ke dalam mangkuk. Sendok serta minuman juga aku persiapkan di atas nampak kayu yang aku letakan di atas meja makan.

Seperti biasa, aku memberinya notes berwarna kuning yang aku taruh di atas penutup mangkuk itu.

Soup Haejangguk untuk kamu sebagai pereda mabuk.

Min Yoongi

Entahlah Irene akan memakannya atau tidak. Semoga saja keadaannya baik-baik saja.

***
Irene's Pov

Pukul 9 pagi. Kepalaku luar biasa pusing, dan sekarang berjalan terhuyung. Rumah sudah sepi, tentunya Min Yoongi sudah pergi bekerja.

Aku melihat soup yang ada di atas meja dan notes berwarna kuning yang ia tulis.

Ada soup Haejangguk disana.

Sudah agak dingin. Jadi aku malas memakannya.

Aku lebih memilih meminum aspirin untuk meredakan pusingku. Lalu setelahnya, aku berjalan dan duduk di atas sofa empuk di depan ruang tv sambil memeluk bantal.

Masih terasa pusing dan aku ingin tidur lagi.

By the way, kuliahku masih belum selesai. Padahal tinggal menyelesaikan tugas akhir tapi aku begitu malas hingga terbengkalai. Hingga mengulur menambah semester.

Kuliahku di mulai satu minggu lagi. Ini akan menjadi semester terakhir jika aku benar-benar menyelesaikannya.

Ah apakah aku mampu?
Kenapa rasanya sulit sekali?
Aku ingin menyerah tapi rasanya sayang.

Entahlah. Kenapa hidupku jadi seperti ini? Tidak semangat sekali untuk meneruskan hidup huh?

***
Whatsapp