Day 21

1.4K 146 27
                                    

Min Yoongi's Pov

Tepat tiga minggu setelah kami menikah. Kami jarang sekali mengobrol, atau bahkan melakukan hal bersama-sama. Ia begitu dingin kepadaku. Apa aku melakukan kesalahan? Aku tidak tahu. Yang pasti aku begitu hati-hati dalam bersikap. Hingga rasanya kalau berbicara pun aku pikir berulang kali. Takut saja kalau nanti menyinggung hatinya.

Bae Irene. Gadis itu sedang duduk sambil, menatap layar laptopnya.

Hari ini hari Minggu. Dan ada undangan makan malam di perusahaan. Tentunya, semua diundang dan yang menikah harus membawa serta istri atau suaminya. Seperti acara keakraban kantor. Dan yang diundang, khusus karyawan lantai 29, tidak semuanya.

"Rene."

Aku memanggilnya dan duduk tak jauh dari dimana ia duduk melantai.

Ia mengalihkan fokusnya dan melihat ke arahku, menunggu aku meneruskan ucapanku yang menggantung.

"Hmm, nanti malam. Ada makan malam perusahaan. Kamu, bisa kan datang?"

"Nanti malam?"

"Iya.."

Bae Irene diam sejenak. Lalu berpikir seperti menimbang-nimbang.

"Ya sudah. Iya aku temani." Ujarnya kemudian. Mungkin sudut-sudut bibirku saat ini ingin melengkung ke atas karena senang.

"Nanti kita berangkat jam 6 sore ya?"

Ia hanya mengangguk lalu meneruskan aktivitasnya kembali.

***
Saat ini sudah pukul 05.45 aku sudah berpakaian rapih, dan sedang duduk di ruang tv menunggu Bae Irene yang tengah bersiap. Entah kenapa hatiku berdebar. Ini adalah perdana kami pergi, mengenakan pakaian formal untuk bertemu orang banyak.

Pintu kamarnya terbuka, dan saat ini ia keluar dengan mengenakan dress hitam panjang. Bahunya terbuka, dan menampilkan kulitnya yang putih. Rambutnya tergerai dan ia mengoles lipstrik berwarna merah di bibirnya.

Untuk sesaat aku terpana. Degub jantungku seakan berdetak dengan cepat. Ia tampak cantik sekali dan anggun. 

"Kamu sudah?" Tanyaku berdiri dan menghampirinya.

"Sudah."

Lalu aku berjalan di sampingnya. Sekali lagi jantungku berdebar dan rasanya ingin terus menatap wajah cantik itu lagi, beberapa saat. Tapi tidak mungkin, yang ada ia malah menatapku aneh lalu marah.

"Kantormu dimana?" Ujarnya membuka pembicaraan saat kami sudah di mobil. Biasanya aku yang membuka pembicaraan, namun kali ini Bae Irene-ku.

"Distrik Gangseo, Rene."
"Tapi makan malamnya di hotel yang ada di Gangnam."
"Kamu sudah pakai seatbelt?"

"Sudah."

Aku menginjak pedal gas, dan langsung melaju membelah jalanan kota Seoul.

"Tadi Mama telfon, lalu tanya keadaan kamu. Ia bilang, kangen kamu." Ujarku menyambung pembicaraan lagi. Memang tadi aku habis menelfon mamaku, dan berakhir dengan ia yang lebih banyak bertanya keadaan Bae Irene. Bahkan ia bertanya, apakah Irene sudah telat datang bulan?

Ya tentu saja tidak akan telat. Toh, aku memang tidak menghabiskan malam dengannya. Dan saat ini, aku tidak menyebut bagian itu. Yang ada mungkin, moodnya malah berantakan.

Ia menoleh ke arahku, lalu menatap lurus lagi.

"Lalu kau bilang apa?"

SHE IS MY WIFE [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang