Day 45

1.2K 134 7
                                    

Min Yoongi's Pov

Minggu ini agak cerah setelah semalaman Seoul di guyur hujan. Hujan yang membuat sepanjang malam begitu dingin. Yang paling enak ketika di kala dingin di beri kehangatan. Semacam pelukan, atau berbagi selimut, atau bersama-sama menghabiskan malam dengan meminum coklat panas sembari bercengkrama di atas ranjang.

Ah, terkesan begitu mengasyikan. Tapi, sayangnya itu hanya ada di benakku. Itu hanya ada di anganku. Nyatanya kami hanya menghabiskan malam sendiri-sendiri.

Aku yang berada di depan tv menonton serial netflix sedangkan Irene yang berada di kamar tidurnya, setelah sebelumnya kami berbicara tentang ia yang merusak arloji ku ketika mencuci.

Agak berat rasanya ketika melihat kakinya yang indah itu beranjak dari duduknya. Aku ingin terus ia berada disini. Duduk bersamaku, lebih banyak mengobrol dan bercerita. Tapi, ia memilih naik ke atas, ke kamar tidurnya.

Irene. Si cantik yang belum pernah bisa aku masuki hidupnya.

Aku belum tahu ia banyak meski kami sudah tinggal bersama selama satu bulan lebih.

Yang aku tahu.

Ia suka sarapan dengan roti dan selai blueberry, dan aroma shampo serta sabun mandinya berbau greentea.

Ia tidak bisa memasak, namun masih bisa mengerjakan hal lain seperti mencuci pakaian dan membersihkan rumah.

Sore ini, katanya ia akan bimbingan tugas akhir kuliahnya, padahal aku ingin sekali di antar pergi untuk membeli pakaian baru untuk kerja. Namun, ya sudah, aku tidak bisa memaksanya. Toh, tugas kuliah juga sama pentingnya. Lebih penting malah.

Namun, sore ini. Aku masih melihatnya beredar di rumah.

"Rene. Tidak jadi pergi bimbingan?" Tanyaku saat ia melangkah ke arah dapur dan menuang air ke dalam gelas.

Ia menoleh ke arahku dan menutup pintu kulkas dengan gerakan malas menggunakan kakinya.

"Tidak jadi. Dosenku ada acara mendadak, jadi ia membatalkannya." Ujarnya dengan kesal.

"Ah begitu..."

Dalam hati aku ingin sekali bertanya kembali. Apakah ia bisa mengantarku atau tidak.

Namun sepertinya moodnya sedang jelek.

"Kenapa?" Tanyanya melihatku sejenak.

"Kalau mengantarku, kamu bisa?"

Ia diam beberapa saat. Aku setengah was-was menunggu jawabannya.

"Yasudah, iya."

"Sungguh?"

"Hm. Aku juga bosan dirumah. Ingin jalan-jalan ke Mall."

Lalu akhirnya dengan hati yang riang gembira, aku mengangguk dan bilang padanya bahwa aku menunggunya di mobil.

Setengah jam kemudian, ia masuk ke dalam mobil. Lalu menahan tubuhnya dengan seatbelt. Ia tampak cantik, seperti biasanya. Dengan make up yang tidak terlalu tebal dan rambut yang di gerai.

Jalanan kota Seoul ramai sekali saat hari minggu sore ini. Setelah sampai di mall, aku mengikuti langkah gadis itu. Hanya menurut saja kemana ia mau pergi.

Toko pertama adalah sebuah store untuk pakaian kerja. Aku agak syok ketika ia memutuskan untuk membantuku membeli baju.

Ia memilih beberapa, dan aku menyetujui setiap pilihannya. Ku rasa seleranya bagus dan aku cocok dengan style itu.

Aku membawa beberapa kantung belanjaan, membeli baju yang Irene pilihkan untukku. Lalu kami kembali masuk ke dalam pertokoan. Ia pun juga sama ingin belanja sepertinya.

SHE IS MY WIFE [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang