Day 263

1.2K 123 12
                                    

Ada yang berubah sejak hari ulang tahun Irene 3 hari lalu. Dimana ia merasa bersalah dan tidak enak karena sudah pergi dengan Kim Taehyung, makan malam serta minum sampai larut malam dan berakhir dengan dirinya yang mabuk. Perubahan itu jelas terlihat ketika hari-hari berikutnya. Min Yoongi, suaminya yang sudah menyiapkan ulang tahun untuknya itu dibuat kecewa. Kue ulang tahun yang sudah dingin itu dibuang didepan Irene.

Lalu, Irene merasa bahwa Min Yoongi, ketika bicara padanya tidak menatap matanya. Kalau ditanya, hanya mengatakan "iya." Atau "tidak." Bahkan hanya menggerakan kepala seperti menggeleng atau mengangguk.

Biasanya, saat ia bangun pagi. Min Yoongi sebelum berangkat ke kantor sudah membuatkannya sarapan. Terbalik memang, tapi memang begitu. Walau sarapan hanya sekedar roti panggang dengan selai stroberi dan segelas teh susu.

Dan rasanya ada yang hilang. Rasanya ada yang kurang ketika Min Yoongi tidak begitu perhatian padanya.

Malam hari itu, mereka berpapasan di tangga. Min Yoongi habis mandi dan melangkah ke atas tangga sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tapi, kala itu sikap Min Yoongi agak acuh padanya.

"Kamu masih marah Yoon?!" Tanya Irene ketika Irene sudah tidak tahan dengan sikap Yoongi yang dingin padanya.

Yoongi menghentikkan langkahnya dan menoleh menatap Irene yang melihat ke arahnya.

"Tidak."

"Lalu kenapa kau seolah menganggapku tiada?! Risih kau tahu?!"

"Rene, You did this to me all the time. Kamu menganggap aku tiada but no problem, selama kamu masih menerima aku jadi suami kamu. Masih mau satu atap sama aku, it's oke. Mungkin kamu butuh waktu. Tapi, rasanya tiga hari lalu. Aku berpikir tentang hal ini. Mungkin, ada lelaki lain di hati kamu. Dan sekarang ketika aku mencoba memberi jarak padamu, kau marah padaku. Sekarang aku tanya, kamu ada hubungan apa dengan Kim Taehyung?"

Irene hampir terbata ketika Yoongi menyebut nama Kim Taehyung. Irene tahu, ia mengagumi lelaki itu. Ia tahu bahwa menurutnya, Kim Taehyung jauh lebih oke dibanding Min Yoongi. Dulu, rasanya ketika hanya melihat Kim Taehyung dikampus saja hatinya berbunga-bunga. Namun, saat ini ia kebingungan ketika ditanya oleh Min Yoongi itu. Rasanya lidahnya kelu dan tidak bisa menjawab.

"A—aku...."

"Kamu pikir dulu, Rene. Urusan hati aku biar aku saja yang urus. By the way, aku lelah karena lembur. Aku tidur dulu. Kamu tidur ya."

Irene menatap Min Yoongi yang sudah masuk ke dalam kamar. Dan ia masih mematung di anak tangga. Ada bagian di hatinya yang terasa sakit ketika Yoongi mengatakan hal itu. Dirinya masih tercengang, dan kini Irene mencoba melanjutkan langkahnya turun ke bawah dengan wajah yang masih blank memikirkan kata-kata Yoongi barusan.

***
Hari Kamis ini, Bae Irene sedang berada di kampusnya. Melanjutkan tugas akhirnya yang sudah memasuki Bab 4. Sudah 2 jam ia menggerakan jemarinya dengan lincah di atas keyboard dan kini ia mencoba untuk istirahat.

Tubuhnya yang duduk dengan tegap itu detik kemudian langsung lemas dan menyandar di kursi. Ingatannya kembali memikirkan Min Yoongi. Entah kenapa, selalu saja wajah Min Yoongi hadir di benaknya, kebaikan suaminya selama ini yang sudah sangat baik itu berputar. Dimana Yoongi yang suka rela malam-malam membelikan obat ketika ia sakit. Dimana Min Yoongi mau menungguinya di depan toilet wanita dan memegangi tasnya. Saat Irene takut karena mimpi buruk, Yoongi ada dan mau untuk tidur di sudut kamar memakai sofa.  Ketika Yoongi menyiapkannya sarapan, atau ketika Yoongi yang tidak marah ketika jam tangannya dirusak.

((This memorize, ketika Irene melihat Yoongi yang kerja dengan kopi starbucks yang sudah habis saat larut malam—Yoongi is workaholic!))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

((This memorize, ketika Irene melihat Yoongi yang kerja dengan kopi starbucks yang sudah habis saat larut malam—Yoongi is workaholic!))

Irene semakin lama terbiasa dengan kebaikan Min Yoongi itu. Namun, sekarang, ketika Yoongi benar-benar memberi jarak dan mengabaikannya. Ia merasa ada sesuatu yang hilang.

"Khmmm." Suara dehem dari Prof. Kim. Dosen muda yang sudah menghabiskan malam saat ia ulang tahun dengan makan malam dan minum, Irene mendongak dan mendapati Kim Tehyung menggeser kursi tepat didepannya.

"Can we talk?" Ujar Taehyung.

Irene masih terbengong, lalu langsung mengangguk beberapa detik kemudian ketika Taehyung menatapnya dengan intense.

"Not here. Tapi di luar."

Irene memahami bahwa di perpustakaan tidak boleh berisik, dan lagi pula jika ia mengobrol hal yang agak rahasia, ia hanya takut menjadi perhatian mahasiswa lain. Maka dari itu, Ia mengikuti langkah Kim Taehyung untuk keluar mencari spot yang sepi.

"Jadi kau telah menikah?" Tanya dosen itu tanpa basa basi pada gadis di depannya. Irene menatap Kim Taehyung dengan perasaan gelisah juga takut. Tadinya, ia ingin menyembunyikan semuanya, namun sayang Kim Taehyung telah mengetahuinya.

"Benar."
"Tapi....."

"Tapi kenapa?"

Irene menatap bawah, menggeser kerikil dengan flat shoesnya sambil berpikir,

"Saya hanya ingin tanya. Kenapa kamu, yang sudah menikah mau ketika saya ajak ke kafe? Kenapa kamu tidak marah ketika saya pegang tangan kamu? Ketika saya mengajak kamu makan malam. Kenapa kamu merayakan ulang tahun bersama saya bukan dengan suamimu?"

Gadis itu langsung terlonjak kaget. Ia menatap wajah tampan di depannya yang habis menghujaninya berbagai macam pertanyaan.
Rasanya ia tidak bisa menjawab karena kata-kata sudah tercekat di tenggorokannya.

"You don't love your husband?"
"Do you like me?"
"Jawab, Bae Irene."

"Hah?"
"... aku...."

"Kalau tidak mencintainya, seharusnya pernikahanmu selesai."
"And i just want to tell you something that, i...."

Lelaki itu menghentikkan kalimatnya. Dimajukan satu langkah kakinya itu agar ia semakin dekat dengan Bae Irene. Lelaki tampan itu menatap wajah cantik didepannya hingga mata mereka bergerak seirama. Wajah cantik yang kini rambut panjangnya bergerak tertiup angin. Bae Irene sudah keringat dingin dan ia kini tengah menunggu kelanjutan kalimat yang terputus itu sambil menelan cairan salivanya dengan gugup.

Kim Taehyung merendahkan tubuhnya dan kepalanya itu saat ini tepat berada di samping telinga Bae Irene.

"I just want to tell you something, that i like you." Bisik Kim Taehyung dengan suara rendah dan berat.

Gadis itu begitu syok hingga matanya tidak berkedip beberapa saat.

"Seharusnya, orang-orang yang saling menyukai dan mencintai bersama."
"Begitu, jalannya pernikahan."

***

(Masyoon yg sabar🥺)

SHE IS MY WIFE [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang