Day 298

1.6K 134 28
                                    

Matahari pagi kota London itu cantik, tapi ia kalah cantik dengan Istriku, Bae Irene. Yang tengah meringkuk tidur di ranjang bersamaku. Ia melingkarkan lengannya di sekitar tubuhku dan kepalanya menyandar dada dengan keadaan rambut yang berantakan. Rambutnya harum dan masih tercium sisa aroma shampoo berbau bunga sakura.

Ia bergumam dengan suara parau, lalu memicingkan mata, namun sedetik kemudian ia kembali merebah kepalanya di dadaku. "Yoon ngantuk."

"Ya tidur sayang."

Lalu ia tidak menjawab lagi. Sepertinya lelah perjalanan dari Korea itu masih tersisa dan membuat kami ingin bermalas-malasan di tempat tidur.

Ada perubahan dengan sikapnya kepadaku. Sejak malam itu, sejak kami tidur bersama. Ia tidak lagi bersikap dingin bak gunung es, ia tidak lagi mengurung diri di kamar. Kalau aku pulang kerja ia menyambutku dengan senyuman yang merekah di bibirnya. Rasanya lelahku itu langsung hilang dalam sekejap. Rasa capekku menguap membumbung tinggi menjadi udara Kota Seoul. Ah Ia lucu sekali, dengan sikapnya yang cuek tapi sebenarnya ingin diperhatikan. Tapi sebenarnya aku tahu ia ingin mengungkap sesuatu hal. Tapi enggan untuk memulai bicara.

"Yaudah, kamu mau apa?" Tanyaku ketika ia diam saja menghadap depan saat kami berada di dalam mobil. Bibirnya sudah turun ke bawah hampir cemberut.

"Pulang aja."

Kami habis belanja keperluan untuk pergi ke London, dan saat di Mall, ada client perempuan cantik yang datang padaku lalu langsung mengecup pipi kanan dan kiri. Bae Irene yang melihat itu langsung pergi ke Parkiran Mobil meninggalkanku.

"Rene, maaf. Aku juga ga tau kalau ia langsung salam begitu."

"Ga tau ya aku mau pulang. Ga usah ajak aku bicara."

"Rene."

"Client kamu ga tau kalau kamu sudah menikah?!"

"Seharusnya tahu karena aku memakai cincin nikah."

Tiba-tiba Bae Irene menangis dengan wajah cemberut dan bibir yang menukik ke bawah.

"Kamu menangis?" Tanyaku menyentuh tangannya, ia menoleh dan langsung mengelap air mata. Wajahnya menerah dan raut wajahnya menunjukkan rasa kesal.

"Kamu pikir?"

"Ya ampun maaf."

Aku menarik tubuhnya dan langsung memeluknya. "Maafin aku ya?"

Aku mungkin kurang peka, aku mungkin kurang mengerti tentang perasaannya. Tapi melihat ia menangis membuatku semakin merasa bersalah.

Mengingat kejadian itu, membuatku saat ini membelai rambut panjangnya. Dan aku bertekad tidak ingin membuatnya menangis lagi. Aku ingin menjadi benar-benar sandarannya. Bahkan beban hidup dia pun rasanya ingin ku angkut semua, biar aku saja yang merasakannya. Namun ia jangan.

Aku memejamkan mata kembali. Dan tidur lagi di pagi hari yang cerah ini sambil merengkuh tubuh kecilnya.

***
Malam ini kami masih berada di Apartment sementara. Aku bilang padanya bahwa malam ini aku ingin keluar sebentar bertemu dengan kenalan semasa kuliah yang tiba-tiba mengajak makan malam sebab ia malam ini terakhir di London. Salah satu kawan dekatku semasa kuliah dulu.

"Yoon mau kemana?" Tanyanya yang kini tengah menaruh beberapa skincare dan makeupnya di lemari kaca. Aku merapatkan coatku dan langsung menghampirinya. Ia memutar tubuhnya dan berdiri di depanku.

"Keluar sebentar ya? Ketemu teman."

"Kok langsung pergi? Teman kamu yang mana?"

"Park Ji Soon."
"Sebentar aja ya?"

Ia cemberut lagi. Lalu aku menarik tangannya dan memeluknya. Ia tidak protes dan tangannya itu lalu melingkar ke sekitar pinggangku.

"Sebentar aja. Kamu mau aku bawain apa?"

Oke Bae Irene sedang merajuk.

Ditahannya lingkaran tangan itu saat aku ingin pergi. Sambil menaruh wajahnya di dadaku.

"Jangan lama-lama."

Lagi aku memeluknya dan ingin sekali tertawa. Tingkahnya lucu sekali dan membuatku gemas.

"Iya enggak."

"Kalau bohong dosa."

"Iya dosa."
"Dah, sweetheart. I love you jangan?"

"Janganlah, kamu pergi ninggalin aku."

Bae Irene bersungut-sungut dan tidak mau menatapku. Aku lalu mengambil dagunya dan langsung mengecup bibirnya itu.
"Lagi gak?" Tanyaku sambil terus mengecup bibirnya.

"Ga. Gausah cium aku."

"Tapikan aku dari tadi cium bibir kamu?"
"Aku tuh gemas tau gak?"
"Jangan kemana-mana ya? Telfon aku kalau butuh aku oke?"

Ia mengangguk sok tidak peduli, dengan wajah yang masih cemberut.

"Kamu tahu jalan pulang ke Apartment kan?"

"Tau."

"Iyaudah."

"Kamu khawatir aku tersesat."

"Nggak."

Lalu aku hanya tertawa mendengarnya. Bae Irene melambaikan tangan lalu tersenyum. Damn, she is so beautiful. Cantik banget bro, ga bohong.

7 billions smile in this world, but my fav is yours.

***
Ya Tuhan, kasih satu suami kaya Min Yoongi.

SHE IS MY WIFE [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang