Still Day 66

1.2K 144 11
                                    

Min Yoongi's Pov

Atmosfir malam ini begitu mendebarkan hingga jantungku terasa berpacu. Gerakan yang ku lakukan pelan namun pasti, aku menyesap bibir merah itu. Bibir yang masih tersisa jejak wine sehingga membuatku semakin tergila-gila. Aku menyentuh dua bahunya. Lalu tanganku beranjak semakin ke atas dan memegang belakang kepalanya demi memperdalam ciumanku.

Manis dan lembut.

Adalah dua hal yang bisa ku sebutkan dari bibirnya ini.

Aku tahu ia tengah mabuk, dan hebatnya ia membalas ciumanku ini. Tiap detik, aku menikmati sentuhan bibir kami. Dan detik berikutnya, gejolak di dada ini semakin bergemuruh. Aku bergerak, hingga menggeser meja dan gelas wine itu jatuh. Untuk sesaat, hal itu membuat aku berhenti. Namun, masa bodoh. Aku kembali melanjutkan menjelajah bibir manis ini.

Bae Irene, seperti pasrah. Tangannya lemas dan tidak bertenaga. Dan tanganku sedang menangkup wajahnya. Menangkupnya hingga aku bisa mendominasi ciuman ini.

Semakin liar dan menjadi-jadi, hingga udara diantara kami terasa sesak. Aku melepas tautan bibir kami. Dan mengambil nafas karena kami sudah terengah.

Gadis itu menatap bawah, dengan bahu yang naik turun.

"Hhhh."

Aku melihatnya yang limbung, lalu dengan gerakan pelan aku menyentuh bahunya dan memeluknya.

Untuk pertama kali. Aku memeluknya dengan rasa sayang yang membuat hatiku berdesir. Aku mencium rambutnya dan mengelus bagian belakang kepalanya.

"Iya sayang."

"Tidur. Ayo kita tidur." Ujarnya kemudian.

Lalu, aku melepas pelukanku dan menatapnya.

Hujan masih turun dengan deras dan membuat hawa dingin memenuhi ruangan ini.

"Iya, ayo tidur?" Aku menjawab ucapannya, sembari menyingkirkan rambut yang ada di bahunya. Lalu Irene menyentuh tanganku.

Hey tangannya dingin sekali?

Aku langsung menyentuh tangannya dan menggenggamnya.

Irene melihat tangannya lalu menatapku dengan tatapannya yang sayu, seolah bertanya kenapa aku menggenggam tangannya. Tapi ia tidak protes. Sebab, ia mabuk dan linglung.

"Naik ke atas? Ayo tidur dan berselimut." Ujarku kemudian. Ia mengangguk, menurut.

Lalu, aku bangkit masih dengan menggenggam tangannya dan mendudukkannya di ranjang.

Aku melepas genggaman tanganku, namun ia menahan tanganku.

"Dingin." Ujarnya.

Hatiku berdesir kembali. Aku duduk di sampingnya, lalu ia menyandarkan kepalanya di bahuku.

Sial. Irene, kenapa melembut seperti ini?
Ah mabuknya membuatnya tidak sadar bahwa sejatinya aku bukanlah orang yang ia sukai.

Jantungku sudah tidak karuan. Hujan semakin menyempurnakan suasana ini dan aku membiarkan Irene bersandar di bahuku.

Dan, setelah beberapa menit. Aku membaringkan tubuhnya dan menyelimutinya, sembari melihat wajahnya yang cantik mempesona di bawah lampu remang.

Mata Gadis itu sudah hampir menutup, dan aku dengan gerakan cepat naik ke atas tubuhnya. Mengunci tubuhnya itu dengan dua pahaku. Lalu menahan tubuhku dengan lengan yang berada di sampingnya.

Irene berada di bawahku. Wajah cantik itu, yang membuat laki-laki bisa luluh dengan kecantikannya. Wajah yang seringkali dingin kepadaku setiap harinya, dan saat ini pemandangan itu berubah. Wajahnya merona merah. Rambutnya agak acak-acakan dan terkesan seksi. Bibirnya itu terbuka hingga membuat aku sudah tidak tahan lagi.

Lagi-lagi, bibir merah itu menggodaku seolah,
"Kiss me Yoongi. Touch me."

Dengan perlahan, aku semakin menunduk. Lagi, jarak wajah kami begitu dekat. Lalu sebelum ia memejamkan total matanya, aku melumat bibir itu lagi. Melumatnya hingga tubuhnya kembali terlonjak, dan kakinya bergerak.

"Hmmm."

Aku menyentuh tangannya yang bebas dan dingin, lalu meneruskan melumat bibirnya, memainkan lidahku di mulutnya yang manis.

"Ahhhh..."

Sial. Sial. Brengsek. Desahannya membuat darahku mengalir dengan cepat.

Aku menginginkan lebih. Seperti bercumbu dengannya. Tapi, tidak. Aku tidak akan melakukannya karena tentu ia akan marah jika aku melakukannya. Jadi aku menahan gejolak perasaan itu. Rasanya menyesakkan dan terasa sakit. Tapi, aku tidak boleh egois. Hey, mencium nya seperti ini saja sudah menjadi anugrah?

Dan aku...

Malam ini aku sudah menyentuhnya. Menyentuh bibir manisnya, mencium beberapa bagian wajahnya dan memeluknya. Menghangatkan tubuhnya di bawah selimut. Hingga aku tidak mau malam ini cepat berlalu begitu saja. Aku ingin terus merasakan hal ini. Mendekapnya yang meringkuk di dadaku sepanjang malam. Saling membalas ciuman hingga kesulitan bernafas.

"Yoongi..."

"Iya sayang?"

Lalu ia tidak bicara lagi dan tertidur dengan lelap.

"Aku yakin, suatu saat kau akan menerima ku Rene."
"Dan kau, akan menjadi, Irene-nya Yoongi."

***

SHE IS MY WIFE [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang