Epilog

20 6 2
                                    

Suara ombak yang menderu menjadi latar dari pemandangan indah yang dilihat Zaemin saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara ombak yang menderu menjadi latar dari pemandangan indah yang dilihat Zaemin saat ini. Sambil menyeruput secangkir kopi robusta khas jogja yang di sediakan pemilik penginapan, Zaemin bersandar di balkon. Ia menatap ke kejauhan, pada batas horison pagi di pantai selatan.

Tring!~

Sebuah pesan tiba- tiba datang ke ponselnya. Dia melangkah ke dalam, meraih smatphone yang tergeletak di atas meja lalu membuka layar. Zaemin tersenyum saat membaca isi pesan itu.

Akhirnya, tiba juga waktu baginya untuk menunjukan kemampuan menarik hati para klien. Sembari bersiul Zaemin mengeser tubuh ke arah koper yang sempat ia pindahkan ke atas kasur setelah mandi tadi. Karena kelelahan, saat tiba semalam Zaemin langsung tertidur dan belum sempat merapikan pakaiannya. Bahkan koper masih tertutup rapat, sama sekali belum tersentuh.

Dengan masih berbalut handuk mandi yang berbentuk jubah, Zaemin membuka koper pakaian yang dia bawa. Sesuatu di dalam koper itu membuat Zaemin tercengang. Ia menggertakan gigi kesal, Zaemin tau pasti siapa dalang dari kesialanya ini. Buru- buru ia mengeser layar ponselnya lagi dan langsung memencet nama 'Yúchǔn de mèimei'

"YA!! ADIK BODOH! APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN ISI KOPERKU!"

Suara menggelegar Zaemin langsung terdengar saat Qiana mengangkat panggilan. Dia tidak peduli apakah suaranya itu akan terdengar sampai keluar ruangan, lagi pula pemilik penginapan sempat bilang tempat ini kedap suara.

[Kak zaemin, bisakah tidak selalu berteriak? kupingku bisa tuli!]

Zaemin mengeratkan pegangan pada smartphone yang digenggamnya, membayangkan jika yang dia remas adalah adik bodohnya.

"Sekali lagi, aku tanya! Apa yang kamu lakukan pada isi koperku?" Zaemin menggeram bagai macan pada tiap kata ia ucapkan.

[A... ano.. ituu..]

"BICARA YANG JELAS BODOH! Apa maksudmu mengubah seluruh pakain yang aku bawa menjadi warna hijau, HAH?!"

Zaemin mengacak rambutnya, frustasi sekaligus kesal. Demi apapun, ini adalah pertemuan penting dengan klien yang akan mempengaruhi pendapatan perusahaannya, dan adik bodohnya malah membuat masalah.

[Maaf, kak]

Zaemin berusaha meredam amarahnya mendengar suara Qiana yang pelan seperti berbisik.

"Katakan yang jelas apa alasanmu melakukan ini?"

[Aku hanya ingin memastikan.. Apakah benar jika memakai pakaian hijau dilaut selatan, maka akan ada dewi pantai yang membawa orang itu kedimensi lain?]

"Lalu kau mau menggunakan aku sebagai bahan uji coba? Begitu?" Tanpa sadar Zaemin berucap dengan nada dingin yang pasti membuat orang yang mendengarnya ketakutan tapi Zaemin yakin itu tidak akan berlaku untuk adiknya yang bebal.

"Kau tahu- kan? Aku pergi bukan untuk main-main!"

[Aku tahu, tapi aku penasaran kak. Apakah isu itu benar atau tidak. Lagian, kakak kan masih bisa memakainya? Bukannya kak Zaemin pernah bilang 'Aku ini sudah dari orok tampan mau memakai apapun tetap tampan~'. Lalu kenapa sekarang menghawatirkan hal yang tidak penting ini sih?].

Delta7 TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang