Biro Investigasi Tim-A atau BIT-A adalah sebuah badan mata- mata swasta yang bertugas mencari informasi. Beberapa kasus pembunuhan terakhir yang mereka tangani, di duga berkaitan erat dengan kematian anggota tim Delta7. Tim terbaik dimana Jiang Q...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini bukan penerbangan pertamanya tapi sesuatu terus membuat perasaan Morgan gelisah. Semenjak Kairav bilang bahwa dia harus menjaga Kara, matanya terus waspada melihat sekeliling. Dia sudah beberapa kali bertugas menjadi bodyguard orang terkenal. Ini bukan tugas yang sulit. Masalahnya beberapa orang lebih suka menghindari masalah, tapi orang yang dia jaga sekarang justru sebaliknya.
Suara yang terdengar seperti isakan membuat Morga berpaling.
"Se..Secchan."
Pria itu mengerutkan kening merasa iba pada rivalnya selama 7 tahun. Kara pasti masih belum bisa melupakan partner lamanya sampai bisa mengingau seperti itu. Perbuatannya yang tidak masuk akal juga pasti karena hal itu.
Morgan mengerakkan tangan, berusaha membenarkan lengan Kara yang bergelantung tidak nyaman di kursi pesawat. Tapi bukannya membantu, Morgan justru di buat membeku. Pasalnya saat kulit mereka bersentuhan Kara justru mengengam tangannya dengan sangat erat sembari berkata lirih.
"Jangan pergi..."
Jantungnya berdetak sangat kencang. Dia merasa panas dari dada sampai ke ujung kepalanya.Ia mencoba melepaskan diri tapi gengaman Kara justru semakin erat.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kara bermimpi lagi. Mimpi tentang hari terakhir Seira di video yang dia kirim ke Sahara. Dia merlihat wanita itu berlari menjauh dari pasar, menuju ke gang gelap. Orang- orang yang mengejarnya bertudung dan berpakaian serba hitam. Mereka semua tinggi, kekar dan memiliki tatapan mata yang beringas. Pistol di tangan mereka mengarah pada satu titik. Kara yang melihat sahabatnya terseok- seok langsung menerjang. Berdiri diantara mereka saat senapan itu berbunyi keras.
Kara tersentak. Dinding pesawat menjadi yang pertama dia lihat.
"Kamu baik- baik saja?"
Masih linglung dan terbawa mimpi Kara mendengar suara lembut dari samping. Ia berpaling dan wajah Morgan tampak menatap dengan cemas. Jarak mereka hanya dua jengkal, dan Kara tahu pasti dia sangat kacau sekarang.
"Apa yang terjadi?" Dia bertanya tanpa sadar.
Bayangan di mimpinya masih terbayang dengan jelas, dan kata- kata Kairav kembali menghantuinya. 'Kamu pikir mereka akan membunuhmu begitu saja?'
