BAB II

72 5 0
                                    


"WUAAHHHHH!!!!!!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"WUAAHHHHH!!!!!!!!"

Morgan berseru riang. Tangannya mengepak-ngepak, berbenturan di udara dengan stabil. Sementara partnernya, Jun hanya berkedip di tempat dengan mulut terbuka lebar. Penonton yang lain juga tidak kalah terkejut. Bahkan Kara sendiri masih terdiam di matras dengan pandangan bingung.

"Apa yang baru saja terjadi?" Suara Jun terdengar ragu. Ia masih mencerna kejadian langka yang baru saja terjadi.

"Apa -nya yang 'apa'? Dia baru saja mengalahkan Kara!" Jari Morgan menunjuk-nunjuk. Senyum di bibirnya makin lebar dan berubah menjadi tawa puas.

"Anak baru ini baru saja melempar ratu songong kita dengan satu serangan!"

"Aku tidak sombong!" Kara mengendus, berusaha menepis pernyataan Morgan tapi dia di abaikan.

Morgan yang kegirangan justru melompat-lompat ke tengah lapangan dan langsung merangkul partner baru Kara, seolah mereka teman lama.

"Akhirnya, penerus ACE kita telah tiba! Siapa namamu tadi? Qiana? Ku rasa kamu memang di takdirkan masuk ke biro ini." Morgan terus tertawa sembari menepuk- nepuk punggung anak baru dengan ringan.

Gadis itu tersenyum kikuk, ekspresi yang terbaca oleh Kara, sepertinya dia tidak nyaman dengan sebutan yang baru di dapat.

"Kamu membuatnya tidak nyaman Mori~chan." Kara mendorong dirinya untuk bangun. Dia agak terkejut dengan tangan yang tiba- tiba terulur ke arahnya. Sang anak baru ternyata sudah berdiri di sampingnya dan memberi bantuan.

Meski agak terlambat, Kara tetap menerima uluran tangan itu. "Terima kasih."

"Sama- sama. Kamu tidak terluka kan?"

"Ya." Kara tersenyum dengan perhatian anak baru. Agak lucu juga, ada orang yang mengkhawatirkannya seperti itu selain Kairav.

"Ini bukan yang terburuk." Tambah Kara sembari menunjuk ke perban yang menyembul dari balik seragam taekwondo yang ia kenakan.

Sebagai balasan, partner barunya hanya menarik bibir mendengar lelucon garingnya.

"Ayo cari tempat." Dengan gerakan tangan, Kara membawa gadis itu dan Morgan pergi dari aula latihan. Memberikan kembali waktunya ke Jun untuk melatih para calon agen.

"Ngomong- ngomong, kamu bagus juga." Kara berkata setelah mereka mencapai lorong. Ketiganya berhenti tepat di samping lemari kaca yang di penuhi minuman dingin. Morgan berinisiatif membuka lemari itu dan mengambil beberapa botol.

"Aku Kara Dirgant, kamu bisa memanggilku Kara saja atau agen K. Siapa namamu?"

Kara mengulurkan tangan, menyambut partner barunya dengan senyum ramah. Sangat berbeda dengan kesan pertama yang dia buat saat bertemu para trainee tadi.

"Qiana, Jiang Qiana. Aku sering di panggil Qiana di kantor lama." Balas gadis itu sembari menggenggam balik tangan Kara dengan penuh semangat.

Kara tidak bisa menahan senyum saat merasakan antusiasme dari yang lain.

Delta7 TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang