Perpustakaan sekolah SMAN 1 Garuda siang ini ramai dan banyak memilih untuk duduk di karpet yang disediakan dengan tempat cas yang pas buat bermalas-malasan. Disediakan juga tempat duduk yang khusus diskusi kelompok dan tempat siswa yang ingin mengerjakan sesuatu sendiri dengan meja bersekat. Suasana perpustakaan dengan banyak ruang kaca membuat santai serta disediakan ruang outdoor bagi yang ingin membaca diluar.
Geffa dan Fiona janjian bertemu di perpustakaan untuk belajar bersama.
"Lo harus latihan soal-soal try out buat terbiasa ngerjakan soalnya." Geffa memilih-milih buku di bagian rak soal-soal dikasihkannya ke Fiona.
"Gue ini cewek masa gue yang bawak buku ini sudah 5 tumpuk buku berat, lo cowok bukan sih."
Geffa melirik Fiona yang berdiri dibelakang Geffa lalu melihat ke tumpukan buku yang sudah lumayan banyak dan terlihat berat.
"Tambah satu deh." Meletakkan buku ke enam.
Geffa berjalan berjalan melewati lorong-lorong duluan sedangkan Fiona yang berdiri dibelakangnya mendengus sebal serta menyumpah.
Fiona yang kurang memperhatikan jalan tidak sengaja menabrak seseorang yang lewat dihadapannya. Bruukk..
"Sorry.sorry gue gak sengaja." Merapikan buku-buku nya yang jatuh tercampur dengan buku kimia.
"Eh gak papa gue juga maaf." Laki-laki yang ditabrak memperhatikan Fiona. "Eh Fiona ya ?"
Fiona mendongak melihat orang yang menabraknya dan menyadari kalau dia adalah yang ikut olimpiade bagian Kimia. "Iya Okta kan si ketua osis. Maaf sekali lagi." Fiona berdiri dang menyerahkan buku Kima Okta dengan tangan kanan dan tangan kiri nya menumpu buku matematikanya.
"Iya, banya juga ya buku yang kamu pelajari olim mtk kan jangan terlalu memaksa gue yakin lo menang kok." Mengambil bukunya dan Fiona tersenyum diberi semangat sama ketua osis yang terkenal smart, charming dan gentleman. "Gue kasih bocoran ya gue ini gak jago sama yang namanya mtk."
Okta tersenyum kembali bagimana bisa orang yang mengambil tempatnya peringkat dua setelah geffa yang biasa dipegangnya tidak jago matematika apalagi mengambil olimpiade matematika "Rendah diri eh peringkat dua."
"Gue serius. Ini semua gara-gara.." Fiona belum menyelesaikan kalimatnya sudah melihat Geffa berdiri di belakang Okta dengan jarak 3 meter dilihat dari tatapannya seperti bilang cepet kesini "Oh gue duluan ya."
"Good Luck."
Sebenarnya tadi Geffa menoleh dan mendengar suara buku-buku yang jatuh berniat kembali untuk melihat dan ternyata Fiona yang jatuh dasar ceroboh. Geffa ingin menghampiri namun mengurungkan niatnya karena melihat Okta yang sudah membantunya.
"Lo bisa gak hati-hati ceroboh banget jadi cewek."
Fiona menata buku-buku nya mendengus sebal. "Ini semua gara-gara lo tau gak ?" "Bisa turunin penutupnya mata gue silau."
Geffa dan Fiona sekarang duduk dibagian samping perpustakaan yang meja nya menghadap kaca memperlihatkan taman sekolahan dengan cahaya matahari siang masuk melalu kaca tembus pandang.
"Gak mau, emang gue babu lo."
"Dasar minta tolong dikit aja, lagian penariknya disebelah lo. ish." Fiona yang kesal akhirnya meraih tali penutup jendelanya sendiri mencondongkan tubuhnya melewati depan Geffa dengan tanganya yang meraih-raih tali. Jarak mereka yang cukup dekat Geffa dapat merasakan aroma shampo Fiona yang keluar lalu diraihnya tangan Fiona lalu didekatkannya wajah Geffa, membisikkan di telinga Fiona. "Gue gak suka dilawan."
Fiona menoleh dan mata Fiona bertemu dengan jarak yang dekat. Fiona sadar lalu kembali duduk ditempatnya mengurungkan niatnya.
"Lagian kenapa sih ditutup bikin mata rusak. Banyak cahaya bagus pemandangan bisa mendukung konsentrasi belajar jadi releks." Ucap Geffa samil membuka-buka buku untuk dikerjakan.
Fiona yang tidak dapat tenang sekarang. Jantungnya hampir copot. Disentuhnya telinga sebelah kiri nya panas.
Kali ini dia nurut.
Setelah 30 menit Fiona mengerjakan soal dilihatnya Geffa tertidur dengan menggunakan earphone, tanganya sebagai bantal di atas meja menghadap kanan kearah Fiona. Diamatinya Geffa tertidur lalu Fiona melewati Geffa dibelakangnya menurunkan penutup jendela lalu diletakkannya buku tulis jawaban Fiona disisi Geffa. Fiona pergi membawa tumpukan buku-buku yang akan diletakkanya dimeja sudah baca.
Terdengan suara bel masuk Geffa pun bangun dari tidurnya. Fiona sudah pergi, dilihatnya satu buku tulis yang pasti isi nya jawaban dari soal-soal latihan serta sobekan kertas.
Tidur dengan cahaya berlebih tidak baik apalagi mengguanakan earphone.
Perbaiki dulu perilaku guru sebelum mengajari ya bapak.
Oh yaa setelah lama belajar matematika sekarang gue tau gue semakin benci matematika dan pingin belajar mata pelajaran kimia. Ini cuman menyampaiakan keluh kesah murit ke bapak guru jangan diambil pikiran ya pak :)
Gue balik dulu
Geffa tersenyum.
...........
Pelajaran terakhir sebelum pulang di kelas Fiona yaitu matematika dengan guru Pak Agus.
"Sekarang kumpulkan buku tugas yang sudah saya kasih PR, dikumpulakan perderet. Silakan yang duduk belakang mengumpulkan buku temean-temanya kedepan lalu ditukar dengan bangku deret lainnya."
Fiona membuka tas nya lama mencari namun Ia mulai panik karena bukunya yang dicari tidak ada. Rinta yang mengambil buku deret Fiona sampai pada bangku Fiona.
"Fi buku lo mana ?" Tanya Rinta
"Gue sudah mengerjakan tapi ituu.. aduh.. sial."
"Apa maksudnya Fi ?" Rinta tidak paham apa yang dikatakan Fiona
"Fi lo gak bawa bukunya ?" Tanya Elsa yang duduk sebelahnya
Tidak lama Pak Agus bersuara "Untuk yang tidak mengerjakan silakan maji kedepan."
Fiona tidak bisa berkata-kata. Ini pertama kalinya Ia maju kedepan sebagai siswi yang tidak mengerjakan tugas, apakah benar ? anggap saja begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANKING 1 Vs RANKING 2
Teen Fiction#1 - highschoolstory (03-06-2018) #2 - smastory (08-10-2020) #3- smastory (31-1-2021) Part selanjutnya akan di PRIVATE so FOLLOW dulu ya Dua insan yang tidak bisa bersatu. Mereka bersaing untuk mendapatkan ranking tertinggi di sekolahnya. Sebelumnya...