Hari jumat. Sampainya dikelas Fiona langsung menaruh tas nya ke bangku dengan malas. Teman sebangkunya juga belum datang. Akhirnya Fiona memutuskan buat ke kamar mandi.
Melihat Okta ada di sebelah pintu kelasnya. "Hai." Okta menyapanya dengan senyum ramahnya.
"Hai juga, ada apa ?"
"Ehm.. itu kaki nya udah gak papa kan ?"
"Iya udah gak sakit kok, ini itu cuman luka kecil tenang aja."
"Gue kawatir sebentar lagi kita mau berangkat. Mungkin gue bisa bilang ke Pak Arifin buat gue gantikan lo sementara."
"Eh apa an sih ini sudah gak papa kok." Fiona mengucapkan itu sambil mencoba lompat-lompat kecil dan tertawa.
Tiba-tiba tangan kedua tangan Okta memegang pundak Fiona sambil tertawa kecil melihat tingkah lucu Fiona. "Seneng deh lihat lo udah bisa senyum lagi."
"Oke." Terdiam sejenak.
"Ok sudah bisa dilepas tangan lo." Fiona menyadarkan lamunan Okta
"Oh iya, gue balik dulu kekelas ya. Bye."
"Bye bye."
Fiona menghembuskan nafasnya berjalan muram sambil sedikit menyeret kakinya. Tanpa sengaja dari kejauhan Fiona melihat Geffa dilorong kelas nya. Fiona memalingkan muka berusaha pura-pura tidak melihat kehadirannya.
Tapi sepertinya tuhan tidak menghendaki doa nya. Geffa berhenti didepannya Fiona masih menunduk dan berusaha buat menghiraukannya berjalan ke sisi kanan Geffa menghalangi lalu ke kiri dihalangi lagi. Fiona pun mulai menatap ke Geffa.
"Apa lo bersenang-senang ?"
"Gue tidak melakukannya dengan sengaja, memang gue udah sembuh."
"Jangan menangis saat lo kalah di olimpiade."
"Gue tidak akan nangis, lo lihat kaki dan tangan luka gue gak cengeng."
Geffa langsung melewati Fiona tanpa mengucakan kata satu pun. Fiona yang melihatnya punggung Geffa berjalan langsung kesal.
"Tunggu saja dan lihat, gue bakal bikin muka tembok lo hancur." Fiona berjalan menyeret kaki nya lagi.
...........
Jam istirahat. Geffa, Fahri dan Andre berkumpul di lapangan basket.
Geffa sedang bermain basket sendiri dan tak sadar dia menjadi tontonan gratis cewek-cewek satu sekolah.
Fahri hanya melihat duduk di bangku pinggir lapangan. Sedangkan Fahri berlari membawa sekantong jajan dan minuman dari kantin.
"Guys.. guys.. OMG! gawat." Teriak Andre
"Apa apa ?" jawab Fahri
"Gosip terhangat, terpanas, dan terheboh sepanjang gue sekolah disini."
"Yang bener mana sih hangat atau panas ?" Sela Fahri kadang kurang paham dengan Bahasa Andre.
"Ini penting banget terutama buat Geffa." Andre pun meneriaki Geffa. "Gef sini lo cepetan."
"Apa ?" Geffa menghampiri kedua sahabatnya sambil mengambil minuman dingin yang tadi dibeli Fahri.
"Gue kan habis dari kantin terus gue lihat Fiona sama si ketos berduan senyum-senyum, anjir gimana gak heboh Fiona kan gebetan lo Gef."
"Sumpah lo demi nama baik sekolah ini, bisanya Fiona sama temennya." Jawab Fahri.
Geffa pun tak menghiraukan omongan masih sibuk dengan makanan nya yang sudah dibuka.
"Gef lo harus perjuangin si cantik Putri Fiona itu lo mau dia direbut, nih y ague bilangin." Andre menjeda berdeham seperti akan mengelurkan Magic Word.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANKING 1 Vs RANKING 2
Teen Fiction#1 - highschoolstory (03-06-2018) #2 - smastory (08-10-2020) #3- smastory (31-1-2021) Part selanjutnya akan di PRIVATE so FOLLOW dulu ya Dua insan yang tidak bisa bersatu. Mereka bersaing untuk mendapatkan ranking tertinggi di sekolahnya. Sebelumnya...