Perpustakaan

4.5K 117 0
                                    

“Diperpustakaan. jangan telat. cih.. sok banget.”
Fiona berjalan menuju perpustakkan sekolah yang berada di lantai utama.

Ia habis dari kantin menuntaskan kelaparannya dulu untuk mengisi energi agar kuat saat beradu dengan si Geffa.

Memasuki perpustakaan banyak orang yang fokus dengan buku. Fiona bukan tipe anak yang suka belajar ditempat kurang menarik dan membosankan seperti ini. Tapi dipikir lagi kenapa Geffa menyuruhnya untuk datang ke perpustakaan. Orang seperti model Dia tidak mungkin nongkrong diperpus.

Setelah matanya bertemu sosok Geffa yang duduk di bangku yang menghadap ke jendela sambil membaca buku yang tergeletak dimejanya yang berbahasa inggris.

Pinter juga ternyata ini anak. Fiona duduk di sebelah Geffa.
“Ini gue udah kerjain.”
“Gue lihat hasil lo baru boleh pergi.”

Geffa membalikkan buku menggunakan tangan kiri nya. Seraya melihat-lihat dan menimang apa jawaban ini betul atau tidak.
“Lo cukup handal dalam pelajaran mtk.”
“Gue gak butuh pujian.”
Geffa tercengang dengan jawaban cewek yang ada disebelahnya ini. Baru sekarang Dia menjumpai orang yang tidak mau dipuji dengan orang seperti Geffa.

Lama tidak ada bahan pembicaraan lain mereka sama-sama terdiam. Bingung apa yang harus Mereka perdebatkan dan berakhir panjang tak terselesaikan. Dan buntu tidak ada lainnya.

Keheningan yang ada menyelimuti mereka.

Geffa memperhatikan Fiona yang sedang menatap keluar jendela dengan tatapan sendu. Geffa bertanya apa yang sebenarnya ada dipikiran nya. Kenapa sejak pertemuan dengan sesosok cewek ini jantung jadi seperti ini.

Fiona yang merasa ditatap pun menoleh, tanpa sengaja Ia menatap langsung ke Geffa yang duduk disebelahnya dan pandangan mereka sangat dekat satu sama lain.

"Ehem.. kak Geffa."
Seruan suara mengganggu lamunan mereka. Memutuskan kontak mata antara Geffa dan Fiona.

Geffa menolah ke sumber suara.
"Kak ini ada sesuatu buat kakak. Hm.. itu aku buat sendiri."
Geffa melirik hadiah itu. Tas merah muda. Terlihat isi didalamnya ada seperti kotak makan. Terlihat dari kotak itu verisi nasi goreng.

"Oh ya makasih. Tapi besok jangan kasih lagi. Gue gak suka." Jawab Geffa ketus
Menerima pemberian cewek itu langsung ditaruh nya di meja.

"Makasih kak." Setelah berlalu. Geffa menghembuskan nafasnya dalam. Fiona yang berada disebelahnya hanya melirik pemberian cewek tadi.

Geffa bangkit dari duduknya membawa buku MTK nya dengan tangan kiri berlalu meninggalkan tas merah muda dan Fiona.

Fiona yang melihat Geffa meninggalkan kotak bekal pemberian cewek tadi membawanya dan berniat memberikannya.
"Gef.. geffa." Dasar anak itu.

Sampai di depan perpustakaan Fiona berhasil menyusul Geffa.
"Kotak lo." Memberikan kotak nya ke Geffa
"Ambil aja." Jawabnya ajuh tanpa menengok ke Fiona.
"Gue benci sama orang yang buang makanan !"

Geffa tidak memperdulikan omongan Fiona. Melanjutkan jalannya.

Fiona yang tidak memperhatikan sepatunya yang belum terikat sempurna berakhir menginjak tali sepatunya sendiri dan jatuh memegang tangan Geffa dan kotak itu terlempar dan berhamburan isinya.

Semua siswa siswi yang berada disana seketika berhenti melihat seorang cewek yang posisinya seperti sedang memohon dan Geffa hanya melihat ke arah Fiona dengan tatapan dinginnya.

"Sial. Banget sih gue." Gumam Fiona
"Mau gue bantu."
"Gak usah!"
"Kalau gitu lepas tangan lo."

Tangan. Sialnya lagi Fiona memegang tangan Geffa yang seperi orang memohon.

Selepas Geffa pergi. Banyak orang yang berbisik jika Dia habis ditolak mentah oleh Geffa. Berlutut untuk mendapatkan cinta Geffa. Sampai cinta tak terbalas dari Geffa.

Telinga Fiona yang mendengan itu semua mulai panas. Fiona bangkit membenarkan sepatunya dulu karena tadi saat mengejar Geffa tidak sempat memakai nya dengan benar dari perpustakaan yang mengharuskan mencopot sepatu. Semua ini gara-gara si sialan Geffa.

RANKING 1 Vs RANKING 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang