Macaron Coklat

662 44 0
                                    

Fiona pagi-pagi sudah sibuk di dapur. Mama nya sampai heran dengan anak perempuannya. Jarang sekali Fiona di pagi hari sudah di dapur. Ia membuat kue coklat sampai siang dan akhirnya jadi.

"Kamu bikin apa sih ?" Tanya mama Fiona.

"Bikin kue coklat." Fiona mengeluarkan kue dari oven. Berhasil kue coklat buatan Fiona.

"Mama jangan makan. Aku mau mandi dulu."

"Iya iya. Mama sendiri tidak boleh mengambil kue buatan anaknya."

Fiona berlari ke kamar. Mandi. Bersiap-siap. Ia akan kerumah Geffa pasti dia masih tidur dirumah. Ia akan datang dan mengganggu hari libur Geffa.

Kembali ke dapur mamanya memersiapkan tempat kuenya. Kaget melihat Fiona sudah siap akan pergi, mamanya bertanya "Mau kemana ?"

"Kerumah temen. Ini dibagi setengah ya ma." Fiona membagi rata kue coklat buatannya.

Kue yang dibuat adalah macaron coklat ditaruh tempat jar kaca yang lumayan besar. Dimasukkannya di tas coklat.

Sampai rumah Geffa mama nya menyambut Fiona. Pukul sebelas ia sampai rumah Geffa. Ternyata Geffa tidak ada di rumah kata mamanya lagi pergi latihan. Fiona heran seharusnya kan kelas dua belas sudah tidak boleh mengikuti ekstrakulikuler, masih saja Geffa latihan basket.

"Iya tan tidak papa. Aku kesini mau main aja sama kasih ini, buatan aku."

"Astaga repot. Pasti enak banget bikinan kamu."

"Iya pasti dong. Te."

"Oh iya. Tante mau pergi keluar, kamu disini temani Geffari bisa ?"

"Bisa te, aku bisa mengurus adik laki-laki."

"Haha iya tante percaya."

"Tante aku boleh minta nomernya untuk jaga-jaga ?"

"Boleh." Fiona menyerahkan ponselnya. Mama Geffa mengetikkan nomernya. Ia akhirnya mendapatkan nomer mama Geffa.

"Tante pergi dulu ya."

"Iya te hati-hati." Mama Geffa keluar menggunakan mobil.

Fiona menuju kamar Geffari sesuai arahan mama Geffa disuruh menemani.

"Hai." Sapa Fiona.

Geffari kaget. Ia sedang duduk menghadap meja belajar "Siapa yang memperbolehkan mu kesini !"

"Dasar adik kecil, harus diajarin sopan santun." Ucap Fiona, ia masuk ke kamar Geffari lalu duduk di kasur.

"Mama kamu pergi jadi aku yang akan menjaga mu."

"Aku tidak perlu dijaga. Aku sudah besar."

"Iya adik besar." Sambil mengusap kepala Geffari.

Geffari menepisnya "Jangan pengang-pegang."

Fiona melihat yang dikerjakan Geffari. Ia sedang mengerjakan tugas sekolah.

"Mau aku bantuin gak ?"

"Emang bisa."

"Eh aku ini sudah senior high school jadi bisalah ngajarin adik kelas."

"Jangan panggil adik."

"Iya iya bercanda." Kakak dan adik sama keras kepalanya.

Fiona membantu mengerjakan tugas Geffari. Ia membawakan macaron coklat dan minuman. Ketika ia menanyakan gimana rasanya, Geffari hanya menjawab biasa. Macaron terenak yang dibuatnya dibilang memiliki rasa yang biasa. Mungkin ia tidak terbiasa mengatakan hal baik kepada Fiona sama halnya kakaknya.

Hari sudah berganti sore. Geffa belum juga datang. Selama itu, Fiona dan Geffari setelah mengerjakan tugas langsung ke bawah memaikan game playstation.

"Aku tidak bagus dalam bermain game. Aku ini perempuan !" Protes Fiona, ia sudah kalah telak dengan Geffari.

"Game tidak memandang gender seseorang !"

"Gimana kalau main tebak soal ?"

"Itu tidak fair, aku ini anak SMP tidak mungkin melawan mu !"

"Tapi ini juga tidak adil buat ku !"

Fiona dan Geffari tidak menyadari jika kakanya sudah datang "Kenapa lo ada disini ?"

"Lo gak lihat gue lagi main."

"Yaudah, minggir aja sana main sama loser yang tidak bisa menerima kekalahannya. Kasihkan stik ke kakak."

"Apa ! Aku tidak terima ! lihat kali ini akan serius memenangkan game ini !"

Geffa teracuhkan. Fiona dan Geffari keasikan bermain. Ia menjadi penonton mereka. Sampai keajaiban datang ke Fiona menang pertandingan. Tidak disangka setelah kekalahannya ia bisa menang melawan Geffari.

"Lihat ! lihat ! aku bisa menang !" teriak Fiona, ia senang bisa menang.

Kemenangan Fioan sudah diperolehnya. Ia meminta hadiah atas kemenanangannya. Sebelumnya Geffari yang menang telah meminta Fiona untuk mengerjakan tugas essay my holiday.

Giliran Fiona meminta "Suruh kakakmu mengantar aku pulang ke rumah."

Geffa mendengar itu berkata "Aku tidak mau."

"Kamu lihat sendiri kakak ku tidak mau."

"Usaha sedikit dong. Padahal aku tadi sudah membantu mu membu..." Geffari menghentikan perkataan Fiona.

"Kak ayolah, antar dia sebentar. Meskipun dia menyebalkan. Cerewet. Suka mengancam. Tapi dia sudah menang jadi turutin permintaannya sekali saja kak."

"Geffari ! sebenarnya tuhjuanmu merayu kakakmu atau menjelekkan aku sih !"

Geffa menyetujui untuk mengantar Fiona pulang. Naik sepeda montor Geffa lagi. Ia sudah membawa helm nya karena tadi ia datang ke rumah Geffa naik ojek online.

Ditengah perjalanan Fiona mengajak Geffa berbicara "Gef lo tadi kemana ?"

"Sekolah."

"Latihan basket ? bukannya sudah tidak boleh ya kalau kelas dua belas."

"Ada acara perpisahan tim basket sama dance."

"Tim dance juga gabung ?" Berarti ada Dinda juga disana bersama Geffa.

"Iya. Kemarin Dinda telepon gue buat kabarin itu."

"Kapan Dinda telepon ?"

"Kemarin waktu kita belajar bareng."

"Terus dia telepon kamu lagi gak ?"

Sedikit jeda. Geffa berhenti ada rambu merah.

"Lo itu tanya-tanya kayak gitu aneh banget. Dinda cuman telepon aja waktu kemarin, itu yang terakhir."

"Lo pacaran sama Dinda ?"

"Enggak !" Jawabnya nada kesal.

Fiona tersenyum dibalik punggung Geffa. Langusng melingkarkan tangannya ke tubuh Geffa.

"Lepasin." Geffa berusaha melepaskan tangan Fiona. Warna rambu telah berubah hijau membuat Geffa membiarkan tangan Fiona melingkari tubuhnya.

"Makasih ya." Fiona sudah sampai didepan rumah.

"Lo jangan kayak gitu lagi."

"Iya lagian itu cuman sebentar aja."

Geffa pergi tanpa berpamitan. "Hati-hati." Teriak Fiona.

Hari ini semua karena macaron coklat hatinya kembali. Ternyata ia hanyasalah paham. Awalnya susah buat berdamai dengan ego sendiri setelah mencobamengawali, kedepannya akan terasa manis seperti macaron coklat.

RANKING 1 Vs RANKING 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang