Satu minggu sebelum ujian nasional dilaksanakan. Fiona akan menghabiskan waktu untuk belajar bersama Geffa.
Senin. Mata pelajaran sekarang full Bahasa Indonesia. Meski pun Bahasa negara sendiri terkadang susah untuk mendapatkan nilai 100. Soal yang panjang. Pilihan jawaban yang hampir mirip-mirip membuat jebakan dalam melilih salah satu jawaban yang paling benar.
Jam pertama pelajarannya di kelas penuh diisi dengan mengerjakan latihan soal. Buku tebal latihan soal sudah menjadi koleksi bagi anak kelas dua belas. Buku ini didapatkan dari sekolah, sebenarnya ada kunci jawabanya tapi sebagai murit kita tidak diberikan. Hanya guru yang memilikinya.
Setelah itu jam istirahat. Fiona masih belum melihat Geffa. Kira-kira dimana anak itu berada. Apa masih didalam kelas. Tapi dia kan bukan type orang yang suka belajar.
..........
Kenyataannya Geffa sedang tidur di kelas. Didepannya ada Andre dan Fahri yang sibuk main game di ponsel.
"Matpel hari ini bikin ngantuk." Ucap Andre.
"Betul. Gak salah juga kalau dongeng itu pengantar tidur. Semakin banyak tulisan bikin ngantuk."
"Hm. Bahasa indo dan sejarah, mata gue sampai setengah watt." Setuju dengan Fahri.
"Tapi heran nya, Bahasa inggris gue sama sekali gak ngantuk tambah bikin gue mikir setengah mati. Mikirin maksud dari soal nya apaan."
"Semakin otak lo bekerja itu yang buat rasa kantuk lo gak ada."
"Kayak nya salah deh. Tuh bukti nya Geffa yang otaknya jalan terus aja bisa langsung tidur, padahal dia kan mikir buat jawab soal."
"Tidak mungkin !"
"Apa lo bikin kaget."
"Jangan-jangan Geffa selama ini bisa menjawab semua mata pelajaran dengan benar tanpa menggunakan otak."
Andre menatap Fahri. Terpukau dengan analisis Fahri "Lo lama-lama pinternya ngikutin gue ya. Mana ada manusia mikir gak pakai otak." Andre memukul kepala Fahri dengan buku tulis menyadarkan temannya.
"Kalian bisa diem gak."
"Gef lo punya otak kan ?" Tanya Andre.
Fahri mengambil buku tulis yang dibuat Andre untuk memukulnya, ganti Fahri memukul kepala Andre "Lo ngapain juga tanya kayak gitu. Pasti lah punya mana bisa hidup kalau gak ada otak."
"Gue heran aja kenapa otak gue gak encer pas jawab soal, bawaannya ngantuk. Lo harus ajarin gue buat bisa jawab soal ujian nasional."
"Lo minta ajarin Fahri. Dia juga pinter."
"Gak mau lo kan yang pinter di sekolah ini. Bantu lah sebagai temen lo." Rayu Andre. Jarang-jarang ia mau belajar sampai harus minta diajarin. Bisanya hanya minta kunci jawaban ke Geffa dan Fahri.
Geffa bukannya tidak mau membantu. Ia sudah kerepotan dengan Fiona, ketenangannya sudah diganggu sekarang datang lagi pengganggu.
"Fahri juga dia kan dapet ranking tiga. Dia juga temen lo."
"Gue masih banyak salah dan dosa. Gimana kalau kita bertiga habis sekolah nongkrong sambil belajar bareng." Usul Fahri.
"Gue setuju ucapan lo kali ini."
Geffa buru menjawab "Gak bisa gue ada urusan."
"Yaelah sejak kapan sih lo sibuk."
"Lo udah jadian ya sama Dinda." Andre bisa mengatakan itu karena tadi di kelas bisanya Geffa tidak mau duduk di samping Dinda kali ini, Geffa dan Dinda duduk bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANKING 1 Vs RANKING 2
Jugendliteratur#1 - highschoolstory (03-06-2018) #2 - smastory (08-10-2020) #3- smastory (31-1-2021) Part selanjutnya akan di PRIVATE so FOLLOW dulu ya Dua insan yang tidak bisa bersatu. Mereka bersaing untuk mendapatkan ranking tertinggi di sekolahnya. Sebelumnya...