H-1

806 52 4
                                    

Hari keberangkatan. Memang ini hari minggu waktu yang tepat untuk bersantai tapi tidak untuk semua murit perwakilan sekolah. Sekarang yang ikut tidak hanya yang mewakili lomba tapi sekolah juga membawa perwakilan guru dan supporter sekolah cukup dengan menyewa satu bis lalu melanjutkan dengan kereta. Mereka harus berangkat ke sekolah pukul enam pagi.

Fiona diantarkan oleh kedua orangtuanya menggunakan mobil papa nya. Fiona memberi salam tangan dan mengucapkan selamat tinggal. Orangtua nya pun dengan senyum bangga melihat anaknya yang akan berangkat. Ini merupakan lomba terakhir dimasa sekolah sebelum menginjak bangku kuliah.

Hebatnya semua sudah disini tanpa ada yang telat. Mereka dikumpulkan dikelas selagi mengnggu bis datang. Geffa yang sibuk dengan dunia nya sendiri yaitu mendengarkan musik melalui earphone nya. Sedangkan Okta mengajak Fiona bercerita tentang seru nya olimpiade tahun lalu.

Ternyata bis datang pukul tujuh. Mungkin ini yang dinamakan antisipasi jam karet. Para guru memang sudah merencanakan ini sebagai antisipasi kemacetan jalan.

Fiona memasuki bis dan melihat Okta melambaikan tangan. Fiona tersenyum singkat akan duduk disebelahnya namun dari belakang ada seseorang yang terburu-buru menyenggol bahu nya. "Oh Okta trims sudah dapat tempat yang pas aku sebelah kaca ya." Ucap Tita.

"Hmm maaf ya." Okta terlihat menyesal.

"Eh iya gue bisa cari yang lain." Fiona melihat kebelakang dan ternyata bangku yang kosong adalah tempat Geffa.

Fiona pun duduk disebelah Geffa. Padahal gue pingin duduk sebelah kaca tapi sudah didudukin sama Dia.

Geffa meliriknya sekilas dan melanjutkan menutup matanya.

Perjalanan cukup panjang harus menempuh menggunakan bis lalu menuju ke stasiun untuk melanjutkan perjalanan menggunakan kereta. Sial sial Fiona mendapatkan nomer duduk yang sebelah Geffa lagi dan tidak didekat kaca. Fiona pun menekuk wajahnya. Cowok ini bener-bener gak peka banget, banyangin aja gue tadi mengangkat koper sendiri ke atas tempat duduk yang biasanya menaruh dibuat menaruh barang.

Sekolahnya memang benar sekolah elit untuk masalah olimpiade. Mereka yang ikut hari ini mendapatkan transport, penginapan dan makan secara free. You will feel the pleasure of the world if it's free.

Kereta pun berangkat Geffa sedari tadi masih belum mengajaknya bicara. Sampai perjalanan memakan dua jam baru petugas melakukan pengecekan tiket, kami menunjukkan eticket yang sudah dipesan melalui aplikasi.

...........

Geffa melirik orang disebelahnya yang sudah terjatuh tidur dengan buku rumus matematikanya yang terbuka didekapnya dan kepalanya menunduk kebawah.

Ini sudah jam 10 dan Geffa tadi belum sarapan yang membuatnya sekarang lapar. Geffa terus menatap kearah Fiona. Kepala Fiona akan jatuh ke kanan dan mengerutkan keningnya lalu kapala tanpa sengaja menyenggol orang yang lalu lalang.

Geffa pun menyentuh kepala Fiona dan mengganti arah kiri nya menyandar kan ke bahunya. Fiona bergerak menyamankan bantalannya.

Fiona pun terbangun saat waktu telah berganti sore sekitar jam tiga. Fiona memukul bahu Geffa mengatakan "Lo mau ngambil kesempatan dalam kelonggaran !"

Balas sinis "Lo bukan tipe gue." Geffa berdiri sambil merilekskan bahunya sampai berbunyi gesekan tulangnya. Emang gue seberat itu ya. Fiona bertanya "Lo mau kemana ?"

"Mau beli makan."

Fiona melihat jam tangannya dan sudah sore. "Gue juga, aduh." Fiona mengerang sakit ini diakibatkan tidur sambil duduk dan lehernya yang kaku sampai kepalanya ikut sakit. "Eh gue nanti aja." Geffa pun berjalan pergi.

Tidak lama berselang kembali Geffa membawa nasi kotak dua dan botol minum dua lalu duduk di sebelah Fiona dan menyerahkan kotak dan minum ke Fiona. "Ini gratis kan ?" tanya Fiona.

"Bayar ke gue."

"Yaelah sekali-kali lo traktir. Gue kan patner lo."

Fiona dicuekin sekali lagi.

Sebelum makan Fiona mau mengoles kan minyak kayu putih yang dibawanya ke lehernya karena tadi salah tidur yang membuat leher sakit. "Aduh susah banget sih." Fiona mulai kerepotan. Rambutnya yang panjang sebahu tidak diikat dan nasi kotak dipangkuannya takut jatuh lalu menuangang minyak ke tangan nya, sangat merepotkan.

"Sini minyak nya." Ucap Geffa

"Enggak gue bisa sendiri entar lo nambahi utang gue buat bayar jasa tukang urut."

"Boleh juga."

"Kok diseriusin sih gef, aduh aduh."

Geffa langsung mengambil minyak kayu putih di tangan Fiona dan menungkan ke tangannya. "rambut lo dipegang dulu."

Fiona menyampirkan rambutnya ke kanan yang membuat punggung lehernya terlihat di mata Geffa. Tangannya mulai mengoleskan. Jantung nya berdebar cepat.

"Udah." Ucap Geffa

"Nanti kirimin gue struk utang gue harus bayar berapa." Ucap Fiona sedikit sinis. "Bentar, ini pakai tisu bsah dulu biar gak bau waktu makan." Fiona mengambil tisu basah dari tas kecilnya dan membersihkan ke tangan Geffa.

Setelah makan mereka, Geffa dan Fiona berakhir debat kembali karena makan siang mereka yang telat dan Fiona yang sakit kepala menuduh bahu Geffa yang tidak sukarela menolong namun terpaksa.

...........

Setelah melewati perjalanan yang lama akhirnya mereka sampai. Sambutan dari perwakilan penyelenggara lomba pun sudah ada di stasiun dan telah siap bis yang akan membawa ke penginapan. Rombongan SMA telah sampai dipenginapan hotel bintang empat. Menurut informasi guru tempatnya dekat dengan tempat diselenggarakan olimpiade jadi guru menghimbau agar mereka beristirahat yang cukup dan tidak tegang.

Satu kamar berisi dua orang. Fiona sekamar dengan Tita. "Fi gue sudah gak sabar buat besok, gue deg degan banget." Ucap Tita yang tidur kasur sebelahnya. Fiona dan Tita menatap kearah langit-langit hotel.

"Santai aja pasti menang lo, gue yakin."

"Iya sih gue gak sabar buat itu, cuman lebih deg degan lagi gue sama Okta."

"Gak usah kawatir Dia pinter pasti bisa menang."

"Eh bukan itu maksud gue."

Fiona menoleh ke arah Tita. "Gue suka sama Geffa jadi besok gue uhm.. mau menyatakan perasaan gue setelah olim."

Fiona menatap Tita datar. Melihat ekspresi Tita yang bersemangat. Fiona merasakan jantungnya sakit. Debaran meningkat cepat.

"Semangat." Ucap Fiona

"Betul gue harus semangat buat besok. Lo juga."

Akhirnya merekasama-sama menyemangati sampai hening dan mereka terlelap setelah perjalananyang jauh.

RANKING 1 Vs RANKING 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang