H-5

1.7K 85 5
                                    


"Baiklah pelajaran matematika terakhir sudah selesai. Jangan lupa untuk mengerjakan tugas. Silakan pimpin doa." Pak Agus mengakhiri mata pelajaran matematika.

"Berdoa dimulai." Pimpin ketua kelas.

Semua murit menunduk membaca doa dalam hati.

"Berdoa selesai."

"Terima kasih." Seru murit kelas IPA 2.

Fiona merapikan barang-barangnya dimasukkannya ke dalam tas.

"Ayo pulang." Ajak Elsa

"Ya. El nanti mampir cheese cake ada promo nih."

"Boleh ."

Kelas IPA 2 sepi tinggal mereka berdua. Pintu kelas tiba-tiba terbuka masuklah seorang laki-laki menenteng tas dibahu. Dia Geffa. Ia menghampiri meja Fiona.

"Gue ada PR."

"Gue kerjakan dirumah ya nanti lo kirim soalnya lewat whatsapp."

"Gak bisa gue gak mau."

Geffa duduk kursi depan Fiona mengambil tas Fiona diambilnya menjegak Fiona kabur.

"Lo kanyak anak kecil, lagian gue juga tepat waktu kok ngasih jawabannya."

"Mempersingkat waktu dan memudahkan untuk persiapan olim. Lo mau jadi pembantu lo seterusnya, inget janji."

Fiona menatap tajam Geffa memperingatkan jika ditengah perdebatan ini ada Elsa.

"Ehm.. hm.. Gue cabut dulu ya mungkin lain kali ya makan cheese cakenya fi."

"Maafin gue el ini semua gara-gara bocah jelek ini. Lo gak papakan pulang sendiri ?"

"Iya fi, gue duluan ya."

Tinggal Fiona dan Geffa di kelas IPA 2. Fiona duduk berhadapan dengan Geffa. Jam menunjukkan pukul satu siang.

"Baiklah ayo kita kerjakan."

Buku matematika sudah dihadapan Fiona yang mulai menulis jawaban sedangkan pria didepannya sibuk coret-coret kertas entah menulis apa.

Suasana kelas semakin canggung karena sebelumnya di dalam kelas ada anak-anak yang masih piket sekarang mereka sudah pulang dan tinggallah Geffa dan Fiona berdua. Fiona menggerakgerakan kakinya tidak nyaman, tidak biasanya aku kayak gini.

Angin dari luar jendela yang terbuka berhembus sampai tidak ada suara selain angin.

Entah kengapa aku merasa gugup

Padahal kemarin aku tak merasa seperti ini

Fiona melirik Geffa yang sedang menulis sampai coretannya tidak bisa terbaca oleh Fiona yang berada didepannya, Fiona memperhatikan jari tangan geffa yang sedang menulis, bahunya, matanya yang fokus, apa itu semua yang membuatku gugup ?. Tanpa sadar Fiona memperhatikan Geffa sampai Geffa menyadari diperhatikan balik menatap Fiona.

"Cepat tulis ! Dari tadi tangan lo tidak bergerak sama sekali !"

"Ma... maaf.." Kampret gue keceplosan minta maaf

"Biar gue lihat."

"Eh lo masih dapat satu nomer ? ini ada 10 soal !"

"Gue kerjakan kok sini gue juga mau pulang cepet !" Menyaut buku yang dibawa Geffa.

"Padahal lo sendiri yang mau jadi babu."

"Enak aja lo ya yang ngajukan ide koyol itu."

"Terus kalau gak gitu lo mau matahin tangan lo ganti tangan gue yang mau diamputasi ini !"

RANKING 1 Vs RANKING 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang