Ujian Sekolah

847 51 3
                                    

Tiga bulan berlalu sejak olimpiade berlangsung. Bagi kelas dua belas saat ini akan menempuh masa ujian sekolah. Mengikuti mata pelajaran di sekolah dan bimbingan belajardari sekolah memang berat apalagi belum ketambahan les diluar sekolah.

"Fi lo dapet ruang berapa ?" Tanya Elsa

"Gue ruang satu, Lo ?"

"Gue ruang dua. Kita terpisah."

Murit-murit kelas dua belas melihat ruangan yang akan ditempati. Didepan kelas sudah tertempel foto beserta nomer ujian mereka. Pintu kelas terkunci membuat semuanya tidak boleh masuk sebelum hari ujian tiba.

Ujian sekolah di SMA 1 Garuda menggunakan komputer yang sudah tersedia. Disini tidak ada sesi pergantian karena ruangan sekolah cukup menampung semua murit kelas dua belas ujian bersama.

Hari pertama ujian sekolah Bahasa Indonesia.

"Fi good luck." Teriak Okta yang akan masuk ke ruang dua.

"Lo juga." Membalas dengan lambaian tangan.

Hubungan mereka masih baik-baik saja. Persahabat yang terjalin antara mereka dekat. Okta hampir setiap hari mengirimi chat ke whatsapp nya. Sampai satu sekolah heboh mengira Ia dan Okta pacaran namun kenyataannya mereka hanya sahabat.

Hubungannya dengan Geffa bisa saja. Ia bingung harus menghadapi dia seperti apa karena sifatnya berubah-ubah yang tidak dipahami olehnya.

Hari kedua ujian sekolah Bahasa inggris.

Seperti biasa hari pertama para murit antusias akan ujian hati berdebar. Namun dihari kedua ini berbeda apalagi Bahasa inggris.

Fiona melewati dengan lancar. Elsa sahabatnya hampir setiap habis ujian mengomel betapa susahnya ujian sekolah.

Hari ketiga ujian sekolah matematika.

Tak bisa dibayangkan oleh Fiona soalnya menjebak dan membuatnya pusing. Ia melihat dengan santainya Geffa menjadi orang pertama yang keluar dari ruangan. Ia harus minta Geffa belajar bersama.

Hari keempat ujian sekolah. Para murit dibebaskan untuk memilih sesuai mata pelajaran peminatan. Karena Fiona dari kelas IPA maka pilihan mata pelajaran ada kimia, fisika dan biologi. Fiona mengambil mata pelajaran peminatan biologi.

Sudah bisa dipastikan Ia tidak mau bertemu dengan angka. Meskipun Ia harus kerja keras untuk membaca tapi ini kesenangannya.

Hari terakhir ini Fiona sengaja untuk menyelesaikan ujiannya mendahului Geffa keluar ruangan. Sudah dipastikan Geffa setelah ujian akan langsung kabur pulang.

Ia sudah menunggu di tempat parkir sekolah.

Tempat parkirannya masih sepi karena semua murit masih mengerjakan ujiannya. Tidak lama kemudian Geffa muncul. Fiaona langsung berdiri didepannya.

"Apa ?" Tanya Geffa datar.

"Bantu gue belajar matematika untuk ujian nasional."

"Gue ?"

"Iya lo bantu gue."

"Kenapa gak pacar lo aja."

"Okta bukan pacar gue."

"Gue gak bilang kan kalau itu Okta. Mungkin lo bisa minta dia buat bantu lo." Jawab Geffa sambil berjalan mendekati sepeda matiknya.

"Gue gak mau." Fiona nekat langsung meaiki sepeda Geffa.

"Turun !"

Fiona tetap tidak mendengarkan masih duduk di sepeda Geffa. "Gak mau sampai lo mau belajar matematika sama gue."

Bel selesai ujian sudah berbunyi menandakan sebentar lagi murit-murit akan keluar kelas. Geffa mengalah. Ia ingin sampai rumah secepatnya agar tidak diikuti dua temannya Fahri dan Andre.

"Iya gue ajarin. Sekarang lo turun !"

"Sebenernya gue gak bawak sepeda gue mau belajar bareng lo jadi kita berdua ketempat belajar bersama."

Geffa menetap Fiona sabar batinnya. Ia akhirnya naik sepedahnya, helm di pakai Geffa. Fiona hanya membantin dalam FTV Ia seharusnya yang dipakaikan helm bukannya malah dipakai dia.

Fiona tidak tahu kemana tujuannya karena Geffa dalam perjalanan hanya diam. Sekali Ia Tanya itu pun percuma Geffa tidak akan menjawabnya. Sampai pada tujuannya di depan rumah.

...........

"Turun."

"Ini rumah siapa ?"

"Rumah gue." Geffa membuka gerbangnya mengambil montornya lalu dimasukkan. Fiona sekarang berdiri dirumah Geffa.

"Kenapa kita belajar di rumah lo."

"Terserah gue kan."

"Iya iya. Manusia tembok." Fiona masuk ke rumahnya.

"Kakak kamu sudah pulang." Sapa ceria dari Mamanya Geffa, lalu kaget melihat Fiona "Oh My God kak kamu membawa pacar mu."

"Bukan ma dia temen aku."

"Fiona. Senang bertemu tante." Sapa ramah Fiona mengulurkan tangan salim tangan mama Geffa.

Mama Geffa menggandeng lengan Fiona untuk masuk ke ruang tamu. Ia duduk di ruang tamu nya Geffa. Sedangkan Geffa meninggalnya sendiri disini. Pajangan ruang tamu Geffa penuh dengan piala-piala, piagam dan foto keluarga serta lomba yang diikuti Geffa. Satu lagi foto laki-laki kecil itu adik nya. Mereka berdua terlahir sempurna.

Geffa kembali lalu membawa buku-bukunya. Belum mulai mamanya menghampiri lagi sambil mambawa minuman dan camilan. "Apa kalian satu kelas ?"

"Tidak dia di kelas IPA 2." Jawab Geffa

"Oh oke oke. Kak kamu harus sering-sering bawa pac .. eh masud mama temen kamu ya HAHAHA."

Diluar dugaan mamanya serti itu dan anaknya sikapnya nyebelin dan suka berubah-ubah.

Tinggal Geffa dan Fiona diruang tamu sedang belajar. Geffa memperhatikan muka serius Fiona.

"Lo gak perlu sampai seserius itu kalau ujungnya jadi dokter."

"Hah."

"Benar bukan lo pernah bilang pingin jadi dokter. Lo fokusin aja ke biologi."

"Lo tuh haduh .. susah ya kalau ngomong sama orang yang jenius nya dari lahir. Lo gak pernah ngerasain nilai lo jelek ya. Gue sumpahin nilai lo jelek."

"Itu gak mungkin Fi."

Geffa berdiri lalu Fiona bertanya "Eh mau kemana ?"

"Mau jemput adik, sebenarnya gue sibuk banget hari ini tapi karna lo merepotkan jadi gue bawa lo kerumah biar tidak menyusahkan gue."

Jadi dia bawa ke rumahnya karena gue orang yang merepotkan dan menyusahkan. "Gue gak gitu. GUE MANDIRI."

"Apa buktinya ? sekarang aja lo gak bisa belajar sendirikan."

"Ih lo nyebelin banget sih." Lalu Geffa pergi berpamitan ke mamanya lalu keluar dari rumah.

Mama nya menghampiri Fiona. "Jangan dipikirin."

"Tante."

"Pasti sulit ya mengajaknya belajar. Geffa itu tak pernah belajar."

"Pantas dia pernah mengatakan "Gue bisa langsung ingat hal-hal yang gue dengar dan baca." Ternyata benar-benar tidak pernah belajar."

"Hahaha .. yah dia tidak menyenangkan."

"Oh iya aku punya sesuatu yang menarik yang ingin kutunjukkan padamu !"

Fiona penasaran bertanya "Apa ?" Mamanya Geffa berlari kedalam rumah lalu kembali dengan membawa album foto.

"Coba lihat."

"Wow." Fiona tidak menyangka dulu Geffa seperti ini.

RANKING 1 Vs RANKING 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang