Tanggung Jawab .2.1

7K 163 2
                                    

Setelah mengikuti semua perjalan beserta kejadiannya hari ini akhirnya jam sekolah usai. Fiona membereskan buku dan besiap pulang.

"Fi cerita dong siapa cowok yang jadi pahlawan mu itu ? Kasih nama nya juga ya" Elsa yang sedari tadi memang memaksakan Fiona untuk bercerita sejak pelajaran Bu Endah berlangsung. Mereka sampai berkirim surat-suratan dengan kertas demi kekepoan sahabatnya yang satu ini. Apalagi ini masalah cowok yang menurut Elsa keren yang merelakan jaketnya dipinjamkan kepada nya. Fiona pun mulai kesal.

"Bukannya gak mau tapi beneran aku gak tau nama nya Dia kelas berapa pun gak tau." Jawab Fiona yang sudah selesai merapikan tas.

Merka berjalan menuju pintu kelas akan ke parkiran tempat sepeda montor terparkir.

"Huh.. tapi aku kepo banget pasti cowok itu baik terus tampan pinter... eh tapi kalau type itu semua ada di ketua osis ya kan?"

"Dasar aku juga tau ketua osis kita tapi Dia bukan ketua osis kalau aku ketemu entar aku beritahu."

....................

Sedangkan Geffa, Andre dan Fahri sedang menunggu seseorang yang mungkin akan melewati jalan ini lalu akan berpapasan dengan mereka.

"Lo yakin Dia lewat sini ?" Menyilangkan tangan dan melihat sekitar.

"Lo ragu sama gue Gef, ini jalan yang biasanya anak kelas itu lewat."

"Hm.."

Fahri yang tidak tau ada apa sebenarnya. Hanya keheranan dan bosan. Sambil membenarkan kaca matanya "Gue cabut dulu."

"Anak mama mau pulang. Hati-hati bro."

"Sialan lo And! Gue pulang."

"Ih ngambrk deh sayang aku." Sambil memberikan kiss bye nya ke Fahri
Fahri yang melihat itu pun jijik. Geffa pun melihatnya ikutan jijik melihat tingkah keduanya.

Fiona dan Elsa tidak menyadari jika mereka ditunggu kedatangannya untuk melewati jalur ini.

"El nanti berhenti di Indahmart ya gue mau beli sesuatu."

"Oke beres."

Geffa yang melihat cewek itu lewat langsung bersiap. "Lo bener Dia lewat sini."

"Tentulah gue tau segalanya tentang cewek." Menyombongkan diri.

....................

Fiona yang berjalan kedepan menuju parkiran tidak menyangka Ia akan bertemu dengan cowok itu. Mereka sempat saling bertemu mata.

Dia lagi sial banget. Lewatin dan pura-pura gak tau. Cara yang mungin keberhasilan satu persen

"Lo gak usah pura pura gak tau. Gue mau ngomong." Geffa yang sudah berdiri disamping Fiona.

Tidak berhasil kabur. "Kalau masalah jaket gue balikin setelah bersih." Ucap Fiona tanpa menatap lawan bicaranya.

"Bukan masalah itu gue mau lo.." ucapan Geffa terputus lalu menatap Andre. Ia hanya mau bicara empat mata dengan cewek bar-bar ini.

Andre yang ditatap Geffa mengangguk menegrti. "Nah yang satu buat gue, lo ikut gue ya." Sambil menggandeng orang yang berdiri disebelah Fiona.

Elsa kaget. "Eh kau apa ?"

"Btw Gef jangan kasar Dia cewek. Cuman ingetin aja hahaha."

Fiona mulai terpancing amarah. "Lo apaan sih gue kan udah bilang maaf."

"Lo kira maaf cukup. Gak lihat apa?! gue sampek diperban gini dengan gampangnya lo bilang maaf !. Ini lihat tangan kanan, tau kan artinya tangan kanan. Jadi disini gue mau lo tanggung jawab !!."

Masalah ada di tangan kanan. Kanan adalah segalanya. Fiona mulai gila, apa yang sebenarnya hari yang dialami ini.

Dilihatnya Fiona hanya berdiri diam. Geffa pun menjawab. "Tanggu jawab yang harus lo lakuin adalah nurutin semua mau gue sampai tangan ini sembuh."

Mendengar tanggung jawab yang harus dilakukan Fiona. Ia sekarng mulai pusimg menghadapi cowok ini mulai gila juga. "Lo pikir gue babu lo. Enggak gue gak mau!"

"Gue gak sebut lo babu, lo sendiri yang bilang. Jadi ini bentuk tanggung jawab kalau lo gak mau ya terserah gue laporin BP."

"Lo suka ngancem ya." Tapi bagamana kalau yang dikatakam cowok itu memang berniat melaporkan Dia ke BP. Enggak! Setidaknya sekali kena BP ketemu dua penjaga BP yang satu manis nusuk dan yang satu kejamnya mirip singa. Fiona malas.

"Oke gue terima sebagai tanggung jawab gue. Sekarang clear kan gue mau pulang."

"Lo emang suka pergi seenaknya ya. Nama lo sama nomer hp lo tulis." Mengulurkan tangan.

"Lo telmi ya cepet tulis di tangan gue nama sama nomer lo !" Ucap Geffa sekali lagi.

"Dasar cowok gila." Fiona pun menuliskan nama dan nomernya di telapak tangan Geffa. Terpaksa karena Geffa malas mengambilkertas atau hpnya dan begitu juga Fiona malas untuk memberikan kertas kepada cowok ngeselin kayak Dia. Posisi mereka yang berdekatan satu sama lain membuat Fiona tidak karuan. Persaan macam apa ini?.

Geffa yang selalu didekati banyak cewek tidak pernah merasa seaneh ini. Dia ada apa dengan cewek yang satu ini. Kenapa Dia merasa berbeda. Geffa bisa merasakan aroma bunga keluar dari rambut cewek ini yang melawati indra penciumannya. Aroma nya pun sampai masuk kedalam jantung. Berdetak.

Selesai menulis Fiona segera menjauhkan tubuhnya dari Geffa.

"Fiona. Baiklah gue hubungin kalau gue butuh."

"Hm..." Fiona berjalan keluar tanpa sepatah kata hanya menganggukkan kepala dan menjawabnya dengan bergumam mensetujui secara terpaksa.

"Cewek unik. Huh." Geffa mendengus.
Pergi begitu saja tanpa menanyakan nama nya dan tidak mau tau tentang nya. Menarik.

RANKING 1 Vs RANKING 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang