THE CEO 18 - - - TROUBLE MAKER - - -

4.5K 145 3
                                    

# JOVIAN POV #

Baru saja aku akan mengetuk pintu rumah Mika ketika aku melihat ayah dan ibu nya buru-buru keluar. " pagi om.. tan.." ucapku ramah. " ah... Jo kamu disini , syukurlah.. tolong bantu atasi putri tante ya, dia sedang membuat banyak makanan dengan resep baru nya , kami buru-buru jadi tidak sempat melihatnya, dia akan uring-uringan seharian kalau tidak ada yang menghabiskan masakan buatan nya.. kami pergi dulu ya.." tante Maya berbicara terburu-buru sebelum mengekor suaminya dengan langkah cepat.Aku memasuki rumah dimana aku pernah menginap sebelumnya itu perlahan, dan langsung menuju dapur.Aku melihat gadis itu merapikan alat-alat masak yang baru saja dicuci nya, dan aku langsung mengambil tempat duduk dimeja makan. Benar saja sudah ada beberapa piring makanan yang tersaji diatas sana.

Aku menelan ludah ku melihat beberapa menu english breakfast yang terlihat menggiurkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menelan ludah ku melihat beberapa menu english breakfast yang terlihat menggiurkan. Aku membuat suara dengan memukulkan ujung garpu pada gelas agar Mika menyadari keberadaan ku. Dan benar saja gadis itu langsug menoleh.

# MIKA POV #

Aku menoleh begitu medengar suara ketukan dimeja makan. " kau.." desis ku. " sedang apa kau disini?" aku membuang muka sebal begitu megetahu ada Jovian yang sedang mengamati makanan hasil masakanku diatas meja. " om dan tante menyuruhku membantu mereka menghabiskan semua ini, karena mereka harus buru-buru pergi." ucapnya datar sembari mulai menyendok sepotong telur dadar diatas piringnya." ahhh ini enak Mikh, sungguh.." kali ini dia melahap sesendok penuh salad. Aku duduk dihadapan nya dan menenggak segelas susu sampai habis. " tentu saja enak, aku memang pintar memasak.." ucapku acuh sembari meraih sebuah croissant dan melahapnya. Aku melihat Jovian tersenyum manis,sangat sangat manis " kau benar.. kau memang pintar memasak, nasi goreng buatanmu juga enak.." dia berbicara dengan terus mengisi sedoknya penuh dengan makanan. "kau memang istri sempurna mikh, kau manis, pintar, baik, dan pintar memasak.." dia berbicara lebih kepada dirinya sendiri. " kau benar.. sangat beruntung bukan, pria brengseksepertimu akan mendapat seorang istri seperti ku..." jawabku skeptis. " kau benar.." Jovian menggantungkan kalimatnya, ada perubahan dengan ekspresinya ketika menjawab kalimatku barusan. apa itu ? ekpresi apa yang baru saja aku lihat ?" maafkan aku mikh... I do apologize for what happened.." dia menatapku tajam dan memulai kalimatnya " aku minta maaf atas apa yang kulakukan waktu itu padamu mikh, aku sungguh sungguh menyesal..ak.." aku berdiri dan membuat kalimatnya terpotong. " aku tidak ingin membicarakan ini lagi.., aku akan bersiap tunggu saja di mobil " aku berusaha menahan getir dalam suaraku dan berlalu.Kami berencana mengunjungi wedding organizer untuk melihat design undangan yang kami pesan,koreksi maksudku dia yang berencana, laki-laki itu, siapalagi kalau bukan Jovian Oliver Dimitri.Baru saja kami akan memasuki kantor WO ketika aku merasakan tubuhku didorong dar belakang, membuat wajahku hampir saja mencium aspal kalau saja Jovian tidak dengan sigap menangkapku. " bitch.. kemari kau.." aku melihat seorang wanita berusaha meraih kerah baju ku dan menarik nya , namun tidak berhasil karena Jovian segera menghempaskan tangan nya, membuat wanita itu mudur beberapa centi dariku. " dasar jalang.. kau ! kau merebut Jovianku ..!" kali ini gadis ini berusaha mencari celah agar bisa menarik lenganku. tapi lagi-lagi usaha nya gagal karena Jovian menghalanginya. " Kyle.. what the hell are you doing ?" Aku melihat rahang Jovian mengeras, ada nada marah dalam suaranya." diam kau Jo! biarkan aku membunuhnya! gadis kampung ! kau tidak pantas untuk Jovian ku!" wanita itu kembali berteriak dan membuat beberapa orang yang lewat memperhatikan kami." JUST go away ! " Jovian menahan amarah dalam nadanya. " No..Jovian No, plaese be mine , aku bisa memberimu kepuasan lebih dari dia aku jamin, jauhibitch ini Jo.." wanita itu masih saja berusaha menyerangku seperti hewan liar. " JUST.. GO AWAY. I SAID.." kali ini Jovian setengah berteriak dan menatap wanita itu tajam. " damn it..!" Dia mengabaikan wanita didepannya dan menariku kedalam mobilnya." kita akan ke WO besok, aku akan mengabari Mrs. Margareth kalau kita tidak jadi kesana hari ini.." ucapnya begitu dia mengantarku pulang." shit.." aku meruntuk membuatnya mengalihkan pandanganya kearahku seketika . Aku melihat ujung jariku yang terasa perih dan panas karena terkena cakaran wanita tadi . " you got hurt ?" Jovian tampak panik dan meraih jemariku. Aku menghempaskan tangan nya " see? you are a trouble maker , boss..you don't need to worry about me, pikirkan saja salah satu wanitamu tadi..." ucapku sarkas dan langsung meninggalkan nya.

# JOVIAN POV #

" apaa lagi ...? " gadis diseberang terdengar kesal begitu menjawab panggilanku. Aku mendesah sesaatgadis ini memang sangat sulit ditaklukan, tapi aku menginginkan nya . Aku menggeleng sekilas dan tertawa. " mikh, aku hanya ingin tahu keadaan tanganmu.." ucapku lemah lembut." aku baik baik saja, tidak perlu diampuutasi..." dia menjawab dengan acuh." astaga mikh.. harus kuapakan kau ini, kalau mendengar gadis lain berbicara kasar padaku, aku pasti sudah ingin menampar mereka , tapi mendengarmu marah dan meneriaki ku membuatku ingin menciummu..." ucapku menggodanya seketika membuat gadis di seberang terdiam." sudah lah aku mau nonton drama, jangan menghubungiku.." ucapnya sebelum memutus sabungan telepon kami. Aku mendesah dan tertawa sesaat, sungguh harus kuapakan gadis ini ? dia begitu menggemaskan..Jadi begini rasanya jatuh cinta ?

# MIKA POV #

Aku menutup sambungan telepon sepihak dan melempar ponselku keatas tempat tidur. "Dasar, laki-laki brengsek... " umpatku sembari menahan rasa perih begitu obat merah ini meganai luka dijemariku. sampai kapan aku bisa kembali ke hidup normalku yang sederhana Tuhan ? aku menghempaskan tubuhku diatas tempat tidur dan lebih memilih untuk terlelap.
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, aku ketiduran dan sepertinya ini sudah larut. batinku. Aku merasa ada sesuatu yang basah diatas kepalaku kain kompres ? Aku meletakkan kain itu diatas meja disampaing tempat tidurku, dan berniat untuk bangun ketika aku merasakan sebuah lengan kokoh sedang melingkari pinggangku.Aku memalingkan arah ke samping dan melihat seorang laki-laki terlelap disebelahku sambil memelukku, aku memekik dan mendorongnya hingga terjatuh dari tempat tidurnya.
" shitt.." dia mengumpat pelan memegangi pinggangnya. " what te hell are you doing ?" desisku.
"ah.. mikh.. kau mau mematahkan punggung orang yang sudah merawatmu ? " laki laki itu beringsut ke sebelahku dan menyentuh kening ku dengan punggung tanganya. " ah demammu sudah agak turun, tapi badanmu masih hangat... ayo tidur lagi.." Ucapnya sembari berusaha merebahkan kepalaku diatas lengan nya. aku memberontak tapi aneh badanku terasa terlalu lemas untuk melawan kurungan lengannya yang terasa begitu hangat dan damai. apa aku sakit ? aku bertanya dalam hati bagaimana dia bisa disini ?.
" jangan banyak berfikir honey... tadi ayah meretua menelepon ku , memintaku melihatmu karena kau terdengar mengigau saat menjawab panggilan dari mereka, jadi mereka memintaku menengokmu dan memastikan kau baik baik saja..." jelasnya sambil mengelus pelan punggungku. aku mendengus pelan mendengar dia menyebut ayahku sebagai ayah mertuanya, kami bahkan belum menikah ! Aku mendongak menatap rahangnya yang hampir menyentuh pucuk kepalaku. " dimana mereka?" ucapku dengan suara parau.
" mereka bersama dengan orang tuaku, menyampaikan undagan ke bibiku di jakarta.." dia berbicara dengan suara yang hampir tak bisa kudengar.
" lepaskan Jo.. akuu ingin bangun... " ucapku lirih. Dia menggeleng." aku mau ke kamar mandi, kau mau aku pipis disini ...?" balasku ketus. Dia menghela nafas kasar, kemudian melonggarkan pelukan nya. " ayo.." ucapnya datar. " kemana ?" aku menautkan alisku. " ke kamar mandi katamu tadi ? ayo !" Jovian menarik lenganku pelan. " No I can go by myself.." aku mendesis kearahnya. Aku berdiri , dan berjalan pelan pelan, baru saja aku akan membuka pintu kamar, saat kepala terasa begitu pusing, sontak membuat aku mencar pegangan untuk bersandar tapi tak kutemukan, aku tiba-tiba terjatuh, kakiku lemas.
" see...? you can't go by your self ? you're sick mikh.." Tanpa aba-aba Jovian mengangkat tubuhku dan menggendongku dengan bridal style. Membuatku reflek mengalungkan kedua lenganku pada lehernya.
" good girl.." ucapnya menggoda ku begitu menyadari apa yang baru saja kulakukan, aku buru-buru menurunkan lenganku, dan membuang muka ke arah lain.
" Tidurlah.. kau tahu, pelukan menyembuhkan orang lebh cepat..." ucapnya lirih kembali mengeratkanku dalam pelukan nya begitu kami kembali ke kamar. Aku berusaha mati-matian mengatur detak jantungku dan memejamkan kedua kelopak mataku. Membiarkan aroma tubuh maskulin Jovian membuat ketenangan tersendiri untuk ku.
Rasanya baru sebentar aku terlelap, ketika tiba tiba suara yang sangat ku kenal mengusik tidur kami.
" MIKHHAAELLA..... JJJOOVIANNN....!" Suara pekikan itu seketika mengumpulkan semua kesadaranku dan membuat aku terjaga. " Ayah.. Ibu.." ucapku terkejut. " kalian berdua... apa yang kalian lakukan..?" ayahku berbicara dengan kalimat yang tertahan." ayah... ini tid.." ucapku terpotong begitu ayahku memberi sinyal untuk kami berdua segera keluar mengikuti beliau. Aku melirik laki-laki disampingku sekilas.
damn... he's trouble maker... big trouble makerruntukku kesal.

THE CEO (COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang