# MIKA POV #
Aku merasakan pusing saat pertama kali membuka mataku. Aku melihat Jovian duduk disamping tempat tidurku dengan handuk basah yang dusapkan di sekitar telapak kakiku. " mikh, kau sudah bangun.." ucapnya lirih. Aku memeluk Jovian dan menumpahkan seluruh tangisku di pundaknya. "ssttt... it's okay mikh, aku sudah disini.." aku merasakan Jovian mengecup pucuk kepalaku singkat sebelum merebahkan dirinya diatas tempat tidur dan membawaku ke pelukan nya.
# JOVIAN POV #
"Aku takut.." gadis dalam pelukanku terlihat begitu lemah saat ini. "tenanglah mikh, aku sudah minta anak buahku untuk menemukan wanita sialan itu, kau sudah aman bersamaku, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu..." aku menahan setiap kalimatku agar terdengar lembut dan tidak membuatnya semakin cemas. " kyle.. yang melakukan nya ..." dia berbicara disela tangisnya. Aku menatapnya cukup lama " aku tahu... aku memiliki teman seorang kepala polisi disini , dia yang membantuku menemukanmu.. anak buahnya juga sudah disebar untuk mencari Kyle .." kalimatku terpotong melihat ekpresi ketakutan terpancar lagi dari sorot matanya. " ada seorang lagi..." gadis itu memotong kalimatnya sendri. " seorang laki-laki.....dia..." mika tampak ragu dengan kalimatnya sendiri. Aku meraih nya dan semakin menghapus jarak diantara kami, memeluknya semakin erat. " tidurlah...kau pasti lelah.." ucapku sebelum membiarkan dia terlelap.
# MIKA POV #
Sinar matahari mulai masuk melalui jendela besar kamar, membuat seketika terjaga,sudah jam delapan, batinku. Aku melihat sekitar dan tidak menemukan Jovian disana. Baru saja aku akan turun dari tempat tidur ketika aku merasa seseorang menarik tubuhku hingga kembali berbaring diatas tempat tidur. Jovian? sejak kapan pria ini sudah disini ?" ah nyaman nya, kau tahu aku semalam tidak bisa tidur karena mu ..." ucapnya mengeratkan pelukan nya yang melingkari leherku." kenapa ?" aku menautkan alis. Jovian menatapku tajam , kemudian menggeleng. "hmmm.... sebaiknya tidak kuceritakan.." ucapnya kembali fokus dengan tubuhku dalam pelukan nya. "terimakasih..." ucapku lirih membuat dia langsung melepas pelukan nya. Jovian menatapku cukup lama, membuat wajahku bersemu. "astaga mikh.. hentikan ekpresimu yang seperti itu.." ucapnya kesal dan mengalihkan pandanganya. aku tidak mengerti. " itu membuatku semakin ingin memakan mu saat ini.." imbuhnya, membuatku semakin tersipu. " terimakasih..Jovian " ucapku lirih lebih menyerupai sebuah bisikan. " terimakasih karena telah menemukanku.." imbuhku. Jovian membentuk garus senyum di sudut bibirnya, " i'll find you no matter how far it is...I will, I promise.." suara bariton nya terdengar begitu lembut dan menenangkan.
" maaf karena telah merusak dress mahal pemberian mu.. ak.." aku menggantungkan kalimatku sendiri.
"tunggu, ngomong-ngomong soal dress.., bukankah semalam aku masih mengenakannya ? " ucapku menatap bathrobe abu tua yang sedang kukenakan. " kenapa aku bisa memakai ini..." tanyaku bingung.Aku melihat kearah Jovian, melihat ekspresi bersalah , cemas dan geli bersamaan di wajahnya, membuatku paham siapa yang telah mengganti pakaianku semalam." KAU..!" desisku, memukulkan sebuah pantal besar kearahnya berkali kali. " HOW DARE YOU...!!!" teriakku sembari masih memberikan pukulan-pukulan kecil kearahnya. " Mikh.. hentikan..." Jovian menahan tawa dalam suaranya. " come on.. aku hanya menggantikan pakaianmu...why are you so mad ?" Jovian berlari ke arah balkon. " siapa yang memberimu ijin untuk menyentuhku Mr. Dimitri..!" desisku tak mau kalah. Aku masih saja berusaha menangkapnya saat aku merasa sesuatu yang licin mengenai kakiku, membuat keseimbanganku hilang, Jovian berusaha meraih pergelangan tanganku dan menyeimbangankan tubuhku. Tapi karena jarak kami yang terlalu dekat dengan tepian kolam renang, kami berdua malah terjatuh kedalam kolam. Aku mengusap wajahku kasar, menghilangkan air yang mengaburkan pandanganku. Aku melihat Jovian berdiri tepat didepanku, laki-laki itu meraih pinggangku dan menghapus jarak diantara tubuh kami. Aku mengerjap beberapa kali, " siapa yang harus memberiku ijin ? it's just because I'm your husband..." ucapnya lembut. " dan aku juga tidak perlu ijin untuk melakukan ini.." imbuhnya sebelum menciumku dengan cukup lama.
Husband , damn... aku mulai terbiasa dengan kata itu." Mikh.. besok kita harus kembali..." Jovian berbicara disela aktivitasnya mengeringkan rambutku dengan hair dryer diatas temp. Aku hanya mengangguk kecil.
"kau mau berbelanja dulu sebelum kita pulang ?" ucapnya sembari menyisir rambutku dengan lembut. Aku mendelik kearah nya , dan menggeleng. Jovian tertawa geli melihat ekspresiku. " baiklah.. kau boleh beli apapun kali ini... " ucapnya, membuatku tersenyum dan mengangguk kemudian.# JOVIAN POV #
Aku melihat Mika berkali-kali tanpa mengerjap begitu gadis itu keluar dari kamar ganti dengan beberapa pakaian yang di cobanya secara bergantian.
Gadis itu mencoba cukup banyak pakaian , heels dan perhiasan yang telah di rekomendasikan pemilik butik, tapi hanya memilih sebuah dress untuk dibeli pada akhirnya. membuatku tidak tahu harus bereaksi senang karena memiliki istri yangtidakmatre atau malah harus sedih karena seolah menjadi suami miskin yang tidak mampu membelikan apapun untuk nya ?. Gadis ini benar-benar!
Aku memberikan sebuah kartu kepada pramuniaga dan meminta dia menunggu belanjaan nya begitu aku menerima sebuah panggilan.
"sudah kau temukan ? , bagus.. bawa ke tempat yang biasa..!" ucapku dingin dan memutus sambungan telepon sepihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CEO (COMPLETED )
RomantizmPernahkah dalam hidup kalian semua hal terasa begitu sederhana tapi nyaris sempurna ? Keluarga kecil yang tidak kaya tapi dipenuhi cinta, semua teman yang setia dan selalu ada , kehidupan gadis normal yang tidak begitu mencuri perhatian, dan.. sahab...