# JOVIAN POV #
Aku menunggu Mika yang masih bersiap-siap di dalam mobil. Aku bersenandung kecil sebelum tenggorokanku tercekat ketika melihat gadis itu melangkah keluar rumah dengan blazer hitam V neck super duper pendek yang dipadankan dengan heels senada.
damn! gadis ini benar-benar , apa dia ingin membuatku tidak bisa berkonsentrasi seharian hari ini ? batinku. Dia melangkahkan kakinya dengan hati-hati memasuki kursi disamping kemudi." dengar mikh, kalau kau sedang mencoba menggodaku, kau berhasil.!" . Aku tidak memberikan kesempatan padanya untuk mencerna maksud perkataanku. Aku meraih tengkuknya dan mendaratkan bibirku telak dibibirnya, aku tahu fikiran mika berusaha menolaku atas kebingungannya saat ini, tapi tubuhnya bereaksi lain terhadap setiap sentuhan ku, membuatku seperti berada diatas awan saat ini.sial.. aku benar-benar tidak pernah merasa cukup dengan wanita ini, dia sungguh membuatku tidak berhenti menginginkan nya setiap waktu.Aku menarik wajahku perlahan dan menghela nafas kasar, " damn kita sudah terlambat sekarang.." ucapku memukul kemudi perlahan dan melajukan Rangerover ku meninggalkan kediaman kami.
# MIKA POV #
Aku melangkahkan kaki memasuki ruang kecil yang sempat kutinggalkan dulu, " welcomeback little girl..." aku melihat kak Abhi dengan buket mawar putih mungil ditangan nya. Laki-laki itu duduk dideretan anak tangga rendah dekat meja kerjaku.
" aku senang kamu kembali mikh.." kak Abhi memeluk ku cukup lama dan tersenyum dengan senyum manis khas nya begitu melihat aku memasuki ruang kantor." me too.." ucapku lirih." sekarang, karena kita sudah benar-benar memiliki staff accounting baru..bagaimana kalau nanti kita pergi keluar untuk makan malam dengan anggota staff lain..? dulu, kau tidak sempat melakukan nya bukan ? karena harus dipindahkan menjadi sekretaris Mr. Dimiri.." Kak abhi bertanya sembari merapikan nametag dimejaku. Aku mengangguk kecil. " deal.." balasku antusias. " okay little girl.. selamat bekerja, just enjoy your day.." ucap kak abhi mengacak rambutku pelan sebelum meninggalkan ruangan kerjaku. Tanpa aku sadari, seseorang hanya bisa mengamati kami dengan ekspresi membunuh yang menakutkan.Aku merapikan seluruh berkas-berkas yang sudah kukerjakan diatas mejaku, dan melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. " sudah jam empat.. it's time to go home.." ucapku lemah, aku sungguh menyukai bekerja." Mik.. kau sudah siap ?" aku melihat kak Abhi berdiri di depan pintu ruangan dengan beberapa anggota staff lain nya. sial, aku lupa memberitahu Jovian, batinku. " kalian tunggu diluar saja, aku akan pergi memberitahu Mr. Dimitri dulu, kalau aku akan pergi dengan kalian.." ucapku ragu. semoga saja laki-laki itu tidak mempersulitku.Aku megetuk pintu ruangan Jovian ragu-ragu dan berdoa semoga dia akan membiarkanku pergi dengan mudah.Aku mengetuk pintu berkali-kali tapi tidak mendengar jawaban. apa dia sedang pergi?batinku.Dengan ragu aku membuka pintu ruangannya dan masuk kedalam, sepi, tidak ada siapapun disini.Baru saja aku akan berbalik ketika aku mendengar suara pintu ruangan yang ditutup dan dikunci." Jov...." lidahku kelu saat melihat Jovian berdiri disana. Laki-laki itu menyandarkan tubuhnya ke pintu, dengan kemeja putih yang digulung sampai ke siku dan dua kancing atas nya yang sengaja dibiarkan terbuka. Aku bisa melihat abs nya yang begitu sempurnya , membuatku susah payah menelan salivaku sendiri. Jovian berjalan lambat mendekatiku, reflek membuatku mundur hingga beberapa langkah. Dia terus menghapus centi demi centi jarak diantara kami, aku sudah tidak bisa bergerak karena pinggulku sudah menyentuh meja kerja nya. Aku memiringkan sedikit tubuhku, berusaha memberikan jarak antara wajah kami." Ap.. yang..." aku memotong kalimatku sendiri begitu merasakan bibir Jovian yang dingin menyentuh leherku yang panas, aku berdigik. Aku berniat mendorong tubuhnya menjauh, tapi tanganku malah bereaksi lain dengan menyusup kesela sela tengkuk dan rambutnya.damn , aku tidak sanggup menghentikan pria ini." Jov.. apa yang kau lakukan.." ucapku lebih menyerupai bisikan disela aktifitasnya.Jovian tidak menghiraukan kalimatku dan terus mengalihkan ciuman nya kebagian leherku yang lain, sial.. aku sangat menginginkan nya saat ini..don't stop ! otakku terus meracau, tapi aku harus menghentikan nya. ini dikantor !, bagaimana jika seseorang memergoki kami ?Aku merasakan rasa nyaman dan ketulusan setiap kali Jovian menyentuhku. tidak ada paksaan atau hanya kebutuhan, seolah-olah laki-laki ini memperlakukanku seperti sebuah karya seni mahal yang mudah pecah. Aku mulai menikmati apa yang baru saja dia lakukan ketika dia tiba-tiba menhentikan aktifitasnya dan menarik ku untuk berdiri dihadapannya. " kau mau minta ijin untuk pergi bukan ? kenapa kau masih disini ?" ucapnya datar.Aku mengernyit bingung atas sikapnya. Jovian menautkan alis menatapku. " atau..." dia menggantung kalimatnya dan meraih pinggangku." kau lebih memlih disini dan menikmati apa yang kulakukan tadi..?" ucapnya dengan suara yang begitu menggoda. Aku mengumpulkan sisa-sisa kesadaranku dan menodorngnya sedikit, " bagaimana kau bisa tahu..?" tanyaku. " aku mendengar Abhi berbicara padamu, kalau kalian akan makan malam dengan staff lain, aku ijinkan.." ucapnya sembari mencari sesuatu di laci meja kerjanya."sungguh ?" tanyaku gembira. Dia hanya mengangguk. " aku ini suami mu mikh, aku ingin kau bahagia bukan mengurungmu seperti tawanan..." Jovian terkekeh sembari menyerahkan sebuah paper bag putih ketanganku. " apa ini.." tanya ku . " ganti bajumu, jangan pulang terlalu malam, jangan pergi kemana mana selain makan malam, dan aku akan menjemputmu tepat jam delapan, tidak lebih!" ucapnya menatapku tajam.Aku membuka bungkusan itu dan mengeluarkan sebuah dress kotak kotak lengan panjang dibawah lutut.
" jangan memakai baju seksi selain didepanku, ganti bajumu dan ingat ucapanku tadi okey..Mrs. Dimitri..." ucapnya penuh penekanan." Damn..! dasar seducer bossy boss..!" runtuku kesal, sebelum meninggalkan ruangan nya.Jovian hanya terkekeh mendengar umpatanku
--MOND CAFE--
Aku senang karena semua karyawan berbicara dan bercanda denganku seolah aku adik kecil mereka, bukan istri dari pemilik tempat mereka bekerja.
Aku dan kak abhi berjalan beriringan keluar dari cafe begitu kami berpisah dari karyawan lainnya." auh.." aku menggenggam tangan kak Abhi saat merasakan lantai begitu licin membuat keseimbanganku hilang. "argghh.." kak Abhi mengerang saat aku mencengkeram pergelangan tangannya untuk menjaga keseimbanganku. "opps sorry kak .. sakit ?" ucapku cemas. Aku sedikit terkejut melihat kak abhi meringis kesakitan memegang lengan nya.tidak mungkin sesakit itu bukan ganggaman tanganku ? fikirku.
Kak abhi hanya tertawa lalu menggeleng sesaat. " mau aku antar pulang saja mikh.." kak abhi merapikan jaket yang barusaja kukenakan. "no.." ucapku kemudian. " aku dijemput kak.." imbuhku.
Baru saja kak abhi akan mengaitkan resleting jaket yang kukenakan ketika suara seseorang menginterupsi kegiatan nya. " honey.." suara bariton yang sangat kukenal itu menghentikan langkah kak abhi, buru-buru dia menyingkirkan tanganya dari jaket yang kukenakan.
" kau menunggu lama ..?" Jovian berjalan santai kearah kami, dan tanpa aba-aba mendaratkan bibirnya di bibirku. aku terkejut tapi tak bisa menolak, dia menyusupkan tanganya ketengkuk ku dan menarik wajahku lebih dekat, menciumku dengan lebih intens. Lagi-lagi aku hanya bisa terbuai dengan perlakuan nya, astaga, ada kak abhi! buru buru aku mengumpulkan kesadaranku dan mendorong wajahku menjauh darinya. aku malu sekali, kami berciuman didepan kak Abhi saat ini.
" kalau begitu aku pulang duluan mikh... sir.." ucap kak abhi buru buru berpamitan dan meninggalkan kami berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CEO (COMPLETED )
RomancePernahkah dalam hidup kalian semua hal terasa begitu sederhana tapi nyaris sempurna ? Keluarga kecil yang tidak kaya tapi dipenuhi cinta, semua teman yang setia dan selalu ada , kehidupan gadis normal yang tidak begitu mencuri perhatian, dan.. sahab...