# JOVIAN POV #
Mika berlari-lari kecil disekitar pinggiran kolam, dan mengagumi setiap sudut di bangunan ini.aku benar-benar merasa dianugrahi kebahagian berlimpah, batinku." Mikh.. hati hati kau bisa terceb.." kalimatku terhenti begitu melihat mika benar-benar jatuh ke kolam renang disampingnya. Aku tidak bisa menghentikan tawaku begitu melihat ekspresi mukanya yang menatapku kecut. Aku berjongkok ditepian kolam dan mengulurkan tangan padanya, aku pikir dia akan merajuk dan menolak uluran tanganku, tapi Miika meraihnya dan menariku hingga terjatuh ke kolam bersama nya. Aku mendengar dia tertawa cukup keras melihat aku yang mengelap kasar wajahku dari air yang membasahi.Gadis itu menatapku tajam kemudian. " ad.. ada apa ?" ucapku gugup. Baru kali ini aku bersikap seperti itu didepan perempuan, ini gila , batinku. Mika berjalan mendekatiku, dan menggerakan jemarinya perlahan diatas dadaku. Aku terkesiap ketika gadis itu menarik kerah kaos ku tiba-tiba dan menciumku. sebuah ciuman lembut yang mampu membuat desiran aneh didadaku. Gadis itu menghentikan ciuman nya tiba-tiba dan meletakkan bibirnya di leherku, detik berikut nya aku meringis ketika dia meninggalkan gigitan pelan disana dan langsung memundurkan tubuhnya.
# MIKA POV #
Aku memundurkan tubuhku beberapa centi darinya dan dan menatapnya lembut. " sudah cukup.." ucapku dengan senyum jahil yang berkembang di sudut bibirku. Aku melihat ekspresi wajahnya yang campur aduk, antara bingung, terkejut atau merasa kurang puas akan sesuatu. Aku terkekeh sebelum keluar kolam renang dan meninggalkan nya.
Aku mengganti dressku yang basah dengan sweater coklat susu dan mengikat rambutku didepan cermin.
" apa kau mencoba bermain-main denganku Mrs. Dimitri..?" suara bariton Jovian megejutkan ku. Aku melihat laki-laki itu berdiri didepan pintu dengan senyum menggoda khas nya. Aku menelan salivaku degan susah payah begitu menyadari , Jovian sudah tidak mengenakan apapun di bagian tubuh atasnya.
Jovian berjalan lambat kearahku dengan senyum jahil yang sangat kubenci, oh no.. sepertinya aku bermain-main dengan pria yang salah, batinku."wait..wait.. apa yang akan kau lakukan ..?" ucapku menyembunyikan rasa panik yang tiba tiba membanjiri kerongkonganku. " kau tahu mikh, apa yang aku mau.." ucapnya menunjukan smirk yang begitu mematikan. astaga, aku harus bekerja besok, aku tidak bisa bekerja dengan seluruh tubuh yang terasa begitu pegal dengan bekas merah kehitaman dimana - mana, fikirku." Kalau kau macam-macam aku akan teriak.." ucapku seketika. Jovian terkekeh, " bukankah kita sudah sering melakukannya mikh, kenapa kau terlihat panik.. " ucapnya dengan suara bariton yang begitu mengintimidasi. " lagi pula kalau kau teriak, bukankah orang-orang malah akan berfikir aktivitas panas seperti apa yang kita lakukan sampai membuatmu berteriak seperti itu.." candanya.Aku menatapnya sebal, " dasar psikopat.." ucapku lirih. Jovian meneruskan langkahnya menghampiriku, dan meraih pinggangku. Dia mendekatkan wajahnya, membuatku reflek menutup mata. satu detik...tiga detik...lima detik...tidak ada yang terjadi, " kenapa kau menutup mata mikh, pasti kau sedang membayangkan yang tidak tidak.." bisiknya , membuat aku membuka mata dan menatapnya kesal.Jovian terkekeh sebelum melangkah masuk kedalam kamar mandi.
# JOVIAN POV #
Kantor begitu sibuk dengan pekerjaan akhir-akhir ini, membuat aku harus bekerja lembur selama berhari-hari. Aku melirik mika yang duduk di sofa dengan raut wajah kesal sedari tadi karena aku belum juga memberinya ijin. Dia berencana pergi sepulang kerja bersama kedua sahabatnya dan juga abhi. aku pasti akan langsung mengijinkan kalau dia hanya pergi dengan citra dan gia, tapi ada abhi bersama mereka bagaimana bisa kuijinkan ! gadis itu bahkan tidak mengerti alasan kenapa aku merasa keberatan dengan rencana nya.Mika menghela nafas kasar sebelum meninggal kan ruanganku. " langsung pulang mikh.." teriaku sebelum gadis itu benar-benar berlalu.Aku mendengar notif pesan masuk di ponselku tapi kuabaikan aku terlalu sibuk saat ini.Setengah jam kemudian, aku merenggangkan otot-ototku dan berencana menelepon Mika, mungkin dia sudah tiba dirumah saat ini, niat itu kuurungkan begitu aku melihat sebuah notifikasi chat dari mika.
---
From : The only One WifeyTo : MeText : aku akan pulang terlambat, aku ingin bertemu mereka, I'm so sorry Love,---"shit.." aku mengumpat begitu membaca pesan singkat dari mika, aku buru-buru mencoba menghubungi nya tapi tidak ada jawaban. Aku panik, sial... jangan sampai terjadi apa-apa padanya ! , batinku.Baru saja aku akan menghubungi anak buahku ketika aku melihat sebuah nama yang sangat kukenal di layar ponselku. " mikh..." ucapku cemas. " Jo.. tolong aku, aku di flat kak abhi, dia dia...ternyata dia yang.." tutt... belum selesai gadis itu berbicara sambungan telepon telah terputus. Aku mencoba menelpo gadis itu kembali tapiponselnya sudah tidak aktif."DAMN ..!!" makiku kesal. kalau sampai terjadi sesuatu dengan nya, aku pasti akan benar-benar menghabisi abhi, batinku kesal.
# MIKA POV #
" Mikh, ke flat aku dulu ya, ada yang kelupaan" ucap kak abhi begitu kami sudah di dalam mobil. Aku hanya mengangguk singkat. Flat kak abhi cukup besar tapi terletak di daerah pinggiran yang lumaya sepi dan jauh dari pusat kota. " masuk mikh, " ucapnya ramah. Aku melihat sekeliling dan menemukan sebuah kamar dengan tag ABIMANYU di pintunya yang sedikit terbuka. Aku masuk ke dalam , mataku membeliak begitu melihat kumpulan foto diriku sejak kecil hingga sekarang yang memenuhi seluruh bagian dinding kamar kak abhi. kenapa kak abhi memiliki begitu banyak fotoku ? batinku. Baru saja aku akan mencarinya dan bertanya ketika ada panggilan masuk di ponselku. " dari gia.." ucapku liirh. " Gi, udah nunggu lama ya ? sabar ya, aku masih di flat kak abhi nih, abis ini otw sana.." ucapku berusaha menjelaskan. " astaga mikh.. apa yang kau maksud? aku tidak paham.." suara dari seberang terdengar bingung. " aku menelepon mu karena aku dan citra sedang berada di Swiss saat ini, pacar nya citra yang mengajak kami.. karena itu aku akan mengabarimu.." gia menjelaskan dengan pelan. Nafasku tercekat tiba-tiba.kalau gia dan citra di swiss, lalu kenapa kak abhi mengatakan dia ingin mengajaku bertemu mereka hari ini ?. Aku terduduk diatas kasur kak abhi dan secara tidak sengaja menyentuh sesuatu, sebuah kain hitam. Aku mengambil dan mengamatinya, itu seperti sebuah scarft atau penutup wajah. otakku seakan menemukan bunyi klik begitu aku mengingat kejadian makan malam dengan para staf saat itu, jangan jangan waktu itu kak abhi tanganya kesakitan bukan karena cengkramanku yang terlalu kuat, tapi karena pergelangan tangan itu, disana ada bekas gigitanku. Fikirku. Aku buru-buru menekan nomor Jovian dengan cemas. " mikh.." aku langsung mendengar suaranya begitu panggilanku dijawab. " Jo.. tolong aku, aku di flat kak abhi, dia dia...ternyata dia yang.." kalimatku terputus begitu aku merasakan ponselku direbut dari belakang. " kak.. abhi." ucapku berusaha menyembunyikan ketakutanku." mikha... mikha.. apa yang kau lakukan? " Laki-laki tu berjalan lambat kearahku. " kenapa masih memikikan pria lain saat bersamaku.." bisikan kak abhi membuatku bergidik. " kak abhi, kenapa.." aku berusaha menahan tangisku untuk tidak pecah. " mikh, aku mencintaimu, kau hanya miliku.." ucapnya lirih meraih punggung tanganku dan mengecup nya, aku buru-buru menyingkirkan tanganku darinya, membuat kak abhi menatapku tajam. " kak.. aku sudah menikah.." aku berusaha berbicara dengan nada yang lembut padanya." DAMN..!!" kak abhi membanting sebuah piala kaca di meja kerja di kamarnya. "kenapa mik.. kenapa kau menikahi pria brengsek itu..." ucapnya parau kembali ke sisiku.
" apa kau ingat saat aku tergigit anjing untuk menyelamatkanmu ? aku menyukaimu sejak itu mik, aku bahkan rela berjalan kaki ke sekolah supaya kau bisa memakai sepedaku ke sekolah.." kak abhi menatapku nanar.
Aku terkejut kak abhi menyukaiku selama itu, bahkan jauh sebelum aku mulai menyukai nya .
" tapi tenang saja mik, kau miliku, kau hanya miliku, aku akan membuatmu menjadi miliku seorang.." kak abhi tiba-tiba mengubah pandanganya menjadi menakutkan. Pria itu mencekal lenganku dan menghempaskanku ke tempat tidur. " kak abhi.. please no..." ucapku lirih, " jangan begini kak, aku takut.." aku berusaha mengeluarkan kalimat disela tangisku.
" mik, kau hanya miliku, you're mine.." ucapnya. Kak abhi mendekatkan wajahnya di cekungan leherku, menghirup aromanya. "kak... please... hentikan.." aku terus berusaha bericara meski kalah dengan isakanku.
" Jovian..." ucapku lirih, membuat kak abhi menghentikan aktifitasnya dan menatapku tajam. " BERHENTI MENYEBUT NAMA PRIA SIALAN ITU MIKAAAA..!!" Dia berteriak tepat didepan wajahku.
" Hanya ada kita berdua disini, mari kita nikmati momen ini, setelah itu aku akan pergi membawamu, ketempat dimana hanya ada aku dan kamu..." ucapnya dengan tawa yang begitu menyedihkan. Baru saja kak abhi berniat menciumku ketika kami mendengar pintu di dobrak dan seseorang masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CEO (COMPLETED )
RomancePernahkah dalam hidup kalian semua hal terasa begitu sederhana tapi nyaris sempurna ? Keluarga kecil yang tidak kaya tapi dipenuhi cinta, semua teman yang setia dan selalu ada , kehidupan gadis normal yang tidak begitu mencuri perhatian, dan.. sahab...