THE CEO 46 - END- SEASON 1
# MIKA POV #
" aku sudah mengabarkan pada mom dan ibu tentang kabar baik ini, mereka senang, dan tebak.." Jovian menggantungkan kalimatnya disela aktivitasnya yang mengusap pelan kepalaku yang kuletakkan di pangkuan nya. "mom, membuatkan pesta perayaan untuk itu.." ucapnya terkekeh. Aku terkejut dan beringsut, mengubah posisiku duduk di sampingnya. " pesta ? apa ?" ucapku. " aku bahkan masih hamil tiga minggu .." imbuhku kesal. Jovian hanya mengangkat pudaknya lemah. " you know her.." ucapnya datar. "you shouldn't tell them.." runtukku kembali menyandarkan kepalaku dipangkuan nya.Beberapa hari sudah berlalu sejak kejadian dengan Reyna tempo hari di rumah sakit, semua sudah kembali tenang dan kembali ke tempatnya masing-masing." aku lapar..." ucapku menghentikan aktivitas Jovian mengusap kepalaku. " baiklah , ayo kita pergi keluar dan cari makan.." Ucapnya buru-buru bangkit dari duduknya. " wait... " cegahku. " aku ingin makan pasta..." aku menatapnya ragu. Jovian hanya mengangguk tak mengerti."tapi kau yang memasaknya, aku ingin pasta buatanmu.." imbuhku, seketika membuat wajahnya berubah cemas . Aku tersenyum melihat Jovian dengan celemek pink berdiri diantara bahan bahan makanan yang membuatnya bingung. " astaga mikh.. aku sewa kan koki saja ya ? kau tahu aku tidak pernah memasak !!" runtuknya. Aku menatapnya dengan ekspresi sedih " yaudah sewa koki aja, " ucapku datar. " tapi kalau anak kamu ileran nanti, jangan salahin aku ya.." imbuhku. Membuat wajah Jovian berubah lemas dan meraih pisau didepan nya dengan kasar.
Aku langsung melahap pasta yang baru saja diletakan Jovian di depanku .sial... dia benar benar payah! batinku. aku masih bisa menggigit butir-butir garam di makanan ini, yang membuat aku tersenyum ke arahnya . Aku menahan rasa asin yang terasa menggaruk lidahku dengan keras, sampai tinggal satu sendok terakhir dan aku berhenti.
" enak mikh..?" Jovian bertanya dengan ragu. Aku hanya tersenyum dan menyodorkan sendok terakhir pasta itu kearahnya. Dengan ragu, Jovian membuka mulutnya dan membiarkan makanan itu dikecap lidahnya, detik berikutnya dia memuntahkan nya kembali diatas piring kosong didepanku. " astaga mikh... bagaimana bisa kau menghabiskan makanan yang mengerikan itu.." ucapnya menahan rasa asin yang baru saja mengganggu indera perasanya. Aku terkekeh. " kau harusnya bilang kalau tidak enak, kenapa kau habiskan..?" ucapnya.
" kau benar saat kau mengatakan tidak bisa memasak, kau memang payah.." ucapku, membuat wajah Jovian terlihat murung. " tapi daddy bayi ini membuatkan dengan tulus, bagaimana bisa bayi mungil ini tega tidak menghargai usaha daddy nya yang sangat mencintainya.." imbuhku.
Jovian tersenyum mendengar kalimatku. " lain kali, bilang padanya untuk makan masakan koki saja kalau ingin sesuatu.." jujur Jovian. Aku menggangguk , " aku setuju.." balasku , dan kami berdua tertawa.# JOVIAN POV #
" Kau yakin soal ini . . . ? " aku mengamati gadis di sebelahku yang hanya diam sedari tadi.
wajahnya masih terlihat begitu cantik meski sedang sendu. Aku mengusap punggungnya perlahan, "mikh..kau bisa kemari saat kau sudah benar benar siap nanti.." aku mencoba untuk membaca apa yang sedang difikirkan mika saat ini. Dia menggeleng lemah, dan menatapku dengan senyum manisnya. " aku sudah siap.." ucapnya lembut. " aku ingin menemuinya dan menyelesaikan semua nya .." imbuhnya.
Aku hanya mengangguk dan mengikutinya masuk, melangkahkan kaki memasuki bangunan bertuliskan rumah sakit jiwa ini.Aku membiarkan Mika bertemu abhi, dan menuntaskan luka hati dan segala permasalahan dengan laki-laki itu, meski aku tidak menyukai ide ini, tapi aku tidak punya pilihan, bagaimana pun, abhi adalah salah satu orang yang berharga dalam hidupnya.# MIKA POV #
Bau antiseptik dan antibiotik mendominasi semua sudut di lingkungan ini. Aku memberanikan diri memasuki kamar tempat kak abhi dirawat. Pria itu terlihat duduk sambil mengenakan sebuah earphone ditelinga nya.
kondisinya memang sudah terlihat cukup baik, seperti yang di ceritakan Gia dan Citra saat mereka kemari menjenguknya." mik..." laki-laki itu melihat kearahku begitu menyadari kedatanganku. Aku tersenyum samar." kau datang mik...." ucapnya parau. Wajah nya terlihat cukup lelah. Aku mengangguk. " aku merindukan kak abhi.." ucapku lirih, Kak abhi mengangguk dan tersenyum. " maaf kan aku.." ucapnya , membuat bulir yang kutahan sejak tadi terjatuh. " maafkan aku mik, aku menyesal.. aku sungguh menyesal.." dia berbicara disela tangisnya. Aku duduk disamping nya dan memegang tangan nya." selalu ada kesalahpahaman dalam hubungan pertemanan atau persahabatan bukan? dan kita juga mengalaminya.." ucapku berusaha menenangkan nya. " kau kelihatan cantik, little girl.." dia menatapku dengan lemah. aku mengangguk. " mungkin karena aura bayiku.." jawabku. Dia tersenyum, " kau hamil?" tanya nya antusias. aku mengangguk. " selamat mikh, aku ikut bahagia, imbuhnya.Kami saling menceritakan masa masa dimana kami tumbuh bersama saat kecil. Membuat semua ketakutan yang dia berikan padaku sirna sedikit demi sedikit, aku yakin begitu pula dengan nya.
--- DUA MINGGU KEMUDIAN ---
Aku mengerjapkan mataku dan menoleh ke samping, aku menemukan Jovian sedang menatapku dengan wajah sebal nya."ada apa..?" tanya ku kemudian , Jovian hanya diam. " kau cantik mikh... kau semakin cantik, " ucapnya tiba-tiba membuat aku bersemu.
# JOVIAN POV #
Aku mengamati wajah cantik Mika saat tidur,
dia terlihat seperti dewi-dewi kayangan yang digambarkan banyak orang. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum terbangun dan melihatku."ada apa..?" tanya nya kemudian , aku hanya diam. " kau cantik mikh... kau semakin cantik, " ucapku tiba-tiba membuat wajahnya bersemu. " mikh.." ucapku ragu-ragu. " apa kita masih boleh melakukan..." aku menggantung kalimatku sendiri, bingung harus menyampaikan dengan kalimat yang bagaimana."apa..?" mika bertanya dengan wajah polosnya, membuatku semakin menginginkan nya saat ini."itu... anu... itu... yang.." aku masih ragu dan bingung . Mika terkekeh melihat aku yang berbicara dengan gagap, "boleh asal pela-pelan, aku sudah bertanya pada dokter.." ucapnya kemudian seolah memahami benar apa yang ingin kutanyakan padanya."sungguh?" tanyaku antusias. Mika mengangguk dan tersenyum, membuat aku buru-buru membungkam bibir mungilnya dengan milikku, " I love you.." ucapnya lembut ditelingaku. Aku tersenyum " I love you much much more.." balasku. dan kami membuka pagi hari ini dengan
bahagia.sangat bahagia.
# AUTHOR POV #Tidak ada happy atau sad ending yang bisa kubagi, karena sesungguhnya tidak pernah ada akhir bagi kisah seseorang. Takdir akan selalu menemukan cara untuk menulis jalan baru yang berbeda disetiap cerita .
Author nim akhiri Season 1 disini ya, SAMPAI JUMPA DI SEASON 2 MIKA DAN JOVIAN , yang semoga kisahnya bisa lebih menarik dengan problematika dan alur yang lebih mengejutkan...terimakasih banya untuk semua orang yang sudah bersedia membaca dan meluangkan waktu untuk menunggu setiap chap baru nya ya... terimakasih sekali...ps. season ke dua akan mengungkap sosok wanita dalam chap 40 yang akan mulai bermain-main dengan jalan hidup Jovian dan Mikha ya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CEO (COMPLETED )
RomancePernahkah dalam hidup kalian semua hal terasa begitu sederhana tapi nyaris sempurna ? Keluarga kecil yang tidak kaya tapi dipenuhi cinta, semua teman yang setia dan selalu ada , kehidupan gadis normal yang tidak begitu mencuri perhatian, dan.. sahab...