#JOVIAN POV #
Aku baru saja menyelesaikan panggilanku dengan orang-orang suruhan yang kuminta mencari dimana keberadaan Kyle. Ketika kembali kekamar aku melihat Mika sedang mengambil foto selfie, gadis itu sudah terlihat cantik dengan dress nya yang terbuka, bukan.. sangat terbuka.Susah payah aku menelan salivaku sendiri, dan mengendalikan hasratku untuk tidak menarik gadis itu ketempat tidur. Aku berusaha keras mengumpulkan kesadaranku yang tersisa dan memintanya mengganti pakaian nya segera. Aku menahan tawa mati-matian saat melihat dia menatapku dengan kesal begitu aku menjatuhkan pilihanku pada dress yang sama sekali terlihat kuno dan tidak menarik.gadis itu memasang wajah sebal selama perjalanan kami mengunjungi tempat-tempat menarik di maldieves." ada apa lagi mikh ...?" ucapku berusaha terdengar lembut begitu melihat dia hanya mengaduk-aduk makananya. " sorry okay.." imbuhku. " bukan kah aku terlihat seperti ibu-ibu dengan pakaian ini.." dia mendelik kearahku dan mengacungkan garpu ditanganya, membuatku terkejut.
Aku tertawa melihat tingkahnya. " kau cantik mikh, serius...." aku tidak berbohong, meski aku lebih menyukai enampilan dengan baju sabrina tadi, tapi baju ini lebih aman dikenakan nya, tidak banyak bagian tubuhnya yang terekspos. dan jujur, dia masih terlihat cukup cantik dengan gaun kuno ini.
Aku mendengar dia menghela nafas kasar dan kembali memainkan makanan didepan nya.
" baiklah.." ucapku pasrah. " kau ingin berbelanja sesuatu ? " ucapku kemudian berusaha membujuknya. Dia hanya menggeleng malas, kenapa ? batinku. Wanita mana yang menolak saat diajak berbelanja ?.
" buat apa kalau aku hanya boleh membeli gaun semacam ini percuma !" desisnya. " aku ingin baju pantai.." ucapnya dingin. Aku mengangguk lemah. " baiklah..baju pantai, kita akan berbelanja itu okay.." ucapku sembari menyodorkan sepirik streak yang sudah kupotong menjadi bagian bagian lebih kecil. " tapi..." aku menggantungkan kalimatku. " jangan terlalu terbuka atau seksi.." imbuhku.
Aku tahu gadis itu akan menyela, tapi entah apa yang membuatnya menyerah dan mengagguk detik berikutnya.
Seperti biasa, aku hanya menunggu Mika keluar dari balik ruang ganti. Aku tak bisa menahan bibirku untuk tidak mengaga begitu melihat Mika keluar dari pass room dengan top crop hitam yang memperlihatnya sebagian perut dan punggungnya dipadankan dengan rok panjang transparan dengan belahan yang sangat tinggi disalah satu sisi, seketika aku mengumpulkan kesadaranku untuk menggeleng dan menyuruhnya mengganti dengan gaun yang lain.
Sudah lebih dari tiga pakaian yang dicoba gadis ini, dan semuanya tidak ada yang benar, ada yang mengkekspos bagian punggung, perut, kaki, bahkan pundak nya aku menolak semua dress yang dicobanya , membuat raut wajah gadis itu berubah kesal.
Aku mendorong gadid itu masuk kedalam pass room dan mengunci pintunya, membuatnya seketika mendelik " ap..." aku mengehntikan kalimatnya dengan menyandarkan punggung gadis itu kedinding. Dia menutup matanya dan menguci bibirnya rapat, membuatku menahan tawa atas tingkah konyolnya, " buka matamu.. " ucapku begitu selesai menyematkan sebuah benda lingkaran kecil dijemari nya. Aku juga menunjukan benda yang sama yang sudah melingkar dijari manisku lebih dulu." ini cincin pernikahan kita mikh... maaf karena terlambat memberikannya padamu..." ucapku lirih mengamati kedua benda kembar itu bergantian." kau suka ..?" ucapku berusaha mengamati ekspresinya yang tak kumengerti.Dia hanya mengangguk sekilas " simple and perfect.." ucapnya lirih hampir tidak terdengar."dan terlihat mahal..." dia menambahkan kalimatnya. Membuatku tertawa " lebih mahal yang sebelumnya ..yang akan aku berikan padamu sebelumnya, " ucapku datar mengingat sebuah cincin yang akan kuberikan Mika pada saat di cafe waktu itu. " tapi sudah kubuang.." imbuhku sengaja membuat ekpresi yang terlihat sedih dan kecewa. " apa maksudmu..?" gadis itu terlihat bingung dengan kalimatku. " kau akan memberiku cincin ? kapan ? " tanya nya penasaran. " sudahlanh mikh.. aku tidak ingin mengingatnya, sudah kubuang.." ucapku berusaha memperingatkan nada datarnya. " kenapa dibuang ? katakan kapan kau berencana memberiku cincin..?" dia masih saja bertanya dengan ekpresi penasaran nya . Dia terus mengekor di belakangku dan bertanya begitu kami sudah keluar dari butik. "katakan.. ayo katakan, lalu kenapa dibuang..??" dia membuatku pusing dengan pertanyaan yang terus diulang-ulang.Aku mendesah. " aku akan memberimu tiffany and co pada saat terakhir kali kita bertemu di caf..." Aku menggantungkan kalimatku. Aku bisa melihat Mika yang sedari tadi terdengar cerewet tiba-tiba diam. Ada sedikit rasa gusar yang terpancar dari matanya. " aku tahu.." ucapnya kemudian " itu pasti akal-akalanmu untuk memenangkan taruhan saja kan , dengan memberiku cincin yang mahal.." mbuhnya skeptis.Aku menatapnya dingin dan mengembuskan nafasku kasar. " sudahlah aku tidak ingin berdebat denganmu.." imbuhku lirih sebelum melajukan mobil kembali ke resort.# MIKA POV #Aku sedikit terkejut mendengar dia akan memberiku cincin, dihari terakhir kami bertemu apa itu juga salah satu taktiknya saat itu ? atau dia benar-benar tulus..? astaga Mikh.. pria brengsek macam dia bagaimana bisa tulus??. Aku buru-buru menyingkirkan fikiran baikku tentangnya dan memutuskan kembali kepada kenyataan.Jovian menatap marah ponselnya begitu kami kembali ke resot. " TEMUKAN SEKARANG... AKU TIDAK PEDULI MESKI DIA DI EROPA , ATAU DI UJUNG DUNIA... ATAU NYAWA KALIAN TARUHAN NYA ..!" Desis nya membanting kasar ponselnya keatas sofa dan memilih untuk tidur.
Aku suka melihatnya tidur, wajahnya terlihat begitu damai dan tampan, setidaknya dia tidak terlihat seperti laki-laki brengsek. Aku memutuskan ikut tidur diatas ranjangku, sebelum nanti malam kami menghadiri acara Night Party yang diadakan pihak resort.
Aku terkesiap ketika melihat wajah Jovian begitu dekat denganku, dia tersenyum . " bangun sleeping beauty, kau mau ketinggalan pestanya.." ucapnya mengusap pucuk kepalaku lembut . "jam berapa sekarang ?" ucapku parau masih enggan meninggakan tempat tidur.
" jam 6... pestanya mulai jam setengah 7, cepatlah... satu lagi.. gaun mu di atas sofa..,
Aku buru-buru berdiri dan berlari ke kamar mandi.
Jovian terlihat tampan dengan pakaian serba hitam nya, aura bos bos mafia yang dimilikinya terasa begitu terpancar malam ini.#JOVIAN POV #
Lagi lagi aku dibuat takjub oleh penampilan nya, mermaid longdress hitam yang dikenanakan begitu pas ditubuhnya, dengan warna yang begitu kontras dengan kulitnya membuatnya terlihat bak dewi malam ini, ini dia batinku,Mikhaela Agatha Dimitri, wanitaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CEO (COMPLETED )
RomansaPernahkah dalam hidup kalian semua hal terasa begitu sederhana tapi nyaris sempurna ? Keluarga kecil yang tidak kaya tapi dipenuhi cinta, semua teman yang setia dan selalu ada , kehidupan gadis normal yang tidak begitu mencuri perhatian, dan.. sahab...