THE CEO 24 - - - Ny. DIMITRI - - -

4.8K 141 0
                                    

# MIKA POV #

Aku berjalan cepat cepat meninggalkan Jovian dibelakang dan langsung memasuki rumah begitu kami selesai dari pesta. Baru saja aku akan membuka pintu kamarku, ketika Jovian mencekal pergelangan tangnku, " lepas...!" ucapku sinis menghempaskan tangan nya." ada apa mikh? kenapa kau tiba tiba marah...?" Jovian terdengar tidak sabar." damn.. lepas.." aku memukul lengan Jovian beberapa kali, tapi tidak ada respon darinya." kau meninggalkan pesta nya begitu saja, ada apa mikh ?" Jovian masih menatapku kesal." tidak ada...!!!" jawabku dingin tanpa melihat kearahnya. " apa karena ciuman tadi..?" Jovian mendekatkan wajahnya, berusaha melihat ekspresiku." akh..." aku ragu harus menjawab apa atas pertanyaan nya barusan. " aku tidak akan minta maaf untuk itu.." ucapnya datar melepas cekalan nya " lagi pula, kau menikmati... dan... membalasnya.." Laki-laki itu tersenyum kearahku dengan senyum menggodanya yang hampir saja membuatku seperti lilin yang dibakar. " aku akan melakukan nya lagi, lagi dan lagi kalau kau melakukan apa yang tidak kusukai.." ucapnya lembut sebelum meninggalkanku. "seperti berdansa dengan laki-laki lain selain aku, suamimu.."imbuhnya sebelum benar-benar berjalan ke kamar nya.Keesokan harinya,Aku membuatkan beberapa menu english breakfast untuk kami berdua.

Keesokan harinya,Aku membuatkan beberapa menu english breakfast untuk kami berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" apa yang kau buat mikh... aromanya enak sekali.." Aku terkejut dan menjatuhkan pisau ditanganku begitu merasakan nafas seseorang menyapu area telinga dan leherku. " astaga.. kau.." pekikku. " omegot, what the hell are you going to do ? " ucapnya pura-pura terkejut begitu aku memungut pisau yang kujatuhkan. "don't kill me mikh please..aku bahkan belum menikmati malam pertama dengan istriku, so let me go, don't kill me " Jovian memasang wajah pura pura ketakutan, membuatku sontak tertawa melihat ekpresinya yang lucu." nah kan..." Jovian menggantungkan kalimatnya menatapku. " aku akhirnya bisa membuatmu tertawa.." ucapnya tulus. Aku menghentikan tawaku seketika, memasang wajah datar dan berjalan ke meja makan meninggalkan nya."mikh... dad memberikan kita voucher honeymoon ke maldieves , kita aka berangkat lusa" ucapnya sembari memasukan beberapa potongan telur ke mulutnya.Aku mengangguk sekilas, " aku ingin bekerja mulai miggu depan.." . " tapi maldieves nya ?" dia melirik aku yang menyesap kopi hitamku pelan. " kita akan berangkat lusa bukan ? kita bisa kembali sebelum hari minggu..." ucapku datar, memasukan sesuap pancake ke mulutku." apa?? itu hanya empat hari mikh.. kita akan honeymoon di luar negeri, bagaimana bisa hanya dihabiskan dalam empat hari ?" ucapnya kesal sembari menghabiskan telur dadar di piringnya. " kita hanya akan liburan bukan? empat hari lebih dari cukup, lagi pula kita tidak melakukan apa apa selain jalan jalan disana, untuk apa berlama-lama ! " balasku ketus." mikh.. kita akan honeym..." aku menghentikan kalimatnya dengan menyodorkan sesendok penuh pancake ke mulutnya. " kau masih ingat perjanjian kita bukan ? jadi jangan pernah membayangkan , melakukan kegiatan suami istri apapun denganku..!" ucapku dingin kemudian kembali ke kamar.

# JOVIAN POV #
Aku melihat Mika duduk sendirian di ruang tamu sambil menonton kartun kesukaan nya, doraemon. Aku berdeham membuatnya mendongak ke arahku. " aku akan ke kantor , dan kembali sebelum sore..ada beberapa berkas yang harus aku tanda tangani sebelum kita pergi ke maldieves.." Ucapku lembut berpamintan yang hanya dibalasnya dengan anggukan kecil. Dia kembali mengarahkan pandangan nya ke layar televisi didepannya dan megacuhkan ku. Dia pasti akan marah setelah ini, tapi aku tidak punya pilihan lain. aku menelangkup wajahnya dengan kedua tanganku, membuat wajahnya mendongak ke arahku, aku mendaratkan kecupan singkatku dibibirnya sebelum pergi ke kantor. Aku bahkan sempat mendengar dia mengumpat saat aku berjalan keluar rumah.

# MIKA POV #
Aku berjalan lambar menyusuri koridor The-D Corps, tak kusangka aku harus menginjakka kaki ku lagi di tempat ini. Aku tersenyum ramah kepada beberapa orang yang aku kenal, tapi semua sudah berubah. orang orang yang biasanya akan menyapaku dengan menepuk bahu, kini mereka tersenyum dengan membukukan setengah badan padaku, dan mereka juga tak lagi menyebut mika sebagai panggilan terhadapku melainkan Mrs. Dimitri, aku belum terbiasa dengan nama itu.Aku menenteng sebuah tas bekal mungil, dan berjalan ke lantai 16, keruang CEO.Aku mengetuk pintu ruangan yang dulu pernah kutempati. Seorang laki-laki tiga puluhan keluar. " ah... Ny. Dimitri ? ada yang bisa dibantu ? silahkan masuk " ucapnya ramah. Aku hanya tersenyum tipis. " Saya Bimo, sekretaris baru Tuan dimitri, anda mau bertemu beliau ? mari saya antar.." lagi-lagi pria itu berbicara dengan nada ramah dan sopan.Aku membuka pintu ruang kerja Jovian perlahan, dan menemukan dia sedang berbaring diatas sofa nya. Aku mengisyaratkan Bimo untuk meninggalkan kami berdua.Aku mengguncang tubuhnya perlahan, dan mengembalikan kesadaran nya " mikh.. kau disini?" ucapnya parau. " aku membawakan makan siang.." jawabku singkat. Dengan cepat aku mengeluarkan kotak bekal dari tas yang sedaritadi kugenggam dan membuka nya.

 Dengan cepat aku mengeluarkan kotak bekal dari tas yang sedaritadi kugenggam dan membuka nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" oh lunch box ? " ucapnya tertarik dengan apa yang baru saja kuletakan diatas meja nya. " mom tadi mampir ke rumah, dan mengajaku memasak.. karena kami membuat cukup banyak makanan, beliau minta aku mengantarnya untuk mu juga..makanlah.." ucapku dingin menyodorkan kotak bekal berisi makan siang itu padanya. "ah... " Aku melihat Jovian memutar-mutar lengan kanannya terus menerus. " kenapa?" tanyaku ketus. " aku menandatangi cukup banyak berkas sekarang tanganku sakit, bagaimana aku bisa memakan makanan enak ini ya ..?" laki-laki itu merubah ekpresinya seolah olah sedang sedih dan menyesal, membuatku menghela nafas kasar dan buru buru menyodorkan sesuap makanan itu pada nya. " cepat makan.." ucapku masih dengan nada dingin yang ku pertahankan.Jovian menerima suapan demi suapan yang kuberikan dan mengunyahnya dengan lahap, meski begitu dia masih saja terlihat tampan. " kau tidak makan ?" tanya nya kemudian, ketika bekal yang kubawa hampir habis. " sudah tadi sama mom, aku makan sebelum kesini... kami membuat terlalu banyak tadi.. aku bahkan sempat membawakan untuk kak abhi juga.." jelasku panjang lebar. membuat perubahan ekspresi diwajahnya muncul seketika. Aku meletakkan kotak bekal dipangkuanku ke atas meja dan menatapnya yang terlihat sedikit marah. " a..ada apa?" ucapku ragu, aku berusaha menyembunyikan rasa takutku terhadap tatapan nya saat ini.Jovian merebahkan tubuhku diatas sofa miliknya, dan minindihku, dalam hitungan detik, lenganya sudah mengunci kuat kedua tanganku. Tubuhku seakan lemah dibawah kendali nya. Tanpa aba-aba Jovian mendaratnya ciuman nya di leherku, menghirup aroma nya kuat dan lama, laki-laki itu menenggelamkan wajahnya cukup lama disana.Otakku terus menolak apa yang dilakukan nya, tapi tubuhku memberian reaksi lain atas setiap sentuhan nya. Detik berikutnya dia mengangkat tubuhku dan menghentikan aktifitasnya."a..apa yang barusan kau lakukan? " desisku. Jovian tak bergeming, dan kembali melanjurtkan makan nya. " dasar bastard ! " runtukku lirih sebelum memutuskan meninggalkan ruang kerjanya. " jangan buat aku cemburu seperti ini lagi Mrs. Jovian dimitri ... aku tidak tahu seberapa lama lagi aku mampu mengendalikan diri didekatmu.." ucapannya menggantung, membuatku seketika menoleh kearahnya. Dia melembutkan pandangan nya dan mengeluarkan smirk khasnya " Kau hanya boleh memikirkan satu laki-laki yaitu aku.." ucapnya dengan tatapan yang dibuat menggoda. Seketika aku berbalik pergi meninggalkan nya , hell yeah bastard !Aku mengatur nafas dan detak jantungku yang tidak karuan begitu sampai di kamar mandi, aku mempehatikan cermin sekilas, ada sebuah memar merah kehitaman di area leherku, membuatku mengumpat dalam hati, buru-buru aku mengalungkan scarft yang tergantung ditasku ke leher, dan berjalan cepat meninggalkan gedung perkantoran ini.

THE CEO (COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang