16

22 3 0
                                    

if you love me let me go..

* * *


-edited-

"Eh loh, kalian ko bisa sarapan di sini bareng Inong?" Celo akhirnya menyadari kehadiran dua mahluk yang disebut idola di kampusnya itu.

"Ya bisa lah, kita kan prend, yakan, Nong?" Barto menggerakkan alisnya sambil menatap Inong.

Haish paling benci gw liat orang gerakin alis. Inong menanggapi Barto dengan senyuman terpaksa.

"Kenalin dong oiy!" Bawelnya si Barto.

"Ini Una, ini Celo, temen sekelas gw. Jangan macem-macem sama mereka, udah ada yang punya" Inong berkata dengan nada datar, Ipang menahan tawa dengan telapak tanganya.

Galak banget.

"Selama janur kuning belum melengkung--"

"Heh! Macem-macem gw pitesin otong lu, bang" refleks, Barto menutupi selangkangannya.

Dia bergidik ngeri melihat ekspresi tidak bersahabat dari Inong.

"Sadis amat lu" Inong menjulurkan lidah, tidak peduli.

Untunglah lama kelamaan suasana di antara mereka perlahan mencair. Mereka saling bercerita, bahkan sampai membahas hal yang sebenarnya tidak penting. Sesekali Ipang mencuri pandang kepada Inong, lalu tersenyum sendiri mirip penghuni rumah sakit Cisarua.. Dan Una tidak suka melihat gelagat Ipang.

Belum juga masuk kamar kost, Una sudah memulai interogasinya "kamu sama Ipang, ada hubungan apa?"

"Hah? Apaan?"

Inong mengernyit, entah beneran ga mengerti atau pura-pura doang. Una menghela nafas, kesal dengan tingkah sahabatnya itu.

"Sejak kapan kalian deket? Bukannya kamu kesel sama dia? Kenapa sejarang jadi akrab? Atau jangan-jangan kamu jadi suka sama dia?"

"Kamu ngomong apa sih, Na?" Inong masih terlihat bingung.

"Kamu suka sama dia, iya kan?" Suara Una meninggi.

"Kalo iya, emang kenapa?" Balas Inong tak kalah sengit, emosinya terpancing.

"Iya, Na. Emang kenapa kalo Inong suka sama Ipang? Ga boleh?" Emosi Celo ikutan terpancing sekaligus bingung dengan arah pembicaraan Una.

Una memperlihatkan ekspresi tidak suka kepada Celo dan Inong, "kamu tau, Mawan tuh suka sama kamu! Kenapa kamu malah deket sama Ipang yang baru kamu kenal?" Inong terperangah.

Pantesan si Mawan baik sama aku.

Inong langsung teringat sesuatu, Mawan sering mengantarnya ke sana ke mari dengan suka rela, tanpa peduli cuaca panas atau hujan. Bahkan dia pernah mengantarnya pulang waktu badannya demam dan nyaris pingsan di kosan Una.

Mawan juga sering membelikannya makanan atau minuman, di kantin babeh, setelah latihan. Lalu pas nonton Revenge!, dia juga menolong Inong yang hampir ditabrak orang-orang yang berlarian mendekati panggung.

Ya salam, ko aku ga nyadar?

Jutaan kata ada di KBBI, tapi Inong tidak bisa mengucapkan satu katapun untuk menjawab Una.

"Baru ngeuh?"

"Trus menurut kamu aku kudu gimana?" Inong bingung.

"Ya ga gimana-gimana, Nong. Itu mah urusan si Mawan, gausah dipikirin!" dengan santainya Celo menanggapi pertanyaan Inong tanpa peduli dengan Una yang semakin terlihat kesal.

My Favorite DrummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang