Note:
Hola, mantemans.. Mon maap yaah bab-bab sebelumnya sedikit diedit. Selain untuk mengurangi typo yang bertebaran dan sedikit mengurangi penggunaan bahasa daerah, ada yang harus disingkronkan.
Maksudnya gini..
Cerita ini tuh dibuat cuma dengan bekal kerangka pendek per-bab. Sedangkan pengembangan setiap bab-nya dibuat dadakan, kaya tahu bulat. Makanya ketika dibaca lagi dari bab awal, ternyata ada yang kurang singkron gitu. Ga mengubah cerita secara keseluruhan sih, tipis-tipis aja, kalau penasaran boleh dibaca lagi. Ngga juga gapapa.. Di bab-bab selanjutnya nanti akan coba dijelaskan lagi..
Well.. Gitu aja sih.. Oiya! Mulai bab ini, ga akan ada lagi marah-marahan, karena ceritanya akan fokus ke seputar perkembangan karir musik bandnya Inong dkk, Revenge!. Dengan kata lain, mendekati ending..
Hope you enjoy..
* * *
Kelas -tumben-tumbenan sudah penuh, padahal dosennya belum datang- mendadak heboh. Gara-gara dua manusia paling berisik berteriak histeris melihat cincin di jari manis tangan kiri Inong. Para cewek otomatis mengerubungi sumber kehebohan dengan tatapan penasaran."Ya ampun, kang Ipang romantis banget!"
"Pengen digituin juga iih.."
"Ada lagi ga ya, yang kaya kang Ipang?"
"Kang Ipang bikin rahimku anget!"
Ok, pekikan terakhir yang entah diucapkan oleh siapa, sukses menghempaskan mood Inong sampai ke Bikini Bottom. Di rahim dia ada api unggun apa gimana?
Una dan Celo cuma bisa nyengir kuda, mendapatkan pelototan super mengerikan dari Inong. Seolah dia ingin menelan mereka berdua sekaligus. Untung saja kehebohan itu tidak berlangsung lama, ketika sensei Kimura memasuki kelas, kerumunan itu bubar dengan sendirinya membiarkan sensei memulai kelasnya.
Kabar tentang Inong yang dilamar Ipang segera menyebar dari mulut ke mulut. Bahkan ketika Inong dan dua sahabatnya sedang berjalan menuju kantin babeh, mereka sempat mendengar beberapa orang berbisik-bisik membicarakan kabar itu. Katanya bisik-bisik, ko kedengeran?
Inong merasa dejavu. Bisik-bisik dan tatapan yang dia dapat dari orang-orang hari ini, mengingatkannya saat pertama kali bertemu -lagi- dengan Ipang di depan ruang dosen setahun yang lalu. Eh! Udah setahun aja, ga kerasa ya.. Lah kenapa malah nostalgia? Dia kan lagi ngambek! Inong kembali menghujami Celo dan Una dengan tatapan singa kelaparan.
"Kalian sih, terlalu heboh! Jadi bahan gosip kan!" Inong mengomeli dua sahabatnya itu.
"Biarin aja sih, iri mereka tuh!"
"Iya, biarin lah, Nong. Biar semua orang tau kang Ipang ngebet banget sama kamu"
"Dan biar mereka juga tau, kalau kang Ipang udah punya kamu"
"Jauh-jauh deh pelakor"
"Eh ngomong-ngomong si pelakor itu kemana ya?"
"Iya, jarang liat di kampus. Biasanya keliatan mulu"
Tidak mau menanggapi ucapan Una dan Celo yang saling bersahutan, Inong memilih melipir ke singgasana tetapnya di kantin babeh. Mengabaikan kedua sahabatnya dengan menenggelamkan diri di dunia maya. Membuka aplikasi instagram.
Ada dua foto yang di-tag ke akunnya, dari Ipang. Foto dirinya yang sedang meminum kopi saat break manggung di Da Coffee House dan.. Inong mengusap wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Drummer
Literatura Feminina"hei, kang kendang! kita ketemu lagi.." Ipang, idola para maba "apa ai kamu, emang kita pernah ketemu?" Inong, mah apa atuh .:start 050319, end ?